PENGARUH PERGERAKAN MASSA AIR DAN DISTRIBUSI PARAMETER TEMPERATUR, SALINITAS DAN KECEPATAN SUARA PADA KOMUNIKASI KAPAL SELAM
Abstract
Kajian terhadap karakteristik pola propagasi gelombang akustik bawah air yang meliputi temperatur, salinitas dan kecepatan suara dapat dipergunakan untuk mendeteksi keberadaan kapal selam. Pada umumnya kapal selam melalui atau bersembunyi pada daerah-daerah bayangan (shadow zone), yaitu suatu daerah yang tidak dilalui oleh propagasi gelombang akustik. Dengan mengetahui posisi atau daerah tersebut maka dapat dipetakan daerah lalu lintas kapal selam. Program Monterey – Miami Parabolic Equation (MMPE) dipergunakan untuk mensimulasikan pola propagasi gelombang akustik, yang sebelumnya telah dilakukan uji model dengan metode Ray Tracing (frekuensi tinggi) dan Normal Mode (frekuensi rendah). Penelitian ini memilih Selat Lombok sebagai lokus penelitian karena daerah tersebut memiliki dinamika oseanografi yang kompleks dengan bertemunya massa air dari Samudra Indonesia dan Samudra Pasifik. Simulasi dilakukan pada 2 musim yaitu musim Barat dan musim Timur (2015-2016). Simulasi I sumber akustik diletakkan di Pulau Bali dan berpropagasi ke Timur. Simulasi II sumber akustik di Pulau Lombok dan arah propagasi ke Barat. Simulasi III sumber akustik di Pulau Bali dan berpropagasi ke Tenggara, dan Simulasi IV sumber akustik di Pulau Lombok dan arah propagasi ke Barat Laut. Dari hasil simulasi menunjukkan terbentuknya shadow zone pada seluruh stasiun penelitian kecuali pada stasiun PPSL 15 dan stasiun STN 10. Peta jalur lalu lintas kapal selam dibuat berdasar daerah shadow zone yang terbentuk, serta penentuan tempat pemasangan alat monitoring kapal selam ditentukan berdasarkan pada daerah yang minimal/tidak terdapat shadow zone.Daerah tersebut adalah daerah antara stasiun STN 10 dan PPSL 15 dengan koordinat titik A (8.746 S – 115.622 T), B (8.746 S – 115.819 T), C (8.750 S -115.624 T) dan D (8.750 S – 115.814 T).
Katakunci: Parameter Temperatur, Salinitas, Kecepatan Suara, Monterey–Miami Parabolic Equation, Monitoring Kapal Selam.
ABSTRACT
The study of the characteristics of the underwater acoustic wave propagation pattern which includes temperature, salinity and sound speed can be used to detect the presence of submarines. In general, submarines through or hide in shadow areas (shadow zone), which is an area that is not traversed by the propagation of acoustic waves. By knowing the position or area, it can be mapped submarine traffic area. The Monterey - Miami Parabolic Equation (MMPE) program is used to simulate the acoustic wave propagation pattern, which has previously been tested using the Ray Tracing (high frequency) and Normal (low frequency) methods. This study chose the Lombok Strait as a research locus because the area has complex oceanographic dynamics with the meeting of water masses from the Indonesian Ocean and the Pacific Ocean. Simulations are carried out in 2 seasons namely the West and East seasons (2015-2016). The first simulation of acoustic sources was placed on the island of Bali and propagated to the East. Simulation II of acoustic sources on Lombok Island and the direction of propagation to the West. Simulation III of acoustic sources on Bali Island and propagating to the Southeast, and IV Simulation of acoustic sources on Lombok Island and direction of propagation to the North West. From the simulation results show the formation of shadow zones in all research stations except at the PPSL 15 station and STN 10 station. The submarine traffic lane map is made based on the shadow zone area formed, and the determination of the installation site of submarine monitoring equipment is determined based on the minimum area / there is no shadow zone. The area is the area between STN 10 and PPSL 15 stations with coordinates A (8,746 S - 115,622 T), B (8,746 S - 115,819 T), C (8,750 S -115,624 T) and D (8,750 S - 115,814 T).
Keywords: Temperature, Salinity, Sound Speed, Monterey – Miami Parabolic Equation, Submarine Monitoring.
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Agung, A.A. (2007). Pemodelan Numerik Kehilangan Energi Transmisi Di Permukaan Laut Dengan Model Impiris Pada Propagasi Akustik Bawah Air. Tugas akhir. Program Studi kelautan. Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan. Institut Teknologi Bandung,Bandung.
Andrianto, A (2002). Propagasi Akustik Di Bawah Laut Dengan Menggunakan Metode Ray Tracing. Tugas Akhir. Program Studi teknik Kelautan. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Institut Teknologi Bandung.
Budi, N. (2003). Struktur Akustik Bawah Air Di Selat Lombok Dan Sekitarnya. Tesis Magister. Program Studi Oseanografi dan Sains Atmosfer Institut Teknologi Bandung.
Friyadi, D. (2006). Aplikasi Pengurangan Energi Transmisi Pada Propagasi Akustik Bawah Air Pada Metode Ray Tracing Di Perairan Indonesia. Tugas Akhir. Institut Teknologi Bandung.
Garrison, T. (2001). Oceanography, An Invitation to Marine Science. Media Edition, Orange Coast College, p. 154 – 173.
Ludfy, S. (2006). Studi Pelemahan Daya Pancaran Sonar PHS 32 di Selat Makassar. Tugas Akhir. Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut.
Perwata, W. (2004). Aplikasi Metode Ray Tracing Dan Metode Normal – Mode Dalam Pemodelan Akustik di Perairan
Kepulauan Sangihe. Tugas Akhir. Program Studi Teknik kelautan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Institut Teknologi Bandung.
Smith,B.K. (2001). Convergence, Stability, AndVariability of Shallow Water Prediction Using a Split – Step Fourier Parabolic Equation Model. Departement of Physics. Naval Postgraduate School, Monterey.
Syamsudin, F. (2003). Simulationon Transmission Loss of Sound Wave Propagation in TheSouthern Lombok Straits. Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, hal 6 -10.
Visser, W.P. (2004). On The Generation of Internal Waves in Lombok Strait ThroughKelvin - Helmholtz Instability. Thesis Applied Mathematics, Netherlands, p. 5 – 8.
Wahyudi, A. (2006). Propagasi Akustik Bawah Air Untuk Navigasi Dan Komunikasi Kapal Selam TNI AL Di Perairan Selat Makassar. Tugas Akhir. Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut.
Wen, T. (2008). Aplikasi Metode Normal Mode Pada Propagasi Akustik Bawah Air Di Samudra Hindia.Tugas Akhir, Program Studi Teknik Kelautan. Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung
DOI: https://doi.org/10.21107/jk.v11i2.4521
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Jurnal Kelautan by Program Studi Ilmu Kelautan is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Published by: Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura