TANGGAP PERTUMBUHAN AWAL JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) TERHADAP BOKHASI GULMA GLETANG (Tridax procumbens) YANG DIPERKAYA KAPUR PADA TANAH ULTISOL

Edi Susilo

Abstract


Budidaya jarak pagar dengan memanfaatkan campuran tanah dan bahan organik dari alam untuk media tanam masih terbatas informasinya. Bahan organik yang murah dan melimpah serta bermanfaat bagi pertumbuhan jarak pagar sangat dibutuhkan. Potensi yang belum banyak digali adalah pemanfaatan gulma yang berada di lingkungan kita yang bisa dimanfaatkan sebagai bokhasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kombinasi bokhasi gletang (Tridax procumbens) dengan tanah ultisol Bengkulu yang terbaik dengan diperkaya kapur terhadap pertumbuhan awal jarak pagar. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2012 di Kebun Percobaan Pematang Gubernur, Muara Bangkahulu, Bengkulu. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok yang disusun Faktorial dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah kombinasi bokhasi gletang dan tanah ultisol terdiri atas 3 taraf yaitu : T1 (bokhasi gletang dan tanah ultisol = 1 : 2), T2 (bokhasi gletang dan tanah ultisol = 1 : 3), dan T3 (bokhasi gletang dan tanah ultisol = 1 : 4). Faktor kedua adalah dosis kapur terdiri atas 3 taraf yaitu K1 (kapur 1,5 g/tanaman), K2 (kapur 3 g/tanaman) dan K3 (kapur 6 g/tanaman). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada 5 MST, kombinasi bokhasi gletang dan tanah ultisol dengan perbandingan 1 : 2 (T1) memberikan respon pertumbuhan terbaik pada parameter tinggi tanaman (26,83 cm), diameter batang (8,68 mm), jumlah daun (6,05 helai), kanopi (35,83 cm) dan bobot akar (0,64 g). Pengaruh kapur tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap semua parameter kecuali panjang akar terbaik dosis 3 g/tanaman (19,25 cm) maupun 6 g/tanaman (18,58 cm). Pengaruh interaksi berbeda nyata pada parameter panjang akar dan bobot akar. Panjang akar terpanjang dicapai interaksi antara perbandingan bokhasi gletang dan tanah 1 : 3 dengan kapur dosis 3 g/tanaman (23,75 cm) maupun perbandingan bokhasi gletang dan tanah ultisol 1 : 3 dengan kapur dosis 6 g/tanaman (22,50 cm). Bobot akar tertinggi dicapai interaksi perbandingan bokhasi gletang dan tanah ultisol 1 : 2 dengan kapur dosis 6 g/tanaman (0,69 g).

 Kata kunci : Jatropha curcas, gletang, ultisol, kapur

References


Cahyani, dan S. Susanti. 2003. Pengaruh Pemberian Bokashi Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Tanah serta Pertumbuhan Tanaman Pak Choi (Brassica chinensis L). Skripsi. IPB Repository diunduh 1 Januari 2013.

Fatmawaty. A. A., dan D. Firnia, 2010. Studi pengaruh intensitas pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik terhadap sifat fisik kimia tanah dan hasil tanaman jagung (Zea mays sacharata Sturt) pada tanah ultisol Banten. Prosiding Semirata Bidang Ilmu-Ilmu Pertanian BKS-PTN Wilayah Barat. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Mei 2010. Hal 461-467.

Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Presindo. Jakarta.

Ifansyah, H., F. Razie, E. Purnomo, dan B. Boko. 2003. Dinamika Aluminium “Rhizosfir” karena aplikasi beberapa sumber fosfat dan hubungannya dengan pertumbuhan tanaman di tanah Ultisol. J Agroscientiea. 10 (2): 86-95.

Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. 114 hal.

Prihandana, R. Roy, H. 2008. Energi Hijau. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rismunandar. 1993. Tanah dan Seluk Beluk bagi Pertanian. Sinar Baru Algasindo. Bandung.

Sarief, S. 1989. Fisika-Kimia Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung.

Sudradjat, 2006. Memproduksi Biodiesel Jarak Pagar. Penebar Swadaya. Jakarta.

Susilawati, R. 2000. Penggunaan Media Kompos Fermentasi (Bokashi) dan Pemberian Effective Microorganism - 4 (EM-4) Pada Tanah Podzolik Merah Kuning Terhadap Pertumbuhan Semai Acacia mangium Wild. Skripsi. IPB Repository diunduh 2 Januari 2013.




DOI: https://doi.org/10.21107/agrovigor.v6i1.1480

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2015 Edi Susilo

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

situs scatter hitam