Sebaran Ukuran dan Pola Pertumbuhan Kepiting Bakau (Scylla spp.) Pada Ekosistem Mangrove di Perairan Debut, Maluku Tenggara
Abstract
ABSTRAK
Permintaan terhadap kepiting bakau ini meningkat dari waktu ke waktu, sementara memenuhi permintaan tersebut masih mengandalkan penangkapan di alam. Penangkapan kepiting bakau yang tidak memperhatikan kelestariannya, dikhawatirkan akan menurunkan populasi dari kepiting bakau tersebut. Tujuan penelitian yaitu mengetahui kepadatan, pola distribusi, struktur ukuran, pola pertumbuhan dari kepiting bakau dan kerapatan mangrove. Pengumpulan sampel kepiting bakau menggunakan metode line plot transect. Data komunitas mangrove dikumpulkan dengan menggunakan metode transek kuadrat. Kepadatan kepiting bakau berdasarkan jenis diperoleh jenis Scylla tranquebarica memiliki kepadatan tertinggi yaitu sebesar 0,0050 ind/m2 sedangkan kepadatan terendah dari jenis Scylla olivacea sebesar 0.0025 ind/m2. Pola penyebaran kepiting bakau adalah mengelompok dengan nilai Id=1.20. Kepiting bakau yang tertangkap memiliki karapas yang berukuran panjang berkisar 9-19 cm dan lebar berkisar 12-22 cm, kaki renang berkisar 8-17 cm, kaki jalan I berkisar 10-22 cm, kaki jalan II berkisar 13-25 cm, kaki jalan III berkisar 12-23 cm, cheliped berkisar 15-35 cm serta berat berkisar 0.34-4.0 kg. Analisis hubungan panjang karapas-berat didapatkan persamaan W = 2.853L0.184 dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.994 sedangkan lebar karapas-berat didapatkan persamaan W = 3.239L0.197 dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.997. Jenis mangrove yang diperoleh pada daerah tangkapan kepiting bakau adalah jenis Rhizophora spp. tertinggi adalah jenis Rhizophora stylosa sebesar 0.198 ind/m2 dan terendah adalah jenis Rhizophora apiculata sebesar 0.129 ind/m2.
Kata kunci: kepiting bakau; mangrove; pertumbuhan
ABSTRACT
The demand for mud crabs has increased over time, while meeting this demand still relies on catching them in the wild. It is feared that catching mud crabs that do not pay attention to their sustainability will reduce the population of mud crabs. The aim of the research is to determine the density, distribution pattern, size structure, growth pattern of mangrove crabs and mangrove density. Mud crab samples were collected using the line plot transect method. Mangrove community data was collected using the quadrat transect method. Based on the type of mangrove crab density, it was found that the Scylla tranquebarica type had the highest density, namely 0.0050 ind/m2, while the lowest density of the Scylla olivacea type was 0.0025 ind/m2. The distribution pattern of mud crabs is clustered with a value of Id=1.20. The caught mud crabs have a carapace measuring around 9-19 cm long and a width ranging from 12-22 cm, swimming legs ranging from 8-17 cm, walking legs I ranging from 10-22 cm, walking legs II ranging from 13-25 cm, walking legs III ranges from 12-23 cm, cheliped ranges from 15-35 cm and weighs around 0.34-4.0 kg. Analysis of the relationship between carapace length and weight obtained the equation W = 2.853L0.184 with a coefficient of determination (R2) of 0.994, while carapace width and weight obtained the equation W = 3.239L0.197 with a coefficient of determination (R2) value of 0.997. The type of mangrove obtained in the mangrove crab catchment area is Rhizophora spp. The highest was the Rhizophora stylosa type at 0.198 ind/m2 and the lowest was the Rhizophora apiculata at 0.129 ind/m2.
Key words: mud crab; mangroves; growth
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Avianto, I., Sulistiono & Setyobudiandi, I. (2013). Karakteristik Habitat dan Potensi Kepiting Bakau (Scylla serrata, S. tranquaberica dan S. olivacea) di Hutan Mangrove Cibako, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Bonorowo Wetlands, 3(2), 55-72.
Bagenal,T.B., & F.W.Tesch. (1978). Age and growth. In Methods for Assessment of Fish Production in Fresh Waters. Third Edition. International. Biological Programme Handbooks No. 3. Blackwell Scientific Publications, Oxford. 101-136.
Bengen, D.G. (2000). Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. IPB. Bogor.
Bonine, K. M., Bjorkstedt, E. P., Ewel, K. C., & Palik, M. (2008). Population Characteristics of the Mangrove Crab Scylla serrata (Decapoda : Portunidae) in Kosrae, Federated States of Micronesia: effects of harvest and implications for management. Pacific Science, 62(1), 1–19.
Effendie, M. I. (2002). Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara. 163 hal.
Department of Fisheries Australia. (2013). Fisheries Fact Shett Mud Crab. Fish for the future. Goverment of Western Australia.
Gunarto, Daud, R.O. & Usman. (1999). Kecenderungan Penurunan Populasi Kepiting Bakau di Perairan Muara Sungai Cenranae, Sulawesi Selatan Ditinjau dari analisis Parameter Sumber Daya. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 5(3), 30-37.
Heddy, S. & Kurniati, M. (1994). Prinsip-Prinsip Dasar Ekologi. Suatu Bahasan Tentang Kuliah Ekologi dan Penerapannya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Hoek, F., Razak, A.D., Sururi, M. & Yampapi, M. (2015). Distribusi Frekuensi Ukuran Lebar Karapas dan Berat Kepiting Bakau (Scylla serrataforskal) dengan Alat Tangkap Bubu Lipat di Perairan Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat. Jurnal Airaha, 4(2), 57-64.
Kasry, A. (1991). Budidaya Kepiting Bakau dan Biologi Ringkas. Penerbit PT. Bhratara Niaga Meda, Jakarta.
Keenan, C. P. (1999). Aquaculture of the Mud Crab, Genus Scylla. Past, Present and Future in : Mud Crab Aquaculture and Biology. Keenan and Blackshaw (Eds). ACIAR Proceedings, 78, 9 – 13.
Kordi, M.G. (2000). Budidaya Kepiting dan Ikan Bandeng di Tambak Sistem Polikultur. Penerbit Dahara Prize. Semarang.
Kumalah, A.A., Wardiatno, Y., Setyobudiandi, I & Fahrudin, A. (2017). Biologi Populasi Kepiting Bakau Scylla serrata-Forsskal, 1775 di Ekosistem Mangrove Kabupaten Subang, Jawa Barat. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 9(1), 173-184.
Larosa, R., Hendrarto, B., & Nitisupardjo, M. (2013). Identifikasi sumberdaya kepiting bakau (scylla Sp.) yang didaratkan di TPI Kabupaten Tapanuli Tengah. Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES), 2(3), 180-189.
Le Vay, L. (2001). Ecology and management of mud crab Scylla spp. Asian Fisheries Science, 14(2), 101-112.
Mardiana, M., Mingkid, W., & Sinjal, H. (2015). Kajian Kelayakan dan Pengembangan Lahan Budidaya Kepiting Bakau (Scylla spp.) di Desa Likupang II Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Budidaya Perairan, 3(1), 154 – 164.
Masterson, J. (2007). Scylla serrata. Smithsonian Marine Station at Fort Pierce. 11p.
Miranto, A., Efrizal T. & Zen, W.L. (2013). Tingkat Kepadatan Kepiting Bakau Disekitar Hutan Mangrove di Kelurahan Tembeling, Kecamatan Teluk Bintan, Kepulauan Riau. [Thesis]. Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Murdiyanto, B. (2003). Mengenal, Memelihara dan Melestarikan Ekosistem Bakau. Direktorat Jendral Perikanan Tangkap Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Nontji, A. (1987). Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta.
Nybakken, J. (1992). Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologi. Penerbit PT. Gramedia. Jakarta.
Putri, R. A., Samidjan, I., & Rachmawati, D. (2014). Performa pertumbuhan dan kelulushidupan kepiting bakau (Scylla paramamosain) melalui pemberian pakan buatan dengan persentase jumlah yang berbeda. Journal of Aquaculture Management and Technology, 3(4), 84-89.
Sara, L. (1994). Hubungan Kelimpahan Kepiting Bakau Scylla serrata dengan Kualitas Habitat di Perairan Segara Anakan, Cilacap. [thesis]. Program Pascasarjana IPB. 75p.
Rangka, N.A. (2007). Status Usaha Kepiting Bakau Ditinjau dari Aspek Peluang dan Prospeknya. Jurnal Neptunus, 14(1), 90 – 100.
Satheeshkumar, P. & Khan, A.B. (2011). Identification of Mangrove Water Quality by Multivariate Statistical Analysis Methods in Pondicherry Coast, India. J. Environmental Monitoring Assessment, 103(3), 1-13.
Setiawan, F. & Triyanto. (2012). Studi Kesesuaian Lahan untuk Pengembangan Silvofishery Kepiting Bakau di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Limnotek, 19(2), 158-165.
Siahainenia, L. (2000). Distribusi Kelimpahan Kepiting Bakau (Scylla serrata, S. oceanic dan S.tranquebarica) dan Hubungannya dengan Karakteristik Habitat pada Kawasan Hutan Mangrove Teluk Pelita Jaya, Seram Barat-Maluku. [Tesis]. Program Pascasarjana lnstitut Pertanian Bogor, Bogor.
Siahainenia L. (2008). Bioekologi Kepiting Bakau (Scylla spp.) di Ekosistem Mangrove Kabupaten Subang, Jawa
Barat [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 289 hlm.
Silaban, R., Silubun, D. T., & Jamlean, A. A. R. (2021). Aspek Ekologi Dan Pertumbuhan Kerang Bulu (Anadara antiquata) Di Perairan Letman, Kabupaten Maluku Tenggara. Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology, 14(2), 120-131.
Silaban, R. (2022). Kepadatan dan Hubungan Lebar-Berat Rajungan (Portunus pelagicus) di Perairan Letman, Maluku Tenggara. Jurnal Acta Aquatica, 9(3), 144-148.
Silaban, R., & Dobo, J. (2023). Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Bulu Babi (Tripneustes gratilla) di Perairan Letman, Kabupaten Maluku Tenggara. Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology, 16(2), 101-109.
Siswanto, Y. (2004). Analisis Tingkat Eksploitasi Kepiting Bakau (Scylla serrata) di Segara Anakan, Cilacap. Skripsi (tidak dipublikasikan). UGM, Yogyakarta.
Sofia, L.A. (2011). Kelayakan Finansial Usaha Budidaya Kepiting Soka di Lahan Tambak (Studi kasus di Desa Pagatan Besar Kabupaten Tanah Laut. Kalimantan Selatan). Jurnal Al’Ulum. 47, (1), 29-35.
Snadaker, S.C. & Getter, C.D. (1985). Coastal Resources Management Guidelines. Research Planning Institute, Inc. Colombia.
Triyanto, N.I., Wijaya, I., Yuniarti, T., Widianti, Sutrisno, F., Setiawan, F., & S. Lestari. (2013). Peranan Ekologis Hutan Mangrove dalam Menunjang Produksi Perikanan Kepiting Bakau (Scylla serrata) di Kabupaten Berau. Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan MLI I-2013. Hlm.:275-284.
Walpole, R.E. (1995). Pengantar Statistika. [Terjemahkan dari Introduction to statistic]. Sumantri B (penerjemah). Edisi ketiga. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 516 hlm.
Wijaya, N.I., Yulianda, F., Boer, M. & Juwana, S. (2010). Biologi Populasi Kepiting Bakau (Scylla serrata F.) di Habitat Mangrove Taman Nasional Kutai Kabupaten Kutai Timur. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia, 36(3), 439-456.
Yusrudin. (2016). Analisis Beberapa Aspek Biologi Kepiting Bakau (Scylla serrata) di Perairan Sukolilo, Pantai Timur Surabaya. Prosiding Seminar Nasional Kelautan. Universitas Trunojoyo. Hal 6-11.
Zulfiqri, M, Mardhia, D, Syafikri, D, & Bachri, S. (2020). Analisis Kelimpahan Kepiting Bakau (Scylla sp.) di Kawasan Hutan Mangrove Kecamatan Alas Barat Kabupaten Sumbawa. Indonesian Journal of Applied Science and Technology, 1(1), 29-38.
DOI: https://doi.org/10.21107/jk.v16i3.22536
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Jurnal Kelautan by Program Studi Ilmu Kelautan is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Published by: Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura