Kepadatan dan Keanekaragaman Animal Fouling Pada Dermaga Beton di Pulau Harapan, Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu
Abstract
ABSTRAK
Animal fouling merupakan organisme multisel besar dan berbeda yang terlihat oleh mata manusia seperti teritip, cacing tabung, atau daun alga dan sebagainya yang bersifat merusak. Animal fouling menjadi perhatian yang serius untuk struktur-struktur buatan yang berada di wilayah laut atau pantai dimana penempelan dari fouling pada permukaan struktur (substrat) dapat mempengaruhi berat mati struktur dan kecepatan laju hidrodinamik pada kapal laut, bahkan bisa berpengaruh pada bangunan seperti dermaga. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung komposisi jenis, kepadatan, keanekaragaman dan mengukur parameter kualitas air di Pualu Harapan. Pengambilan data fouling dilakukan dengan menggunakan frame 20 x 54 cm. Pengamatan dilakukan sebanyak 2 stasiun, dimana setiap stasiun terdiri dari 20 substasiun. Dari hasil pengamatan didapatkan 3 kelas fouling, yaitu kelas bivalvia, thecostraca dan gastropda. Pada dermaga beton di kedua stasiun ditemukan 3 kelas fouling. Kelas bivalvia lebih mondominasi yaitu 99%, sementara kelas thecostraca ditemukan 0.38% dan kelas gastropoda 0.37%. Kerapatan dari kelas bivalvia ditemukan dengan rata-rata kepadatan 50173 ind/m², sementara kelas thecostraca 194 ind/m² dan kelas gastropoda 189 ind/m². Keanekaragaman pada stasiun 1 dan stasiun 2 menunjukkan nilai indeks keanekaragaman (H’) dengan nilai indeks <2,0, yang berarti tingkat keanekaragaman fouling pada masing-masing stasiun masuk kategori rendah. Hasil pengukuran kualitas air yang dilakukan di lokasi praktik ditemukan suhu 31.4 ⁰C - 31.8 ⁰C, salinitas 25 ⁰/ₒₒ - 30 ⁰/ₒₒ dan pH yang ditemukan yaitu 6. pH ini merupakan masih batas toleransi dari kehidupan fouling.
Kata Kunci : Animal Fouling; Komposisi Jenis; Kepadatan; Keanekaragaman; Parameter Kualitas Air.
ABSTRACT
Animal fouling is a large and different multicellular organism visible to the human eye such as barnacles, tube worms, or algae leaves and so on that are destructive. Animal fouling is a serious concern for artificial structures located in marine or coastal areas where the attachment of fouling to the surface of the structure (substrate) can affect the dead weight of the structure and the speed of hydrodynamic rates on ships, and can even affect buildings such as docks. This data collection aims to calculate the type composition, density, diversity and measure water quality parameters in Pualu Harapan. Fouling data collection is carried out using a 20 x 54 cm frame. Observations were made as many as 2 stations, where each station consisted of 20 substations. From the observations, 3 classes of fouling were obtained, namely the bivalve class, thecostraca and gastropda. On the concrete piers at both stations found 3 classes of fouling. The bivalve class is more dominant at 99%, while the thecostraca class is found to be 0.38% and the gastropod class is 0.37%. The density of the bivalve class was found with an average density of 50173 ind/m², while the thecostraca class was 194 ind/m² and the gastropod class was 189 ind/m². diversity at station 1 and station 2 shows a diversity index value (H') with an index value of <2.0, which means the level of fouling diversity at each station is in the low category. The results of water quality measurements carried out at the practice site found temperatures of 31.4 ⁰C - 31.8 ⁰C, salinity 25 ⁰ / ₒₒ - 30 ⁰ / ₒₒ and pH found to be 6. This pH is still the tolerance limit of fouling life
Keywords : Animal Fouling; Density; Diversity; Type Composition; Water Quality Parameters.
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Al-kautsar, W. (2020). Pengaruh Faktor Oseanografi Terhadap Laju Penempelan Macrofouling Pada Tiang Pancang Jembatan Suramadu. In Kaos GL Dergisi, 8(75)
Ariani, D., Swasta, J., & Adnyana, B. (2019). Studi Tentang Keanekaragaman dan Kemelimpahan Mollusca Bentik serta Faktor-Faktor Ekologis yang Mempengaruhinya di Pantai Mengening, Kabupaten Badung, Bali. Jurnal Pendidikan Biologi Undiksha, 6(3), 146–157.
Bressy, C., Toulon, U., Lejars, M., & Toulon, U. (2014). Pelanggaran Laut Gambaran oleh Christine Bressy dan Marlène Lejars.
Chan, B. K. Prabowo, R. E. & Lee, K. S. 2009. Crustacean Fauna Of Taiwan: Barnacles, Volume 1 - Ciripedia: Thoracic Excluding The Pyrgomatidae and Acastinae. Taiwan. National Taiwan Ocean University, pp 1-289.
Ciavatta, M. L., Lefranc, F., Vieira, L. M., Kiss, R., Carbone, M., van Otterlo, W. A., ... & Waeschenbach, A. (2020). The phylum Bryozoa: From biology to biomedical potential. Marine drugs, 18(4), 200.
Coombes, M.A. (2017). Teritip keren: Apakah struktur biogenik umum meningkatkan atau memperlambat laju penurunan rasio batuan intertidal dan beton. Ilmu Lingkungan Total. Elsevier, 580, 1034–1045.
Gunawan, H. S. (2016). Cat Anti Fouling Untuk Penanganan Kerusakan Struktur Jembatan Akibat Biota Penempel. pp. 1-74.
Hitalessy, R. B., Leksono, A. S., & Herawati, E. Y. (2015). Struktur komunitas dan asosiasi gastropoda dengan tumbuhan lamun di perairan Pesisir Lamongan Jawa Timur. Indonesian Journal of Environment and Sustainable Development, 6(1).
International Maritime Organization (2012). Panduan Untuk Meminimalkan Transfer Spesie Perairan Invasuf Sebagai Biofouling ( hull Foling) Untuk Kerajinan Rekreasi.
I Patty, S., & Akbar, N. (2018). Kondisi Suhu, Salinitas, pH dan Oksigen Terlarut di Perairan Terumbu Karang Ternate, Tidore dan Sekitarnya. Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan, 2(1), 1–10.
Islami, M. M. (2013). Pengaruh Suhu dan Salinitas Terhadap Bivalvia. Oseana, 38(2), 1-10.
Latuconsina, H., Affandi, R., Kamal, M. M., & Butet, N. A. (2020). Distribusi spasial ikan baronang Siganus canaliculatus Park, 1797 pada habitat padang lamun berbeda di Teluk Ambon Dalam. Jurnal Ilmu dan
Teknologi Kelautan Tropis, 12(1), 89-106.
Litaay, M., & Darusalam & Priosambodo, D. (2014). Struktur Komunitas Bivalvia di Kawasan Mangrove Perairan Bontolebang Kabupaten Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan. In Seminar Nasional MIPA, Bandung. http://repository. unhas. ac. id/bitstream/handle/123 (Vol. 456789, p. 11838).
Latuihamallo, A. (2017). Komposisi Jenis Dan Kepadatan Bivalvia Diperairan Pantai Dusun Tanjung Metiella Negeri Liang Kecamatan Salahutu. BIOPENDIX: Jurnal Biologi, Pendidikan Dan Terapan, 4(1), 17–21. https://doi.org/10.30598/biopendixvol4issue1page17-21
Noor, S. Y., & Ngabito, M. (2018). Tingkat Pencemaran Perairan Danau Limboto Gorontalo. Gorontalo Fisheries Journal, 1(2), 30. https://doi.org/10.32662/gfj.v1i2.437
Noverma, wildan al-kautsar; rizqi abdi pardanawati; (2020). Laju Penempelan pada tiang pancang jembatan suramadu. 3(2), 211–221.
