POLA SEBARAN SEDIMEN DASAR BERDASARKAN KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAN HIDRO-OSEANOGRAFI MENGGUNAKAN MODEL INTERPOLASI DAN SIMULASI NUMERIK DI PERAIRAN UTARA PULAU SIMEULUECUT

Ulung Jantama Wisha, Wisnu Arya Gemilang, Guntur Adhi Rahmawan, Gunardi Kusumah

Abstract


Pulau Simeulue Cut merupakan kawasan Konservasi yang nantinya akan diarahkan untuk Daerah Perlindungan Laut (DPL) dan Taman Wisata Bahari (TWB), sehingga diperlukan Managemen Plan Kawasan Konservasi Laut Daerah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran sedimen cross-shore di pesisir Pulau Simeulue cut berdasarkan kajian batimetri dan arus pasang surut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus untuk mengetahui kedalaman, pola sebaran sedimen permukaan dasar laut dan kondisi oseanografi fisika di perairan Simeuluecut secara kualitatif. Hasil pemeruman dianalisis secara spasial dengan menggunakan software Surfer 10 dan ArcGIS 10, Pengukuran arus dan pasang surut dengan menggunakan alat ADCP dan simulasi numerik hidrodinamika dengan menggunakan software MIKE 21 dan pengolahan data pasang surut dengan metode admiralty. Kedalaman perairan berkisar antara 0 - 26 meter dan kelerengan berkisar antara 10% - 15%, sedimen permukaan dasar diperoleh tiga satuan sedimen yaitu pasir kasar, satuan pasir sedang dan satuan pasir halus lanauan (silty sand), verifikasi hasil permodelan didapatkan RMSE sebesar 11,7 %. Kecepatan arus berkisar antara 0 - 0,02 m.s-1pada saat surut menuju pasang dan berkisar antara 0-0,006 m.s-1 pada saat pasang menuju surut, untuk kecepatan arus longshore berkisar antara 0,006 - 0,027 m.s-1 pada kondisi surut menuju pasang dan berkisar antara 0,001 - 0,006 m.s-1 pada kondisi pasang menuju surut, hasil pasang surut didapatkan nilai MSL sebesar 12,53 meter dan tidal range sebesar 2,2 meter, Kondisi oseanografi mempengaruhi distribusi sedimen cross-shore di bibir pantai dan secara langsung mempengaruhi kondisi batimetri di perairan Simeuluecut.

Kata Kunci: Batimetri, hidrodinamika, sedimen, Simeuluecut, spatial analisis

 

DISTRIBUTION PATTERNS OF BOTTOM SEDIMENT BASED FROM MORPHOLOGICAL AND HYDRO-OCEANOGRAPHY CHARACTERISTICS USING INTERPOLATION AND NUMERICAL SIMULATION MODEL IN SIMEULUECUT ISLAND NORTHERN WATERS

Simeuluecut Island is a conservation area which will be directed as Marine Protected Areas and Wildlife Marine Tourism, it needs to manage the plan of Regional Marine Conservation Area. The purpose of this study was to determine the distribution of bed sediment in the Simeuluecut coastal area based on the study of the bathymetry and the tidal current condition. The method employed is case study method to determine the depth, the distribution pattern of the seabed sediment and physical oceanographic conditions in the Simeuluecut waters qualitatively. The sounding results of bathymetry survey are analyzed spatially, the hydrodynamic condition is simulated by using flow model fm and tide data is analyzed by admiralty method. The depth of the water ranged from 0-26 meters and slope ranged from 10%-15%, obtained three units of surface bed sediment, that are coarse sand, medium sand, and silty sand. Current velocity ranged from 0 to 0,02 m.s-1 at low tide towards the high tide condition and ranged from 0-0,006 m.s-1 at high tide towards low tide condition, the longshore current velocity ranged from 0.006-0,027 m.s-1 at the high tide and ranged from 0,001-0,006 m.s-1 at low tide condition, the MSL value obtained 12,53 m and the tidal range reach 2,2 m, oceanographic conditions has an influence on the  bed sediment distribution in the nearshore area and directly affect to the morphology change occurrence in the Simeuluecut waters.

 

Keywords: Bathymetry, hydrodynamic, Sediment, Simeuluecut, Spatial analysis


References


Endharto, M., & Sukido (1994). Peta Geologi Lembar Sinabang, Sumatra. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Henstock, T., Ladage, S., Hirata, K., Fujiwara, T., & Hananto, N. D. (2011). Struktur geologi busur muka aceh: kajian batimetri dan seismik kawasan lepas pantai aceh sumatra indonesia. In proceedings Joint Convention HAGI-IAGI 2011, Makassar, 26-29 September 2011.

Hertanti, D. P., Yusuf, M., Maslukah, L. (2014). Sebaran Kandungan Bahan Organik Total di Perairan Muara Sungai Porong Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Oseanografi, 3(4),610-617.

Komar, P. D. (1998). Beach processes and sedimentation. Second Edition. Printice Hall. New Jersey, 539 pp.

Ladage, S., Gaedicke, C., Barckhausen, U., Heyde, I., Weinrebe, W., Flueh, E. R., & Djajadihardja, Y. (2006). Bathymetric survey images structure off Sumatra. Eos, Transactions American Geophysical Union, 87(17), 165-168. Doi: 10.1029/2006EO17000.

Mihardja, D. K., & Setiadi, R. (1989). Analisis Pasang Surut di Daerah Cilacap dan Surabaya. Pasang-surut. ASEAN-Australia cooperative programs on marine science (Project I: Tides and tidal phenomena), Puslitbang Oseanologi-LIP}, Jakarta, 201-230.

Monecke, K., Templeton, C. K., Finger, W., Houston, B., Luthi, S., McAdoo, B. G., & Hood, N. (2015). Beach ridge patterns in West Aceh, Indonesia, and their response to large earthquakes along the northern Sunda trench. Quaternary Science Reviews, 113, 159-170.

Doi: 10.1016/j.quascirev.2014.10.014.

Permana, H., & Handayani, L. (2010). Studi awal pola struktur busur muka aceh, Sumatra bagian utara (Indonesia): Penafsiran dan Analisis Peta Batimetri. Jurnal Geologi Kelautan, 8(3), 105-118.

Pettijohn, F. J. (1975). Sedimentary Rock: Harper & Row Publishers, New York-Evanston-San Fransisco-London.

Pietrzak, J., Socquet, A., Ham, D., Simons, W., Vigny, C., Labeur, R. J., & Vatvani, D. (2007). Defining the source region of the Indian Ocean Tsunami from GPS, altimeters, tide gauges and tsunami models. Earth and Planetary Science Letters, 261(1), 49-64. Doi: 10.1016/j.epsl.2007.06.002.

Poerbandono & Djunarsjah, E. (2005). Survei Hidrografi. Refika Aditama. Bandung. 166pp.

Satriadi, A. (2012). Studi Batimetri dan Jenis Sedimen Dasar Laut di Perairan Marina Semarang, Jawa Tengah.Buletin Oseanografi Marina, 1(1), 53-62.

Surinati, D. (2009). Kondisi oseanografi fisika perairan barat sumatera (pulau simeulue dan sekitarnya) pada bulan agustus 2007 pasca tsunami desember 2004. Makara Sains, 13(1), 17-22.

Syah, M. W., & Haryanto, T. (2013). Klasifikasi kemiringan lereng dengan menggunakan pengembangan sistem informasi geografis sebagai evaluasi kesesuaian landasan pemukiman berdasarkan undang-undang tata ruang dan metode fuzzy. Teknik Pomits, 10(10), 1-6.

Thurman, H. V., & Alan P. T. (2004). Intoductory Oceanography, 10ed, Pearson Education, inc. New Jersey 188pp.

Triadmodjo, B. (2014). Perencanaan Bangunan Pantai. Beta Offset, Yogyakarta.

Vita-Finzi, C., & Situmorang, B. (1989). Holocene coastal deformation in Simeulue and Nias, Indonesia. Marine Geology, 89(1-2), 153-161. Doi: 10.1016/0025-3227(89)90031-5.

Wibisono, M. S. (2005). Pengantar Ilmu Kelautan. Grasindo. Jakarta. 226 hlm.

Wisha, U. J., Yusuf, M., & Maslukah, L. (2014). Sebaran Muatan Padatan Tersuspensi dan Kelimpahan fitoplankton di Perairan Muara Sungai Porong, Kab. Sidoarjo. Jurnal oseanografi, 3(3),454-461.

Wisha, U. J., Semeidi, H., & Joko, P. (2015). Hydrodynamics of Banten Bay During Transitional Seasons (August-September). Ilmu Kelautan, 20(2), 101-112.

Doi: 10.14710/ik.ijms.20.2.101-112.

Wisha, U. J., & Aida, H. (2016). Analysis of Tidal Range and Its Effect on Distribution of Total Suspended Solid (TSS) in the Pare Bay Waters. Jurnal Kelautan, 9(1). 23-31.




DOI: https://doi.org/10.21107/jk.v10i1.1618

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.




 INDEXED BY: