PENGARUH TINGGI BEDENGAN PADA DUA VARIETAS LOKAL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)
Abstract
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif, komoditas ini juga merupakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja yang memberikan kontribusi cukup tinggi terhadap perkembangan ekonomi wilayah, karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan Jawa Timur yang sangat fluktuatif harga maupun produksinya. Penelitian dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura di Desa Telang, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan yang berada pada ketinggian ± 3 m di atas permukaan laut dengan jenis tanah grumusol. Penelitian dilakukan pada bulan November 2011 sampai dengan Februari 2012. Perlakuan tinggi bedengan tidak menunjukkan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah pada semua parameter. Perlakuan tinggi bedengan 40 cm (T1) cenderung menghasilkan jumlah daun ( 29,66), bobot basah pertanaman (43,37 g) dan bobot basah umbi per bedengan (3450 g) dan bobot kering umbi per bedengan (8,9 g) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan tinggi bedengan 50 cm (T2) dan 60 cm (T3). Perlakuan jenis varietas tidak menunjukkan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah pada semua parameter. Perlakuan varietas Nganjuk (V2) cenderung menghasilkan tinggi tanaman (26,12 cm) dan jumlah daun (27) lebih tinggi dibandingkan varietas lokal Madura (V1), sedangkan varietas lokal Madura (V1) cenderung memberikan bobot basah umbi per tanaman (39,24 g) dan bobot basah umbi per bedengan (3150 g) lebih tinggi dibanding varietas Nganjuk (V2). Perlakuan tinggi bedengan dan dua varietas bawang merah tidak menunjukkan pengaruh yang nyata pada semua parameter pengamatan.
Kata Kunci : varietas lokal, bawang merah, tinggi bedengan.Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
AAK. 1983. Dasar-dasar Bercocok Tanam . Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
AAk, 2004. Pedoman Bertanam Bawang, Kanisius, Yogyakarta. Hlm 18. BPPT, 2007 . Teknologi budidaya Tanaman Pangan.
Anonim. 2011. Bawang Merah dan Bawang Putih. Balai Informasi Pertanian Jawa Barat.
Anonymous, 2009. Bercocok Tanam dan Sayuran Dataran Rendah, Balai Penelitian Hortikultura, Lembang.
Bawarsiati, 2009. Budidaya Bawang Merah dan Penanganan Permasalahannya
BPS (Badan Pusat Statistik) Republik Indonesia . 2009. Data Hasil Produksi Tanaman Sayuran. Jakarta.
Deptan. 2007 . Pengenalan Dan Pengendalian Beberapa OPT Benih Hortikultura.
Deptan. 2007 . Prospek Dan Arah Pengembangan Agribisnis Bawang Merah. c
http://suhadahanum.com/2012/04/cara-budidaya-bawang-merah/ di akses pada tanggal 28 April 2012.
http://sa4t1.wordpress.com/2006/10/07/budidaya-bawang-merah-di-luar-musim/ di akses pada tanggal 28 April 2012
Marah Maradjo, 1988. Flora Indonesia, Rempah-rempah. Citra Lamtoro Gung Persada. Jakarta.
Muhammad Kusmana dan Ani Sunarto. 1991. Bawang Merah Sumenep Bawang Merah Lokal Komersial. Dalam: Info Agribisnis Trubus No. 46 Tahun IV Oktober 1992.
Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Rahayu Sri & Berlian. 2002. Produksi dan Kegunaan Bawang Merah. Indrapress. Jakarta.
Rukmana, R. 1999. Budidaya Bawang Merah Dan Pasca Panen. Kanisius.
Yogyakarta.
Rismunandar. 1993. Bercocok Tanam Umum. Penerbit Co. Yasaguna, Jakarta.
Samsudin, S. 1986. Budidaya Bawang, Bima Cipta, Bandung.
Singgih Wibowo. 1987. Budidaya Bawang Putih, Bawang Merah, Bawang Bombay. Dalam: Seri Pertanian LXXX/270. Penebar Swadaya, Jakarta.
Suryanto. 2002. Bercocok Tanam Bawang Merah (Allium ascalonicum L.).
Sutanto, Rachman. 2002. Pertanian Organik : Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Jakarta: Kanisius.
Sutedjo, M.M., 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.
DOI: https://doi.org/10.21107/agrovigor.v7i2.1442
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Holish -, Eko Murniyanto, Catur Wasonowati
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.