Odum, E., (1983). Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Patty, S. I., Arfah, H., & Abdul, M. S. (2015). Zat Hara (Fosfat, Nitrat), Oksigen Terlarut dan pH Kaitannya Dengan Kesuburan di Perairan Jikumerasa, Pulau Buru. Jurnal Pesisir Dan Laut Tropis, 3(1), 43.
Putra,A., Husrin, S., dan Mutmainah, H., (2017). Pola Kualitas Air Berdasarkan Kesesuaian Baku mutu Untuk bIota Laut di Teluk Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal Maspari, 9(1), 51-60.
Raiklin, A. I., (2005). Marine Biofouling Colonization Processes and Defenses. CRC PRESS. Boca Raton London New Work Washington D.C.
Railkin, A.I., (2004). Marine Biofouling; Colonization Processes and Defence. CRC Press. Florida.
Razak, A dan Suprihardjo,R. (2013). Pengembangan Kawasan Pariwisata Terpadu di Kepulauan Seribu. Jurnal Teknik Pomits. Vol. 2, n0. 1, (2013) ISSN: 2337-3539.
Reyes, J. (2000). Lista de los Corales (Cnidaria: Anthozoa: Scleractinia)de Colombia. Biota Colombiana, 1 (2), 164–176.
Rajab, A., Bahtiar& Salwiyah. (2016). Studi Kepadatan dan Distribusi Kerang Lahubado (Glauconomesp) Di Perairan Teluk Staring Desa Ranooha Raya Kabupaten Konawe Selatan. Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan, 1(2), 103-114.
Rahmasari, T., Purnomo, T., & Ambarwati, R. (2015). Keanekaragaman dan Kelimpahan Gastropoda di Pantai Selatan Kabupaten Pamekasan, Madura. Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education, 7(1), 48-54.
Razak, A., & Suprihardjo, R. (2013). Pengembangan Kawasan Pariwisata Terpadu di Kepulauan Seribu. Teknik Pomits, 2(1), 2337–3539.
Ruslan, A. F. (2014). Kepadatan dan Keragaman Macrobiofouling pada Dermaga. Jurnal Ilmu Kelautan Universitas Hasanuddin, 1–43.
Sarlota, (2020). Hubungan Jenis Sedimen Dengan Komunitas Gastropoda Pada Perairan Mangrove di Muara Sungai Pangkajene, Kabupaten Pangkep. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNHAS.
Septiana, N. I. (2017). Keanekaragaman Moluska (Bivalvia Dan Gastropoda) Di Pantai Pasir Putih Kabupaten Lampung Selatan. Skripsi, 1–136.
Sitompul, M. K. (2020). Identifikasi Keanekaragaman Jenis - Jenis Kerang (Bivalvia) Daerah Pasang Surut Di Perairan Desa Teluk Bakau. Jurnal Maritim, 2(1), 42–51.
Ulmaula, Z., Purnawan, S. dan Sarong, M. A. ( 2016). Keanekaragaman Gastropoda dan Bivalvia Berdasarkan Karakteristik Sedimen Daerah Interidal Kawasan Pantai Ujong Pancu Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar. Jurnal ilmiah Mahasiswa kelautan dan Perikanan Unsyiah, 1(1), 124-134.
Wayback Machine, (2019). Lokasi, Sejarah dan Sosial Budaya Pulau Harapan. web.Archive.Diakses tanggal 1 April 2023.
Wijayanti, H., Herbowo, D. G., & Darmawan, A. (2020). Keberadaan Hewan Pengotor Teritip di Infrastruktur Teluk Kunyit, Pantai Sariringgung dan Pantai Mutun, Lampung. Jurnal Biologi Tropis, 20(1), 54-58.
DOI: https://doi.org/10.21107/jk.v16i3.21201
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Jurnal Kelautan by Program Studi Ilmu Kelautan is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Published by: Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura