Analisa Indeks Saprobitas di Perairan Padelegan Sebagai Air Baku Tambak Garam UTM
Abstract
ABSTRAK
Plankton merupakan organisme perairan yang keberadaannya dapat menjadi bioindikator perubahan kualitas biologi perairan. Plankton memiliki peran penting dalam mempengaruhi produktivitas primer perairan laut khususnya fitoplankton. Fitoplankton merupakan mikroorganisme authotroph sehingga dapat membuat makanannya sendiri dengan cara fotosintesis. Dengan demikian, fitoplankton di perairan dapat dijadikan sebagai petunjuk untuk mengetahui kondisi atau kualitas dan tingkat pencemaran suatu perairan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas dan tingkat pencemaran pada air laut sumber utama pembuatan garam di tambak garam UTM. Metode yang digunakan adalah menghitung kelimpahan dan indeks saprobitas sebagai acuan dalam menentukan tingkat pencemaran dengan waktu pengambilan sampel pada pagi, siang serta malam. Berdasarkan hasil perhitungan kelimpahan fitoplankton pada setiap titik pengambilan sampel >15.000 ind/l yang tergolong eutrofik yaitu perairan memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. Tingkat pencemar perairan sesuai dengan indeks saprobitas tergolong sedang β/α-mesosaprobik pada sampel siang hari dan ringan β -mesosaprobik pada sampel pagi dan malam hari.
Kata kunci : Fitoplankton, Indeks saprobitas, Tambak Garam UTM
ABSTRACK
Plankton are aquatic organisms whose presence can be a bioindicator of changes in the biological quality of waters. Plankton has an important role in influencing the primary productivity of marine waters, especially phytoplankton. Phytoplankton are autotroph microorganisms that can make their own food by photosynthesis. Thus, phytoplankton in the waters can be used as a guide to determine the condition or quality and level of pollution of a waters. The purpose of this study was to determine the quality and level of pollution in seawater, the main source of salt production in UTM salt ponds. The methodused is to calculate the abundanceof phytoplankton and saprobity index as a reference in determining the level of pollution by sampling time in the morning, afternoon and evening. Based on the calculation of the abundance of phytoplankton at each sampling point >15,000 ind/l which is classified as eutrophic, the waters have a high level of fertility. The water pollutant level according to the saprobity index was classified as moderate β /α-mesosaprobic in the daytime sample and light β -mesosaprobic in the morning and evening samples.
Keyword: Phytoplankton, Saprobity Index, Salt Pond UTM
Full Text:
PDFReferences
Asih, P. (2014). Produktivitas Primer Fitoplankton Di Perairan Desa Malang Rapat Kabupaten Bintan. Skripsi. Program Studi Ilmu Kelautan. FIKP. Universitas Maritim Raja Ali Haji, Kepulauan Riau.
Anggoro, S., Prijadi, S., dan Harisya, D. S. (2013). Penilaian Pencemaran Perairan Di Polder Tawang Semarang Ditinjau Dari Aspek Saprobitas. Journal Of Management Of Aquatic Resources, 2(3), 109-118
Balakrishnan, E., & Selvaraju, M. (2014). Water quality variation and screening of microalgal distribution in thachan pond Chidambaram taluk of Tamil nadu. International Journal of Biological Research, 2(2), 90-95.
Barus, T.A. (2001). Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Sungai dan Danau. Fakultas MIPA USU. Medan.
Chaudhary, R. & Pillai, R. S. (2009). Algal biodiversity and related physicochemical parameters in Sasthamcottah Lake, Kerala (India). Journal of Environmental Research And Development, 3(3), 790-795.
Dresscher, T. G., & Van der Mark, H. (1976). A simplified method for the biological assessment of the quality of fresh and slightly brackish water. Hydrobiologia, 48(3), 199-201.
Arief, R. R., Masyamsir, M., & Dhahiyat, Y. (2019). Distribusi kandungan logam berat Pb dan Cd pada kolom air dan sedimen daerah aliran Sungai Citarum Hulu. Jurnal Perikanan Dan Kelautan Unpad, 3(3), 125519.
Hartoko, A. (2013). Oceanographic Characters and Plankton Resources of Indonesia. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Indrayani, N., Anggoro, S., & Suryanto, A. (2014). Indeks trofik-saprobik sebagai indikator kualitas air di Bendung Kembang Kempis Wedung, Kabupaten Demak. Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES), 3(4), 161-168.
Landner. (1978). Eutrophication of Lakes. Analysis Water and Air Pollution Research Laboratory Stockholm. Sweden
Michael, P. (1994). Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium. UI press, Jakarta.
Muhidin, A. H. 2009. Pemetaan Distribusi Vertikal Kelimpahan Fitoplankton Secara Temporal dan Spasial di Perairan Timur Pulau Barrang Lompo Kota Makassar.
Nontji, A. (2005). Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. Jakarta.
Nybakken, J.W. (1992). Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia, Jakarta.
Nybakken, J. W. (1988). Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia, Jakarta.
Odum, E.P. (1998). Dasar-Dasar Ekologi. Terjemahan Tjahjono Samingan. Edisi Ketiga. Yogyakarta. Gajah Mada University Press.
Pratiwi, R., & Widyastuti, E. (2014). Pola sebaran dan zonasi krustasea di hutan bakau perairan Teluk Lampung. Zoo Indonesia, 22(1), 11-21.
Putri, C. R., Djunaedi, A., & Subagyo, S. (2019). Ekologi Fitoplankton: Ditinjau dari Aspek Komposisi, Kelimpahan, Distribusi, Struktur Komunitas dan Indeks Saprobitas Di Perairan Morosari, Demak. Journal of Marine Research, 8(2), 197-203.
Republik Indonesia. (2001). Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
Rikardo, I. (2016). Keragaman Fitoplankton Sebagai Indikator Kualitas Perairan Muara Sungai Jang Kota Tanjungpinang. Skripsi. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan. FKIP. Universitas Maritim Raja Ali Haji, Kepulauan Riau.
Romimohtarto, K, & Juwana, S. (2007). Biologi laut. Penerbit Djambatan, Jakarta.
Sachlan, M. (1972). Planktonologi. Direktorat Jendral Perikanan. Departemen Pertanian. Jakarta.
Sari, I. P., Utami, E., & Umroh, U. (2017). Analisis Tingkat Pencemaran Muara Sungai Kurau Kabupaten Bangka Tengah Ditinjau dari Indeks Saprobitas Plankton. Akuatik: Jurnal Sumberdaya Perairan, 11(2), 71-80.
Sihombing, R.F., Aryawati, R. & Hartoni. (2013). Kandungan Klorofil-a Fitoplankton di Sekitar Perairan Desa Sungsang Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Maspari, 5(1), 34-39.
Soegianto, A. (2004). Metode Pendugaan Pencemaran Perairan Dengan Indikator Biologis. Surabaya. Airlangga University Press
Suwondo, et al. (2004). Kualitas Biologi Perairan Sungai Senapelan, Sago dan Sail di Kota Pekanbaru Berdasarkan bioindikator Plankton dan Bentos. Jurnal Biogenesis 1, 15-20
Thakur, R. K., Jindal, R., Singh, U. B., & Ahluwalia, A. S. (2013). Plankton diversity and water quality assessment of three freshwater lakes of Mandi (Himachal Pradesh, India) with special reference to planktonic indicators. Environmental Monitoring and Assessment, 185(10), 8355-83
Yuliana. (2012). Implikasi Perubahan Ketersediaan Nutrien Terhadap Perkembangan Pesat (Blooming) Fitoplankton Di Perairan Teluk Jakarta. Disertasi. Fakultas Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Yulianto, D., Muskananfola, M.R. & Purnomo, P.W. (2017). Tingkat Produktivitas Primer Dan Kelimpahan Fitoplankton Berdasarkan Waktu Yang Berbeda Di Perairan Pulau Panjang, Jepara. Journal of Management of Aquatic Resources, 3(4), 195-200.
DOI: https://doi.org/10.21107/jk.v17i2.27065
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Jurnal Kelautan by Program Studi Ilmu Kelautan is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Published by: Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura