The social stratification of the Madurese society and its implications on the usage of Bhasa Madhura
Abstract
This paper explored the life of social stratification of the Madurese society and the usage of Bhasa Madhura (Madurese language) by using two theories, namely Talcott Parsons’ structural functionalism theory and stratification theory by Paul B. Horton. The research method used in this research was a qualitative descriptive method. The authors based this research on literature review and empirical data by observation and interviews. Through data analysis, the author uncovered several findings. First, the social stratification styles of the Madurese society in the context of status, class, and occupation was divided into three types, namely the levels of the oreng kenek, pongghaba, and parjaji communities. Second, the social stratification styles from religious context were divided into six types, including keyae, ajji, modin, bindharah, santre, and banne santre. Third, the usage of Bhasa Madhura in the Madurese social stratification was divided into different honorifics, from the highest and most polite honorific to the lowest or impolite honorific. Besides that, the usage of abhasa (enggi bunten) styles and ta’abhasa (enja’-iye) styles also occur in some aspects of Madurese conditional and contextual life. The findings of this study could be used to advise the preservation of Bhasa Madhura in the social stratification realm.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Adam, S. (2018). Efektifitas bahasa Gorontalo dalam penyampaian materi dakwah. Mediakita, 2(1), 17–25. https://doi.org/10.30762/mediakita.v2i1.979
Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi penelitian kualitatif. CV Jejak.
Asdriyatorina, A., Dzulkarnain, I., & Prananta, A. W. (2012). Jaringan sosial bangsawan di pemerintahan Kabupaten Sumenep Madura. Dimensi, 4(1), 1–14. https://www.academia.edu/13857021/Jaringan_Sosial_Bangsawan_Kabupaten_Sumenep
Azhar, I. N. (2009). Karakter masyarakat Madura dalam syair-syair lagu daerah Madura. Atavisme, 12(2), 217-228. https://doi.org/10.24257/atavisme.v12i2.171.217-228
Bahri, S. (2016). Perspektif teori struktural fungsionalisme tentang ketahanan sistem pendidikan pesantren. Miqot: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 40(1), 88–105. https://doi.org/10.30821/miqot.v40i1.221
Berger, P. L. (1994). Langit suci-agama sebagai realitas sosial. LP3ES.
Effendy, M. H. (2014). Analisis kearifan lokal dalam konteks tindak tutur bahasa Madura. Okara, 8(2), 19–44.
Geertz, C. (2013). Agama Jawa: Abangan, santri, priyayi dalam kebudayaan Jawa. Komunitas Bambu.
Hannan, A., & Abdillah, K. (2019). Hegemoni religio-kekuasaan dan transformasi sosial: Mobilisasi jaringan kekuasaan dan keagamaan kyai dalam dinamika sosio-kultural masyarakat. Sosial Budaya, 16(1), 9. https://doi.org/10.24014/sb.v16i1.7037
Harits, I. W. (2018). Religious and moral values in Madura folktales. Sirok Bastra, 1(2), 243–249. https://doi.org/10.37671/sb.v1i2.27
Hidayat, A. R. (2013). Makna relasi tradisi budaya masyarakat Madura dalam perspektif ontologi Anton Bakker dan relevansinya bagi pembinaan jati diri orang Madura. Filsafat, 23(1), 21-32. https://doi.org/10.22146/jf.13155
Ismawati, E. (2014). Stratifikasi sosial dan teori stratifikasi sosial. http://estiisma.blogspot.com/2014/11/setiap-masyarakat-senantiasa-mempunyai.html
Jam’a, I. (2016). Pesantren dan pengajian ta’aruf studi tentang eksistensi biro jodoh di pondok pesantren mahasiswa Al-jihad Surabaya [UIN Sunan Ampel Surabaya]. http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/3955
Jonge, H. De. (2011). Garam kekerasan dan aduan sapi. LKiS.
Kuntowijoyo. (2002). Perubahan sosial dalam masyarakat agraris Madura 1850-1940. Mata Bangsa.
