DETEKSI KEBERADAAN EKOSISTEM PADANG LAMUN DAN TERUMBU KARANG MENGGUNAKAN ALGORITMA LYZENGA SERTA KEMAMPUAN MENYIMPAN KARBON DI PULAU KUDINGARENGLOMPO

Eggy Arya Giofandi, Yuliana Safitri, Ahkmad Eduardi

Abstract


ABSTRACT

The growth of built up land and the dense human activity drive cause the greater production of CO2 on earth, thus impacting on decreasing air quality and the greenhouse effect. This is also marked by the reduction in forest vegetation which causes limited carbon sequestration, aquatic ecosystems have the ability to absorb carbon more than the absorption on land about 55% of carbon in the atmosphere and used for photosynthesis. Blue carbon is the largest carbon storage around the coastline marked by the presence of mangroves, seagrass beds, and coral reefs. The purpose of this study is to monitor the existence of seagrass and coral reef ecosystems using Sentinel-2A imagery through the transformation of lyzenga algorithm in detecting and knowing the ability to store carbon on Kudingarenglompo island. The results of the calculation found that the more dominant area in the form of seagrass (122ha) then the area of coral reefs reached (77ha) rubbel (27ha) and sand (18ha) and the potential for blue carbon storage depends on the density and extent of seagrass distribution. The level of Sentinel-2A image accuracy test in detecting the distribution of seagrass ecosystems and coral reefs produces a value of 87.60%, the accuracy value indicates that the Sentinel-2A image is able to be used in monitoring seagrass and coral reef ecosystems or shallow water substrates.

Keyword: seagrass beds, blue carbon, lyzenga, sentinel-2A.

ABSTRAK

Pertumbuhan lahan terbangun serta padatnya aktivitas manusia berkendara menyebabkan semakin besarnya produksi CO2 dibumi, sehingga berdampak pada penurunan kualitas udara dan efek rumah kaca. Hal ini juga ditandai dengan berkurangnya vegetasi hutan yang menyebabkan terbatasnya penyerapan karbon, ekosistem perairan memiliki kemampuan penyerapan karbonnya lebih tinggi dari penyerapan yang ada di darat sekitar 55% karbon yang ada di atmosfer dan digunakan untuk proses fotosintesis. Blue karbon merupakan penyimpan karbon terbesar yang berada disekitar pesisir pantai ditandai dengan adanya keberadaan mangrove, padang lamun, dan terumbu karang. Tujuan penelitian ini ialah memantau keberadaan ekosistem padang lamun dan terumbu karang menggunakan citra Sentinel-2A melalui transformasi algoritma lyzenga dalam mendeteksi dan mengetahui kemampuan menyimpan karbon pada pulau Kudingarenglompo. Hasil perhitungan ditemukan luasan yang lebih dominan berupa padang lamun (122ha) kemudian luasan terumbu karang mencapai (77ha) rubbel (27ha) dan pasir (18ha) serta potensi penyimpanan blue karbon tergantung kerapatan dan luas persebaran padang lamun. Tingkat uji akurasi citra Sentinel-2A dalam mendeteksi persebaran ekosistem padang lamun dan terumbu karang menghasilkan nilai sebesar 87,60%, nilai akurasi tersebut menunjukkan bahwa citra Sentinel-2A mampu digunakan dalam memantau ekosistem padang lamun dan terumbu karang atau substrat perairan dangkal.

 

Kata Kunci: padang lamun, blue karbon, lyzenga, sentinel-2A.


References


Ardiansyah. (2015). Pengolahan Citra Penginderaan Jauh Menggukana ENVI 5.1 dan ENVI Lidar (Teori dan Praktek). PT. LABSIG INDERAJA ISLIM, Jakarta.

Bengen, G Dirtriech. (2001). Ekosistem dan Sumberdaya Pesisir dan Laut Serta Pengelolaan Secara Terpadu dan Berkelanjutan. Prosiding pelatihan pengelolaan wilayah pesisir terpadu. Hal 28-55.

Chaves, et al., (1977). An improved dark-object subtraction technique for atmospheric scattering correction of multispectral data. Elsevier, 24

Dahuri, R. (2003). Keanekaragaman Hayati Laut, Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Duarte, C. M., & Cebrián, J. (1996). The fate of marine autotrophic production. Limnology and Oceanography, 41(8), 1758-1766.

Eduardi, Ahkmad, dkk. (2018). Pemanfaatan Citra Sentinel-2A Untuk Klasifikasi Substrat Perairan Dangkal di Pulau Siburu, Silabok Dan Pototoga, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Eko, Udhi, dkk. (2017). Status Padang Lamun Indonesia 2017. Pusat Penelitian Oseanografi – LIPI.

Giyanto, dkk. (2017). Status Terumbu Karang Indonesia 2017. Pusat Penelitian Oseanografi – LIPI.

Guntur, Dita Prasteyo, Wawan. (2012). Pemetaan Terumbu Karang. Ghalia Indonesia : Bogor.

Hendriks, I. E., T. Sintes, T. J. Bouma & C. M. Hendriks, I. E., Sintes, T., Bouma, T. J., & Duarte, C. M. (2008). Experimental assessment and modeling evaluation of the effects of the seagrass Posidonia oceanica on flow and particle trapping. Marine Ecology Progress Series, 356, 163-173.

Howard, J., Hoyt, S., Isensee, K., Telszewski, M., Pidgeon, E. (eds.) (2014). Coastal Blue Carbon: Methods for Assessing Carbon Stocks and Emissions Factors in Mangroves, Tidal Salt Marshes, and Seagrasses. Conservation International, Intergovernmental Oceanographic

Commission of UNESCO, International Union for Conservation of Nature. Arlington, Virginia, USA.

Kawaroe, Mujizat. (2009). Perspektif Lamun Sebagai Blue Carbon Sink di Laut.

Kiswara, W., & Ulumuddin, Y. I. (2009). Peran vegetasi pantai dalam siklus karbon global: mangrove dan lamun sebagai rosot karbon. In Workshop Ocean and climate change. Laut sebagai pengendali perubahan iklim: peran laut Indonesia dalam mereduksi percepatan proses pemanasan global. Bogor (Vol.4). PKSPL IPB, Kementerian Koor. Bidang Kesra dan BRKP.

Nurkhayati, R., & Manik, H. M. (2016). GIS Untuk Integrasi Interpretasi Substrat Dasar Perairan menggunakan Penggolahan Citra ALOS-AVNIR dan Side Scan Sonar. Jurnal Otomasi Kontrol dan Instrumentasi, 8(1), 25.

Purwadhi, F.S.H. (2001). Interpretasi Citra Digital. PT. Grasindo:Jakarta

Rustam, agustin dkk. (2015). BLUE CARBON: program inisiatif blue carbon Indonesia kepulauan derawan-berau, Kalimantan timur. Pusat penelitian dan pengembangan sumberdaya laut dan pesisir: Jakarta utara ISBN: 978-602-9086-44-7

Supriharyono, (2000). Pelestarian dan Pengolahan Sumber Daya Alam di Wilayah Pesisir Tropis. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sutanto. (1986). Penginderaan Jauh Jilid I. Gajah Mada University:Yogyakarta

UU no.27 tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil




DOI: https://doi.org/10.21107/jk.v12i2.5803

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.




 INDEXED BY: