Variasi dan Komposisi Bentuk Pertumbuhan Karang (Life Form) di Perairan Bintan Timur
Abstract
ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji tentang keanekaragaman bentuk kehidupan pertumbuhan karang di perairan Bintan bagian timur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk kehidupan bentuk life form karang dan untuk mengetahui persentase jenis tutupan terumbu karang, indeks keanekaragaman, keseragaman. Indeks dan indeks dominasi spesies di Bintan bagian timur. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode under photo transect (UPT) dengan panjang transek garis yang digunakan adalah 50m dengan luas pemotretan (58 x 44) cm2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada stasiun satu di perairan Kawal persentase tutupan karang hidup sebesar 41.80% termasuk dalam kategori sedang. Ada 8 jenis pertumbuhan karang bentuk kehidupan, yaitu CM, CF, ACE, ACT, CS, CE, CB, CMR. Pada stasiun dua di perairan Teluk Bakau persentase tutupan karang hidup sebesar 47,40% dikategorikan sedang. Ada 7 jenis pertumbuhan karang bentuk kehidupan yang ditemukan, yaitu CM, CF, CE, CS, ACT, ACS, ACE. Pada stasiun tiga perairan Malang Rapat persentase tutupan karang hidup sebesar 41,53% termasuk kategori sedang. Ada 9 jenis pertumbuhan karang bentuk kehidupan yang ditemukan, yaitu CM, ACE, CS, CF, CE, CMR, ACS, ACT, CB.
Kata kunci: Keanekaragaman, Life form Coral, Under Photo Transect (UPT),Tutupan karang, Perairan Bintan Timur
ABSTRACT
This research examines the diversity of life form coral growth in the waters of the eastern part of Bintan.The purpose of this research aimed to determine the growth form of life form corals the percentage of coral reef cover types, diversity index, uniformity index and species dominance index in the eastern part of Bintan. This research was conducted using the under photo transect (UPT) method with the length of the line transect used was 50m with a photo area (58 x 44) cm2. The results showed that at station one in Kawal waters, the percentage of life coral cover was 41.80%, categorized as medium. There were 8 types of life form coral growth, namely CM, CF, ACE, ACT, CS, CE, CB, CMR. At station two in the waters of the Teluk Bakau, the percentage of live coral cover was 47,40% categorized as moderate. There were 7 types of life form coral growth found, namely CM, CF, CE, CS, ACT, ACS, ACE. At station three in Malang Rapat waters, the percentage of live coral cover was 41,53% categorized as medium. There were 9 types of life form coral growth found, namely CM, ACE, CS, CF, CE, CMR, ACS, ACT, CB.
Keywords: Diversity, Life form coral, Under Photo Transect (UPT), Coral cover, East Bintan waters
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Adriman, A., Purbayanto, A., Budiharsono, S., & Damar, A. Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Di Kawasan Konservasi Laut Daerah Bintan Timur Kepulauan Riau. Berkala Perikanan Terubuk, 40(1).
Alustco, S., Wardiatno, Y., & Setyobudiandi, I. (2011). Kajian keterkaitan ekologi Acanthaster planci dan ekosistem terumbu karang di Kabupaten Bintan. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, 17(1), 177-185.
Barus, B. S., Prartono, T., & Soedarma, D. (2018). Pengaruh lingkungan terhadap bentuk pertumbuhan terumbu karang di perairan teluk lampung. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 10(3), 699-709.
Bengen. (2000). Teknik Pengambilan Contoh dan Analisis Data Biofisik Sumberdaya Pesisir. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Dimenta, R. H., Machrizal, R., & Khairul, K. (2018). Distribusi Spasial Dan Karakteristik Habitat Udang Kelong (Penaeus indicus) Pada Perairan Ekosistem Mangrove Sicanang-Belawan, Sumatera Utara. Jurnal Pembelajaran Dan Biologi Nukleus, 4(1), 19-25.
Giyanto., Abrar, M., Hadi, T.A., Budiyanto, A., Hafizt, M., Salatalohy, A., Iswari, M.Y. (2017). Status terumbu karang Indonesia 2017. Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta. 30 Halaman.
Giyanto. (2012a). Kajian Tentang Panjang Transek dan Jarak Antar Pemotretan pada Penggunaan Metode Transek Foto Bawah Air. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia, 38(1), 1–18.
Giyanto. (2012b). Penilaian Kondisi Terumbu Karang dengan Metode Transek Foto Bawah Air. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia, 38(3): 377–389.
Giyanto. (2013). Metode Transek Foto Bawah Air untuk Penilaian Kondisi Terumbu Karang. Oseana. 38(1), 47–61.
Hadi, T.A., Giyanto., Prayudha, B., Hafizt, M., Buditanti, A., Suharsono. (2018). Status Terumbu Karang Indonesia 2018. Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta. 25.
Haruddin, A., Purwanto, E., Budiastuti, M. S., & Si, M. (2011). Dampak kerusakan ekosistem terumbu karang terhadap hasil penangkapan ikan oleh nelayan secara tradisional di Pulau Siompu Kabupaten Buton Propinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal Ekosains, 3(3), 29-41.
Irawan, A. B. (2013). Valuasi Daya Dukung Fungsi Lindung di Pulau Bintan Propinsi Kepulauan Riau. Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan, 5(1), 48-65.
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup (KepMen LH) Nomor 04 Tahun 2001. Kriteria Baku Mutu Kerusakan Terumbu Karang. Jakarta.
Kristina, K., Lestari, F., & Nugraha, A. H. (2021). Produksi Serasah dan Laju Dekomposisi Thalassia hemprichii dan Cymodocea rotundata di Perairan Malang Rapat, Kabupaten Bintan. Jurnal Akuatiklestari, 4(2), 58-70.
Luthfi, O. M., Asadi, M. A., & Agustiadi, T. (2018). Coral reef in center of coral biodiversity (coral triangle): The pulau lirang, southwest moluccas (MBD). Disaster Advances, 11(9), 1-7.
Nugraha, A. H., Hazrul, H., Susiana, S., & Febrianto, T. (2020). Karakteristik morfologi dan pertumbuhan lamun Halophila ovalis pada beberapa kawasan pesisir Pulau Bintan. Depik, 9(3), 471-477.
Nugraha, A. H., Srimariana, E. S., Jaya, I., Kawaroe, M. (2019). Struktur ekosistem lamun di Desa Teluk Bakau, pesisir bintan timur-Indonesia. Depik, 8(2): 87-96.
Muqsit, A., Purnama, D., & Ta’alidin, Z. (2016). Struktur Komunitas Terumbu Karang Di Pulau Dua Kecamatan Enggano Kabupaten Bengkulu Utara. Jurnal Enggano, 1(1), 75-87.
Panggabean, A. S., & Setiadji, B. (2017). Bentukpertumbuhankarangdaerahtertutup Danterbukadi Perairan Sekitarpulau Pamegaran, Telukjakarta. Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap, 3(4), 255-260.
Rahmawati, S., Kurniawan, D., Putra, R. D., Vimono, I. B., Putra, I. P., Dharmawan, I. W. E., Nainggolan, S. H. M. (2019). Pemantauan kesehatan terumbu karang dan ekosistem terkait di Kabupaten Bintan. COREMAP CTI-LIPI. Jakarta. 117.
Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
RPJMD. (2015). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau. Gambaran Umum Kondisi Daerah Kabupaten Bintan. BAPPENAS. Bintan.
Warsa, A., & Purnomo, K. (2017). Efisiensi Pemanfaatan energi cahaya matahari oleh fitoplankton Dalam proses Fotosintesis di waduk malahayu. Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap, 3(5), 311-319.
Yulan, A., & Gemaputri, A. A. (2013). Tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila gift (Oreochromis niloticus) pada salinitas yang berbeda. Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada, 15(2), 78-82.
Zamani, N. P. (2015). Kondisi terumbu karang dan asosiasinya dengan bintang laut (Linckia laevigata) di Perairan Pulau Tunda, Kabupaten Seram, Provinsi Banten. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan, 6(1), 1-10.
Zamani, N. P., Wardiatno, Y., Nggajo, R. (2011). Strategi pengembangan pengelolaan sumberdaya ikan ekor kuning (Caesio cuning) pada ekosistem terumbu karang di Kepulauan Seribu. Jurnal Saintek Perikanan, 6(2), 38-51.
Zen, L. W., Zulfikar, A. (2013). Kondisi Tutupan Persen Karang di Perairan Desa Teluk Bakau Berdasarkan Benthic Life Form.
Zurba, N. (2019). Pengenalan Terumbu Karang sebagai Pondasi Utama Laut Kita. Unimal Press. Bireuen.
DOI: https://doi.org/10.21107/jk.v16i1.15212
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Jurnal Kelautan by Program Studi Ilmu Kelautan is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Published by: Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura