FENOMENA PENDANGKALAN ZONA PASANG SURUT HUTAN MANGROVE TELUK DALAM AMBON SERTA UPAYA PENGEMBANGAN EKOWISATA

Mery Pattipeilohy

Abstract


Kerusakan hutan magrove di Teluk Dalam Ambon sebagian besar disebabkan oleh pencemaran, sampah serta aktifitas manusia yang tidak terkendali di darat. Banyaknya sedimentasi akibat alih fungsi hutan di dataran tinggi dan curah hujan yang tinggi yang menyebabkan terjadi banyak erosi semakin memperparah tekanan terhadap kawasan hutan di daerah landai, termasuk juga hutan mangrove. Menilik fungsi hutan mangrove yang kompleks, maka gangguan terhadap eksistensi hutan mangrove seyogyanya mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Perubahan kecil terhadap ekosistem akan memberikan dampak yang besar terhadap keseluruhan ekosistem. salah satu langkah strtaegis yang dapat dilakukan untuk menyikapi secara positif keadaan tersebut adalah pengembangan hutan magrove sebagai ekowisata. Agar kerusakan tidak berlanjut, penyuluhan dan sosialisasi tentang pentingnya hutan mangrove kepada masyarakat sangat perlu dilakukan, terutama pada masyarakat/penduduk yang berdomosili di pesisir, serta diperlukan komitmen bersama dari semua pihak baik masyarakat, pemerintah, industri, peneliti maupun praktisi-praktisi terkait.

References


Anonim. 2013. Selamatkan Teluk Ambon. Media Informasi Kelautan dan Perikanan. Pemkot Ambon Bersama Faperik Unpatti-gelar Seminar Ilmiah. 10 september 2013, (Online) http://teluk ambon.htm, diakses 7 Oktober 2013

Bonill. J.C. 2003. Participatory Ecotourism Planning Conservation International Foundation

Bengen, D. G. 2002. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut serta Prinsip Pengelolaannya. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB: Bogor.

Buddin, Olmet. 2011. Perubahan Luas Penutupan/Penggunaan Hutan Mangrove Menggunakan Citra Landsat 7 ETM Di Pesisir Teluk Ambon. Skrisi tidak diterbitkan. Ambon.UNPATTI.

Drumm A. and Moore A .2002. Preface to the Ecotourism Development Manua. An Introduction to Ecotourism Planning.volume l

Matthews E, J. 2002. Ecotourism: Are current practices delivering desired outcomes .A comparative case study analysis

Manggindaan, P., Wantasen, A., Mandagi,S,P. 2012. Analisis potensi sumberdaya magrove,didesa sarawet, Sulawesy Utara. Sebagai kawasan ekowisata. Jurnal perikanan dan kelautan tropis, Volume VIII-2

Onrizal Dan Kusmana C. 2008. Studi Ekologi Hutan Mangrove di Pantai Timur Sumatera Utara. Jurnal. B I O D I V E R S I T A S. Volume 9, Nomor

Peilouw. J. S. F. 2013. Perlindungan Hukum Atas Lingkungan Laut dan Pesisir Terhadap Kebijakan Pengelolaan Teluk Ambon Dalam Rangka Penyiapan Konsep Water Front City. (Oline),diakses 8 Oktober 2013.

Setiawan. 2012. Degradasi Mangrove Di Teluk Ambon. (Oline) . http://www.d2013engradasi.com/hutan-mangrove, diakses 5 Oktober 2013.

Satria, D. 2009. Strategi pengembangan Ekowisata Berbasis Ekonomi Lokal Dalam Rangka Program Pengentasan Kemiskinandi Wilayah Kabupaten Malang. Journalof Indonesian Appleid Economics, Volume 3 No 1

Setyahadi, A. 2008. Pendangkalan Teluk Dalam Ambon Makin Parah. Koran Kompas, 06 Mei




DOI: https://doi.org/10.21107/jps.v1i2.1339

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Jurnal Pena Sains Indexed by:

Directory of Open Access Journals                       Home         Find in a library with WorldCat                   Related image

 

 

 

 

 Creative Commons License

Jurnal Pena Sains is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. Copyright © 2014 Science Education Program Study, University of Trunojoyo Madura.