ANALISA KANDUNGAN GIZI DAN SENYAWA BIOAKTIF KEONG BAKAU (Telescopium telescopium) DI SEKITAR PERAIRAN BANGKALAN

Hafiluddin Hafiluddin

Abstract

Keong Bakau (Telescopium telescopium) merupakan salah satu jenis gastropoda yang. banyak dikonsumsi sebagai lauk pauk dan memiliki khasiat sebagai obat asma. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kandungan gizi dan senyawa bioaktif Telescopium telescopium di perairan Bangkalan. Telescopium telescopium memiliki kandungan nutrisi tinggi dengan nilai protein sebesar 12,16%, lemak 0,38%, mengandung asam amino essensial tertinggi berupa asam glutamat 1,20% dan asam amino non essensial berupa histidin sebesar 1,56%. Kandungan asam lemak jenuh tertinggi pada palmitat sebesar 27,81% dan asam lemak tidak jenuh pada lenoleat sebesar 9,03%. Ekstrak kasar daging Telescopium telescopium mengandung senyawa alkaloid, steroid dan flavonoid dengan IC50 aktivitas antioksidan tertinggi pada pelarut methanol sebesar 22,08 ppm.

Keywords

Telescopium telescopium; kandungan gizi; senyawa bioaktif; Bangkalan;

Full Text:

PDF

References

Ardani D.S. 1997. Analisa Kandungan Gizi Pada Gastropoda Asal Muara Sungai Pompengan Luwu. Skripsi. Fakultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Hasanuddin. Ujung Pandang.

Astawan M., dan Kasih A.L. 2008. Khasiat Warna-Warni Makanan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Associatition of Official Analytical Chemist (AOAC). 2005. Official Methods of Analisis (18 End). Associatition of Official Analytical Chemist Inc. Mayland. USA.

Blois, MS. 1958. Antioxidant determinations by the use of a stable free radical. Nature 181: 1199-1200.

Budiyanto A. K. 2002. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.

Eliya, B., Soleh K., dan Muhammad H. 2009. Senyawa triterpenoid dari ekstrak N-heksana kulit batang tanaman Gharcinia Benthami. Journal Makara Sains.13:9-12.

Hafiluddin. 2011. Kandungan Gizi dan Karateristik Senyawa Bioaktif Lintah Laut (Discodoris sp.) Sebagai Antioksidan. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 3(1): 1-6.

Hamsiah, Djokosetiyanto D., Adiwilaga E.M., dan Nirmala K. 2002. Peranan Keong Bakau (Telecopium telescopium) Sebagai Biofilter Pengolahan Limbah Budidaya Tambak Udang Intensif. Jurnal Akuakultur Indonesia. 1(2): 57-63.

Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia. Penerbit Intitut Teknologi Bandung. Bandumg.

Hustiany R. 2005. Karakteristik Produk Olahan Kerupuk dan Surimi dari Daging Ikan Patin (Pangasius sutchi) Hasil Budidaya Sebagai Sumber Protein Hewani. Media Gizi dan Keluarga. 29 (2): 66-74.

Kannan A, Hettiarachchy N, Narayan S. 2009. Colon and breast anti-cancer effects of peptide hydrolysates derived from rice bran. The Open Bioactive Coumpounds Journal 2:17-20.

Kirno M., Hafiluddin dan Haryo Triajie. 2012. Analisis proksimat dan kandungan kimia Telescopium telescopium dari perairan Sepuluh dan Socah. Jurnal Kelautan. 5(1): 72-82.

Lehninger AL. 1988. Dasar-dasar Biokimia Jilid 1. Thenawidjaja M, penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Principles of Biochemistry.

Noviana, E.D. 2006. Pertumbuhan dan Kelulushidupan Keong Bakau (Telecopium telescopium) Dalam Pemanfaatannya Sebagai Biofilter Limbah Tambak Udang Intensif. Skripsi. Universitas Muhammadyah Malang.

Oktaviana, L. 2003. Struktur Komunitas Gastropoda di Hutan Mangrove Pulau Buru Kabupaten Karimun. Skripsi. Media B.A.P. Jepara.

Pakrashi, A. dan U. Datta. 2011. In vitro sperm agglutination and spermicidal activity of protein isolated from a marine mollusc Telescopium telescopium (Gastropoda). Indian Journal Of Marine Sciences. 30: 93-97.

Porto DD, Henriques AT, Fett-Neto AG. 2009. Bioactive Alkaloids from south American Psychotria and related species. The Open Bioactive Compounds Journal 2:29-36.

Prasetyo, N.D. 2006. Pemanfaatan Keong Bakau (Telecopium telescopium) Sebagai Biofilter Terhadap Parameter Fisika dan Kimia Limbah Yang Dihasilkan Tambak Intensif Udang Vannamei (Litopenaous vannamei). Skripsi. Universitas Muhammadyah Malang.

Putra SE. 2007. Alkaloid: senyawa organik terbanyak di alam. http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/biokimia/alkaloid_senyawa_organik_terbanyak di_alam/. [12 Januari 2012].

Setzer, W.N. 2008. Non-intercalative triterpenoid inhibilators of topoisomerase II: a molecular docking study. The Open Bioactive Compounds Journal 1:13-17.

Sirait M. 2007. Penuntun Fitokimia Dalam Farmasi. Bandung. ITB.

Swaminathan, S. 1972. Fat content of the soft parts of Telescopium telescopium. Journal of the Annamalai University (Science) 30: 267-268.

Winarno F.G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Bogor: M-Brio Press.

Veron, JEN. 1995. Corals in Time and Space. Sydney: University of New South Wales Press

DOI

https://doi.org/10.21107/rekayasa.v5i2.2131

Metrics

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2012 Hafiluddin Hafiluddin

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.