Analisis Simbolis Mantra dan Ritual dalam Kesenian Bantengan di Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto

Firli Febrianti, Nuril Huda, Haerussaleh Haerussaleh

Abstract


Kesenian merupakan bagian integral dari budaya manusia, tidak hanya berfungsi sebagai ekspresi estetika tetapi juga sebagai sarana memperkuat solidaritas sosial. Salah satu bentuk seni tradisional Indonesia adalah Bantengan, yang berkembang di Pacet, Kabupaten Mojokerto. Berakar dari tradisi pencak silat pada masa Kerajaan Singasari, Bantengan memadukan unsur tari, kemampuan bela diri, dan ritual magis. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi makna simbolik dari mantra dan ritual dalam pertunjukan Bantengan. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, data dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi audiovisual, dan wawancara mendalam dengan para pelaku seni lokal. Temuan menunjukkan bahwa mantra dalam Bantengan berfungsi sebagai media komunikasi spiritual, dengan struktur linguistik yang kaya akan simbol budaya dan kosmologis. Ritual seperti suguh sesajen (upacara persembahan) mewujudkan penghormatan terhadap leluhur dan kekuatan alam, yang disimbolkan melalui berbagai bentuk sesaji. Mantra dan ritual ini menjadi jembatan antara dunia fisik dan dunia spiritual, menggambarkan keterhubungan mendalam antara seni tradisional, kepercayaan spiritual, dan dinamika budaya lokal. Perpaduan antara pembacaan mantra dan praktik ritual tidak hanya bertujuan untuk memastikan keberhasilan pertunjukan, tetapi juga untuk menegaskan identitas komunal dan memori kolektif. Dengan demikian, Bantengan bukan hanya bentuk hiburan, melainkan ekspresi budaya yang mendalam, yang melestarikan kearifan lokal, memperkuat kepercayaan spiritual, dan mencerminkan interaksi dinamis antara manusia dan dunia gaib.


Keywords


Kesenian Bantengan, Makna Simbolik, Mantra, Ritual, Kearifan Lokal

References


Afifah, D. N., & Irawan, I. (2021). Upaya pelestarian kesenian Bantengan di wilayah Prigen Kabupaten Pasuruan (dalam perspektif tindakan sosial Max Weber). Jurnal Integrasi Dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial, 1(5), 547–557. https://doi.org/10.17977/um063v1i5p547-557

Andriansyah, M. A. I. H. (2022). Nilai kearifan lokal kesenian Bantengan sebagai sumber penguatan pendidikan karakter siswa di sekolah Universitas Islam Malang.

Ardianti, I. A. (2024). Unsur-unsur kesenian Bantengan di Mojokerto dalam busana artwear. Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Aviana Ardianti, I. (2024). Unsur Unsur Kesenian Bantengan Di Mojokerto Dalam Busana Artwear. Institutional Repository, 11(1), 1–14. https://digilib.isi.ac.id/16826/

Geertz, C. (1973). The Interpretation of Cultures: Selected Essays.

Khasanah, M. F. (2019). Makna simbolis kesenian Bantengan Himpunan Putra Jaya di Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto. Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

SIMBOLIK, K. B. M. K. (n.d.). Kesenian Bantengan Mojokerto kajian makna simbolik dan nilai moral.

Umbar, K., et al. (n.d.). Kajian semiotika CS Pierce dalam tradisi Bantengan.

Wahyu, I. D. (2020). Mantra komunikasi tiga dunia: Studi kasus seni Bantengan paguyuban Sidodadi model semiotik riffaterre Universitas Negeri Malang




DOI: https://doi.org/10.21107/metalingua.v10i1.29855

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2025 Firli Febrianti

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Metalingua by Universitas Trunojoyo Madura is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Indexed by: