Hubungan Kerapatan Dengan Laju Produksi Serasah Mangrove di Kawasan Muara Badak Kutai Kartanegara Kalimantan Timur

Naufal Athasyah, Mohammad Sumiran Paputungan, Dewi Embong Bulan

Abstract


ABSTRAK

Ekosistem mangrove mempunyai fungsi yang sangat penting karena memiliki fungsi fisik dan ekologis. Mangrove adalah satu di antara ekosistem produktif yang produksi primernya terdiri dari serasah, dekomposisi dan nutrisi. Tingginya produktivitas mangrove akan terkait dengan rantai makanan yang bergantung pada serasah yang terurai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kerapatan mangrove dengan laju produksi serasah di kawasan Muara Badak Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli – Agustus 2022. Data kerapatan dan produksi serasah mangrove diambil pada transek berukuran 10 m2. Serasah mangrove diambil pada 2 stasiun penelitian menggunakan litter-trap dengan ukuran 1x1 meter selama 1 bulan dengan pengambilan sampel sebanyak 3 kali setiap selang waktu 10 hari. Hasil penelitian menunjukkan jenis mangrove yang dominan ditemukan pada 2 stasiun penelitian yaitu Sonneratia alba, Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, dan Avicennia marina. Sementara itu, kerapatan mangrove pada pada stasiun I rata-rata sebesar 1.100 ind/ha dan stasiun II sebesar 1.133 ind/ha. Laju produksi serasah mangrove pada stasiun I rata-rata sebesar 0,74 g/m²/hari dan pada stasiun II sebesar 1,64 g/m²/hari. Hasil uji korelasi menggunakan regresi linear menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara kerapatan mangrove dengan laju produksi serasah.

Kata Kunci: Kerapatan mangrove, Muara Badak, produksi serasah.

ABSTRACT

The mangrove ecosystem has a very important function because it has physical and ecological functions. Mangroves are one of the productive ecosystems whose primary production consists of litter, decomposition and nutrients. The high productivity of mangroves will be related to the food chain that depends on decomposed litter. This study aims to determine the relationship between mangrove density and litter production rate in the Muara Badak Kutai Kartanegara area, East Kalimantan. This research was carried out in July – August 2022. Data on mangrove litter density and production were taken on a 10 m2 transect. Mangrove litter was taken at 2 research stations using a 1x1 meter litter trap for 1 month with 3 samples taken every 10 days. The results showed that the dominant mangrove species were found at 2 research stations, namely Sonneratia alba, Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, and Avicennia marina. Meanwhile, the density of mangroves at the station I averaged 1,100 ind/ha, and at station II was 1,133 ind/ha. The production rate of mangrove litter at station I was an average of 0.74 g/m²/day and at station II it was 1.64 g/m²/day. The results of the correlation test using linear regression showed that there was a strong correlation between mangrove density and litter production rate.

Keywords: Litter production, Muara Badak, mangrove density

Full Text:

PDF

References


Agusrinal, Santoso, N., dan Prasetyo, L.B. (2015). Tingkat Degradasi Ekosistem Mangrove di Pulau Kaledupa Taman Nasional Wakatobi. Jurnal Silvikultur Tropika, 6(3), 139–147.

Aida, G., R., Wardiatno, Y., Fahrudin, A., & Kamal, M., M. (2014). Produksi Serasah Mangrove di Pesisir Tangerang, Banten. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), 19(2), 91-97.

Alongi, D., M. (2009). The Energetics of Mangrove Forests. Springer, Amsterdam, The Netherlands.

Andrianto, F., Afif, B., & Slamet, B.Y. (2015). Produksi dan Laju Dekomposisi Serasah Mangrove (Rhizophora sp.) di Desa Durian dan Desa Batu Menyan Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran. Jurnal Sylva Lestari, 3(1), 9-20, DOI: 10.23960/jsl139-20.

Arfan, A., Abidin, M. R., Leo, M., Uca, U., Nyompa, S., Maru, R., & Lao, Y. (2018). Production and Decomposition Rate of Litterfall Rhizophora Mucronata. Environment Asia. "The Internasional Journal by the Thai Society of Higher Education Institutes on Environment", 11(1), 1-242.

Ashton EC, Hogarth PJ, Ormond R. (1999). Breakdown of mangrove leaf litter in a managed mangrove forest in Peninsular Malaysia. Hydrobiologia, 413, 77 88.

Bengen, D.G. (2002). Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut Serta Prinsip Pengelolaannya. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Brown, M.S. (1984). Mangrove Leaf Litter Production and Dynamics. In The Mangrove Ecosystem: Research Methods (Snedaker, S.C and J.G. Snedaker Eds). UNESCO, United Kingdom. Pp. 231 – 238.

Fachrul MF. (2007). Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara.

Gunarto. (2004). Konservasi Mangrove Sebagai Pendukung Sumber Hayati Perikanan Pantai. Jurnal Litbang Pertanian, 23(1), 15 – 21.

Hamidy R, Soelaksono S, Adianto, Taufikurrahman. (2002). Struktur Komunitas dan Laju Produksi Serasah Mangrove di Dumai, Riau. Biologi, 2(13), 755-768.

Handayani, T. (2004). Laju dekomposisi sersah mangrove Rhizophora mucronata Lamk di Pulau Untung Jawa Kepulauan Seribu Jakarta. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hardianto, Karmila, & Yulma. (2015). Produktivitas dan Laju Dekomposisi Serasah Mangrove di Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan (KKMB) Kota Tarakan Kalimantan Utara. Jurnal Harpodon Borneo, 8(1).

Hogarth, P. J. (2007). The Biology of Mangrove and Seagrasses. Oxford University Press Inc. New York.

Indonesia Maritime Institute. (2012). Ekosistem mangrove: Merintis tergerus keserakahan. Diakses dari: http://www.indomaritimeinstitute.org. (tanggal akses 15 September 2013).

Leksono, S.S.B., Soenardjo, N. & Pramesti, R. (2014). Produktivitas dan dekomposisi serasah daun mangrove Di Kawasan Vegetasi Mangrove Pasar Banggi, Rembang – Jawa Tengah. Journal of Marine Research, 3(4), 549-553.

Lestari, F. (2014). Komposisi jenis dan sebaran ekosistem mangrove di Kawasan Pesisir Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Jurnal Dinamika Maritim, 4(1), 68-75.

Mahmudi. M., Soewardi. K., Kusmana. C., Hardjomidjojo & Damar. A. (2008). Laju Dekomposisi Serasah Mangrove dan Kontribusinya Terhadap Nutrien di Hutan Mangrove Reboisasi. Jurnal Penelitian Perikanan, 2(1), 19-25.

Menteri Negara Lingkungan Hidup. (2004). Keputusan Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep 201/MENLH/1/2004 tentang Kriteria Baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove. Jakarta (ID): Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

Nanda J., Octaviana C., Nurfadillah, Dewiyanti I., & Karina S. (2019). Produktivitas Serasah Mangrove Rizhophora sp. di Desa Alue Naga, Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah, 4(4), 218-226.

Noor, Y.S., Khazali, M., & Suryadiputra, I.N.N., (2012). Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia Cetakan Ketiga. PHKA/WIJPB. Bogor.

Pemerintah Republik Indonesia. (2021). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Sekretariat Negara Republik Indonesia, 1(078487A), 483. http://www.jdih.setjen.kemendagri.go.id/

Rositah, Herawatiningsih H., & Hardiansyah G. (2013). Pendugaan Biomassa Karbon Serasah dan Tanah pada Hutan Tanaman (Shorea leprosula Miq) Sistem TPTII PT. Suka Jaya Makmur, 1(3), 358-366.

Sa’ban, & Ramli, W. (2013). Produksi dan laju Dekomposisi Serasah Daun Mangrove dengan Kelimpahan Plankton diperairan Mangrove Teluk Momaro. Jurnal Mina Laut Indonesia, 132-146.

Shobirin A., Budiarsa A. A., & Ritonga I. R. (2016). Pemetaan Sebaran Mangrove Menggunakan Citra Landsat 8/Etm+ di Teluk Pangempang Kecamatan Muara Badak Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal Ilmu Perikanan Tropis, 22(1).

Siegers, W.H. (2015). Analisis Produktifitas Serasah Mangrove di Perairan Desa Hanura Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pasawaran Lampung. The Journal of Fisheries Development, 2(3), 45–60.

Soedarti, T., Widyalekson, T. & Sopana, A. G. (2012). Produktifitas Serasah Mangrove Dikawasan Wonorejo Pantai Timur Surabaya. Jurnal Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

Soeroyo, (2003). Pengamatan gugur serasah di hutan mangrove Sembilang Sumatra Selatan. P3O-LIPI. 38-44.

Supriadi, A. D., Karlina, I., & Idris, F. (2018). Hubungan Kerapatan Mangrove dan Produksi Serasah Mangrove Terhadap Kelimpahan Gastropoda di Perairan Dompak Tanjungpinang. Dinamika Maritim, 7(1), 43-49.

Susiana, S. (2015). Analisis Kualitas Air Ekosistem Mangrove di Estauria Perancak, Bali. Agrikan: Jurnal Ilmiah Agribisnis Perikanan, 8(1), 42-49.

Tidore F., Rumengan A., Sondak C. F. A., Mangindaan R. E. P., Runtuwene H. C. C., & Pratasik S. B. (2018). Estimasi Kandungan Karbon (C) pada Serasah Daun Mangrove di Desa Lansa, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 2(1).

Tim Peneliti Balitbangda Kabupaten Kutai Kartanegara. (2019). Kajian Identifikasi Tingkat Kerusakan Hutan Mangrove untuk Perencanaan Reboisasi pada Delta Mahakam di Kabupaten Kutai Kartanegara. Jurnal “Gerbang Etam”, 13(1).

Widhitama S, Purnomo PW, & Suryanto A. (2016). Produksi dan Laju dekomposisi Serasah Mangrove Berdasarkan Tingkat Kerapatannya di Delta Sungai Wulan, Demak, Jawa Tengah. Diponegoro. Journal of Maquares, 5(4), 311-319.

Zamroni Y, & Rohyani IS. (2008). Produksi Serasah Hutan Mangrove di Perairan Pantai Teluk Sepi, Lombok Barat. Jurnal Biodiversitas, 9(4), 284 287.




DOI: https://doi.org/10.21107/jk.v16i2.19861

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.




 INDEXED BY: