Kajian Perubahan Sifat Fisik dan Kimia Akibat Penyawahan pada Andisol Sukabumi, Jawa Barat
Abstract
Areal persawahan di Indonesia tersebar hampir 42% lahan sawah ada di Pulau Jawa, 27% di Sumatera, sedangkan 13%, 11%, dan 7% berturut-turut ada di Kalimantan, Sulawesi, dan Bali, NTB dan NTT. Lahan sawah menunjukkan adanya indikasi pelandaian produksi padi yang disebabkan oleh degradasi kesuburan tanah dan perubahan sifat fisik akibat reaksi fisiko kimia tanah sawah. Sesuai dengan sifat tanah asalnya, baik dimanfaatkan untuk lahan kering atau lahan sawah, terdapat perbedaan yang mendasar atas kedua tanah tersebut. Perbedaan tersebut nampak pada sifat morfologi, fisika, dan kimia. Penelitian ini difokuskan pada perubahan-perubahan sifat-sifat tanah antara lain sifat morfologi, fisik maupun kimia pada ordo Andisol di daerah Sukabumi, Jawa Barat. Pada lokasi atau daerah penelitian diamati 6 profil. Masing – masing 3 profil untuk tanah sawah, dan 3 profil untuk tanah bukan sawah (Tegal). Sifat fisik pada ordo Andisol menunjukkan perbedaan yang cukup nyata adalah nilai bobot isi (Bulk Density). Perlakuan pengolahan lahan pada epipedon (kegiatan pembajakan dan pelumpuran) dapat meningkatkan nilai bobot isi tanah. Bobot isi tanah pada lapisan tapak bajak (pada lahan sawah) lebih tinggi dari lapisan tanah di atas maupun dibawahnya. Penyawahan tidak menyebabkan perubahan pH tanah. Perbedaan kandungan C-organik yang di amati, banyak dipengaruhi oleh sedikit banyaknya masukan bahan organik ke dalam tanah. Nilai Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah dipengaruhi kandungan C-organik dan jenis mineral liat pembentuk tanah tersebut. jadi perbedaan nilai KTK antara lahan tegal dengan lahan sawah banyak dipengaruhi oleh banyaknya masukan bahan organik ke dalam tanah, sehingga semakin tinggi nilai C-organiknya maka semakin tinggi pula nilai KTK nya.
Keywords
Full Text:
Full Text (Bahasa Indonesia)References
Adiningsih, J. S. 1992. Peranan Efisiensi Penggunaan Pupuk untuk Melestarikan Swasembada Pangan. Orasi Pengukuhan Ahli Peneliti Utama. Badan Litbang Pertanian, Deptan. Jakarta.
Atmojo, S. W. 2003. Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya Pengelolaannya. Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu Kesuburan Tanah. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Hardjowigeno, H. dan M. L. Rayes. 2005. Tanah Sawah. Bayumedia. Malang.
Munir, M. 1987. Pengaruh Penyawahan Terhadap Morfologi, Pedogenesis, Elektrokimia, dan Kalsifikasi Tanah. Disertasi Non Publikasi. Institut Pertanian Bogor.
Moorman, F. R. and N. van Breemen. 1978. Rice: Soil, Water, Land. IRRI. Los Banos, Laguna, Philippines.
Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. 2000. Atlas Sumberdaya Tanah Eksplorasi Indonesia, Skala 1 : 1.000.000. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Rao, N.S.S. 1994. Mikroorganisme tanah dan pertumbuhan tanaman (TNH). Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Rayes, M. L. 2000. Karakteristik, Genesis dan Klasifikasi Tanah Sawah dari Bahan Volkan Merapi. Disertasi Non Publikasi Institut Pertanian Bogor.
Setyorini, Diah., Ladiyani Retni Widowati, dan Sri Rochayati. 2004. Teknologi Pengelolaan Hara Sawah Intensifikasi. Hal 137-167 dalam Fahmuddin. A., A. Adimihardja, S. Hardjowigeno, A. M. Fagi, W. Hartatik (Eds). Tanah Sawah dan Teknologi Pengelolaannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Bogor.
USDA. 1998. Keys to Soil Taxonomy. Eight ed. USDA. Kunci Taxonomi Tanah. Penerjemah Puslittanak. Bogor.
DOI: https://doi.org/10.21107/agrovigor.v11i1.4867
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Dewo Ringgih, M. Luthfi Rayes, Sri Rahayu Utami
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.