Ma’arif, S. (2015). The history of Madura: Sejarah panjang Madura dari kerajaan, kolonialisme sampai kemerdekaan. Araska.
Mahasin, A. (1996). Ruh Islam dalam budaya bangsa: Aneka budaya nusantara. Yayasan Festival Istiqlal.
Moehnilabib, M., Mukhadis, A., Ibnu, S., Suparno, Rofiuddin, A., & Sukarnyana, I. W. (1997). Dasar-dasar metodologi penelitian (pertama). Lembaga Penelitian IKIP Malang.
Mohsi, M. (2019). Langghar, kophung, dan bhaqaf: Konservasi kebudayaan khazanah keislaman Madura. Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan, 14(1), 14. https://doi.org/10.14710/sabda.14.1.14-20
Mulyadi, M., & Bukhory, U. (2019). Stratifikasi sosial ondhâg bâsa bahasa Madura. Nuansa: Jurnal Penelitian Ilmu Sosial dan Keagamaan Islam, 16(1), 1. https://doi.org/10.19105/nuansa.v16i1.2403
Purnomo, J. E., Sariono, A., Sofyan, A. (2013). Pemakaian bahasa pada masyarakat Madura di desa Kedungdowo Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo. 1(1), 1–13. http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/60796
Raihany, A. (2015). Pergeseran penggunaan bahasa Madura di kalangan anak- anak sekolah dasar negeri di desa Pangarangan Kecamatan, Kota Sumenep. Nuansa, 12(1), 47–74. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.19105/nuansa.v12i1.697
Ramadlan, M. F. S. (2013). Revitalisasi dimensi budaya dalam pembangunan berkelanjutan di Madura melalui peran kiai dan pesantren. Karsa: Journal of Social and Islamic Culture, 21(1), 73-87. https://doi.org/10.19105/karsa.v20i2.32
Ritzer, G., & Smart, B. (2012). Handbook teori sosial. Nusa Media.
Rizam, M. M. (2013). Perubahan sosial etnik Madura dalam lirik lagu kontemporer berbahasa Madura. Pendidikan Humaniora, 1(2), 109–116. https://doi.org/10.17977/jph.v1i2.3984
Sadzali, A. M. (2018). Kelas haji kelas sosial: Sejarah haji dari zaman kolonial hingga kini ditinjau dari kajian kritis kapitalisme. Tsaqofah dan Tarikh: Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam, 3(1), 25. https://doi.org/10.29300/ttjksi.v3i1.1551
Saputra, E. (2018). Stratifikasi sosial ditinjau dari aspek santri dan bukan santri di desa Wargabinangun, Kabupaten Cirebon. SAP (Susunan Artikel Pendidikan), 3(2), 163–169. https://doi.org/10.30998/sap.v3i2.3037
Sofia, G. A. (2014). Stratifikasi sosial masyarakat Madura. https://www.kompasiana.com/gitaaidansofiana/54f94402a3331176178b495e/stratifikasisosial-masyarakat-madura
Susanto, E. (2017). Kepemimpinan (kharismatik) kyai dalam perspektif masyarakat Madura. Karsa, XI(1), 30–40. https://doi.org/10.19105/karsa.v11i1.146
Syarif, Z. (2017). Manajemen kepemimpinan kiai dan kontribusinya terhadap mutu pendidikan pesantren. Fikrotuna, 6(2), 521–531. https://doi.org/10.32806/jf.v6i2.3112
Weber, M. (2009). Sosiologi. Pustaka Pelajar.
Zamroni, I. (2012). Dinamika elit lokal Madura. Masyarakat: Jurnal Sosiologi, 17(1), 23–48. https://doi.org/10.7454/mjs.v17i1.3744
DOI: https://doi.org/10.21107/sml.v3i2.7371
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Lukman Fajariyah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Simulacra has been indexed in these prominent indexing services:
Simulacra is licensed under a Creative Commons BY-NC-SA and published by the Center for Sociological Studies and Community Development, Department of Sociology, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesia.