KEMAMPUAN Gracilaria sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI DALAM MENYERAP LOGAM BERAT Pb

Yudi N Ihsan, Aurora Aprodita, Ike Rustikawati, Tri Dewi K Pribadi

Abstract


Efek negatif dari kegiatan industri telah menyebar tidak hanya di darat tapi juga di ekosistem perairan, termasuk laut. Polusi dari kegiatan industri ke air laut terutama heavymetal, menjadi masalah di seluruh dunia. Penelitian tentang makroalga Gracilaria sp. menyerap Timbal telah dilakukan dalam percobaan 6-hari untuk menyelidiki kemampuan potensial sebagai agen bioremediasi. Penurunan konsentrasi Timbal ditemukan dalam air laut selama percobaan 144 jam diukur dalam suhu kamar. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor, amonium dan Timbal (Pb). Memimpin digunakan dalam tiga tingkat (0,0, 0,5, dan 1 ppm) dan amonium digunakan dalam satu tingkat (0,5 ppm). Setiap pengobatan menggunakan tiga ulangan. Hasil akhir menunjukkan bahwa konsentrasi Timbal dalam Gracilaria sp. selama pengobatan A (0.00 ppm dari amonium) naik ke 0,03 ppm, perlakuan B (0,05 ppm dari amonium) naik 0,55 ppm, perlakuan C (0,50 ppm dari amonium) naik ke 1,77 ppm dan perlakuan D (1 ppm dari amonium) naik ke 2.94 ppm. Konsentrasi Timbal ditemukan dalam air laut menurun secara berkala. Pada periode 96 jam eksperimental, konsentrasi Timbal di semua perawatan mencapai 0.00 ppm.

Kata kunci: Ammonium, Bioremediasi, Gracillaria, Timbal (Pb)

 

THE ABILITY OF Gracilaria sp. AS BIOREMEDIATION AGENT IN ABSORBING HEAVY METAL Pb

ABSTRACT

The negative effect of industrial activities has been spread out not only in terrestrial but also in aquatic ecosystems, including ocean. The pollution from industrial activities to the seawater especially heavymetal, become problem all over the world. Research on macroalgae Gracilaria sp. to absorb Lead has been conducted in 6-day experiment to investigate the potential ability as bioremediation agent. The decline of Lead concentration found in the seawater during 144 hours experiment measured in room temperature. This experiments used Completely Randomized Design (CRD) with two factors, ammonium and Lead (Pb). Lead used in three level (0.0, 0.5, and 1 ppm) and ammonium used in one level (0.5 ppm). Each treatment used three replicates. Final results showed that Lead concentration in Gracilaria sp. during treatment A (0.00 ppm of ammonium) rises to 0.03 ppm, treatment B (0.05 ppm of ammonium) rises to 0.55 ppm, treatment C (0.50 ppm of ammonium) rise to 1.77 ppm and treatment D (1 ppm of ammonium) rise to 2.94 ppm. The concentration of Lead found in seawater declined periodically. In 96 hours experimental period, the concentration of Lead in all treatments reached 0.00 ppm.

Keywords: Ammonium, Bioremediation, Gracillaria, Lead (Pb)


References


Amalia, D. R. N. (2013). Efek temperatur terhadap pertumbuhan Gracilaria verucosa. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember, Jember. 60 hlm.

Anggadiredja, J. T. (2006). Rumput laut. Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.

Aslan, L. (1998). Budidaya rumput laut. Edisi Revisi. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Basyarie, A., Danakusumah, T. I., Philip, S., Pramu, M., & Isyra, M. (1987). Budidaya ikan baronang (Siganus sp). Sub Balai Penelitian Budidaya Pantai Bojonegoro. Semarang. 13 hlm.

Chino, M. (1981). Heavy metals pollution in soil. Japan Scientific Societies Press, Tokyo.

Effendi, H. (2003). Telaah kualitas air: Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Hala, Y., Wahab, A. W., & Meilanti, H. (2005). Analisis kandungan ion timbal dan seng pada kerang darah (Anadara granosa) di Perairan Pelabuhan Pare-Pare. Jurnal Marina Chimica Acta, 6(2), 12-16.

Ika, T. l., & Said, I. (2012). Analisis logam timbal (Pb) dan besi (Fe) dalam air laut di wilayah pesisir pelabuhan ferry Taipa Kecamatan Palu Utara. Jurnal Kimia, 1(4), 181-186.

Kaas, R., & Perez, R. (1990). Study of the intensive culture of Undaria on the Coast of Brittany. Regional Workshop on the Cultured and Utilization of Seaweed. Philippines. 31-33 p.

Kementrian Lingkungan Hidup (2004). Keputusan Kementrian Lingkungan Hidup No. 51. Jakarta. 10 hlm.

Khasanah, N. E. (2009). Adsorpsi logam berat. Jurnal Oseana, 34(4), 1-7.

Oves, M., Khan, M. S., Zaidi, A., & Ahmad, E. (2012). Soil contamination, nutritive value, and human health risk assessment of heavy metals: an overview. In: Zaidi, A., Wani, P. A. & Khan, M. S. (Eds). Toxicity of heavy metals to legumes and bioremediation. Springer, New York.

Runtuboy, N. (2004). Disseminasi budidaya rumput laut cottoni (Kappaphycus alvarezii). Laporan Tahunan Balai Budidaya Laut Tahun Anggaran 2003.189-195 hlm.

Suherni (2010). Keracunan timbal di Indonesia. The LEAD Group Incorporated, Sydney, Australia. 19 p.

Wetzel, R. G. (1983). Limnology. Second edition. Saunders College Publishing, Toronto.




DOI: https://doi.org/10.21107/jk.v8i1.807

Refbacks

  • There are currently no refbacks.







 INDEXED BY: