PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN SONAR KRI DALAM MENDETEKSI KONTAK BAWAH AIR

Putu Agus Harianto, Tatit Eko W, Rio Henrimuko Yumm

Abstract


ABSTRACT

The ability of sonar in detecting underwater contact is still a mainstay in carrying out Anti Submarine warfare. warship will find it difficult to detect the presence of submarines without the sonar equipment installed on the warship. The sonar's ability to detect underwater contact is not only influenced by the underwater environment conditions, especially when underwater conditions experience a negative gradient where the submarine can hide without being detected by the ship's sonar because the sound waves emitted by the sonar cannot penetrate the area or the waves cannot return to the source of the sound waves. To anticipate the constraints that may be obtained by sonar due to the influence of the underwater conditions, the sonar operator must have data on underwater propagation in the environment. The addition of portable sonar equipment is also very useful for detecting underwater contacts in the shadow zone region that cannot be penetrated by Sonar.

Keywords: Sonar Ability, Underwater Environmental Influence, Anti-Submarine Warfare

ABSTRAK

Kemampuan sonar (Sound Navigation and Ranging) dalam mendeteksi kontak bawah air masih menjadi andalan dalam melaksanakan peperangan Anti Kapal Selam.  KRI akan kesulitan dalam mendeteksi keberadaan kapal selam tanpa adanya peralatan sonar yang terpasang di KRI tersebut. Kemampuan sonar dalam mendeteksi kontak bawah air selain dipengaruhi kemampuan operator dan kesiapan teknis peralatannya, juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan bawah air terutama saat kondisi bawah air mengalami gradien negatif maka akan muncul wilayah Shadow Zone yang merupakan wilayah dimana kapal selam dapat bersembunyi tanpa terdeteksi oleh sonar kapal karena gelombang suara yang dipancarkan oleh sonar tidak dapat menembus daerah tersebut atau gelombang tersebut tidak dapat kembali ke sumber gelombang suara (Sonar). Untuk mengantisipasi kendala yang mungkin didapatkan oleh sonar akibat pengaruh kondisi bawah air tersebut maka operator sonar harus mempunyai data-data tentang propagasi bawah air di lingkungan tempat melaksanakan operasi baik mendapatkan data dari bank data yang dimiliki maupun dengan melakukan penghitungaa kondisi bawah air dengan menggunakan alat Bathytermografi (XBT). Penambahan peralatan sonar portable (Variable depth Sonar) juga sangat berguna untuk mendeteksi kontak bawah air yang berada di wilayah shadow zone yang tidak dapat ditembus oleh gelombang suara yang dipancarkan oleh sonar hull mounted sonar (HMS).

Kata kunci: Kemampuan Sonar, pengaruh lingkungan bawah air, peperangan anti kapal selam

 


References


Albregtsen, Fritz. (2008). Reflection, refraction, diffraction, and scattering. Departement of Informatics the Faculty of Mathematics and Natural Scienses, University Osloensis.

Bollemeijer-Colle. (2014). Oceanografie Akoestiek. NLBEOpschool: Koninklijke Marine CCO Basisopleiding

Farita, Y. (2006). Variabilitas Suhu di Perairan Suhu di Perairan Selatan Jawa Barat dan Hubungannya dengan angina muson, Indian Ocean dipole mode dan El nino Southern Oscillation. Skripsi program studi ilmu dan teknologi kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Till, G. (2010). Asia Rising and the Maritime Decline of the West: A Review of the Issues, RSIS Working Paper No. 205, S. Rajaratnam School of International Studies, Singapore

Hansen, R. E. (2011). Introduction to synthetic aperture sonar, in Sonar Systems. Edited by Nikolai Kolev. First Edition. InTech, Croatia. Hal. : 1-25.

Lombardi, B. (2016). The Future Maritime Operating Environment and the Role of Naval Power. Defence Research and Development Canada.

Louis, G. (2000). Mengerti Sejarah, Depok: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia

Lubis, M. Z., & Anurogo, W. (2017). Identifikasi Profil Dasar Laut Menggunakan Instrumen Side Scan Sonar Dengan Metode Beam Pattern Discrete-Equi-Spaced Unshaded Line Array. Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology, 10 (1), 87-96.

MacLenan, D. & Simmonds. (1992). Fisheries Acoustics Theory and Practice. Oxford: Blackwell Science

Manual Book PKR: UMS 4132 Kingklip PKR Project System Manual

SeaBeam. (2000). Multibeam Sonar Theory of Operation. L-3 Communications SeaBeam Instruments. Washington Street East Walpole.

Soekarso, W. (1994) Sistem Deteksi Bawah Air. eJournal. Ukrida

Suharyo, O. S., Adrianto, D., & Hidayah, Z. (2018). Pengaruh Pergerakan Massa Air Dan Distribusi Parameter Temperatur, Salinitas Dan Kecepatan Suara Pada Komunikasi Kapal Selam. Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology, 11(2), 104-112.

Urick, Robert J. (1996). Principle of underwater sound. New York: Mc Grawhill

Widodo, J. (1992). Prinsip Dasar Hidroakustik Perikanan. Oseana, 17(3), 83-95.




DOI: https://doi.org/10.21107/jk.v13i1.5845

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.




 INDEXED BY: