PERBEDAAN EMPATI SISWA NORMAL TERHADAP ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DITINJAU DARI JENIS SEKOLAH (INKLUSI DAN REGULER)

Lintang Indra Listika

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan empati siswa normal tehadap anak berkebutuhan khusus ditinjau dari jenis sekolah (inklusi dan reguler). Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif komparatif. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 150 siswa normal, yang terdiri dari 75 siswa normal sekolah inklusi dan 75 siswa normal sekolah reguler dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan skala empati terhadap anak berkebutuhan khusus yang disusun peneliti berdasarkan teori dari Eisenberg (2002) yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan 2 aspek empati. Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan independent sampel t-test dengan bantuan program SPSS 23.00 for windows. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan empati siswa normal tehadap anak berkebutuhan khusus ditinjau dari jenis sekolah (inklusi dan reguler). Berdasarkan hasil analisis data penelitian diperoleh nilai T-Test sebesar 7,490 dengan nilai signifikansi 0,000 (P lebih dari 0,05), artinya hipotesis penelitian diterima. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan oleh peneliti yaitu terdapat perbedaan empati siswa normal tehadap anak berkebutuhan khusus ditinjau dari jenis sekolah (inklusi dan reguler). Sekolah inklusi memiliki (M = 154,56) lebih tinggi daripada sekolah reguler (M = 138,08).

Keywords


Empati, Anak berkebutuhan Khusus, Siswa Normal, Sekolah Inklusi, Sekolah Reguler

Full Text:

PDF

References


Ahmadi, Abu. (2009). Psikologi sosial. Jakarta : Rineka Cipta.

Baron, Robert A., & Byrne, Donn. (2005). Psikologi sosial (Ratna Djuwita, Melani Meitty Parman, Dyah Yasmina dan Lita P.Lunanta, Penerjemah) (10th ed). Jakarta: Erlangga.

Darma, P Indah & Rusyidi, Binahayati. (2016). Pelaksanaan sekolah inklusi di indonesia. Jurnal PROSIDING KS: RISET & PK. Vol. 2 No. 2. 147-300.

Darmawan, Deni. (2014). Metode penelitian kuantitatif (2nd ed). Bandung : Remaja Rosdakarya.

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Mansikdasmen Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa. (2007). Pedoman Umum Penyelenggara Pendidikan Inklusi. Jakarta: Author.

Dien, An N dkk. (2015). Perbedaan kecerdasan emosi siswa sekolah dasar ditinjau dari model pembelajaran sekolah reguler, sekolah alam, dan homeschooling. Universitas Sebelas Maret : Fakultas Kedokteran.

Eisenberg, N. (2002). Empathy and its development. Cambridge: Cambridge University Press.

Kartono, Kartini & Gulo, Dali. (1987). Kamus psikologi. Bandung : Pionir Jaya.

Kha. (2016). Sering di-bully, siswa berkebutuhan khusus dikeluarkan dari sekolah. Februari 08, 2017. http://news.okezone.com/read/2016/05/09 /338/1383995/sering-di-bully-siswa-berkebutuhan-khusus-dikeluarkan-dari-sekolah.

Perbedaan Empati Siswa Normal Terhadap Anak Berkebutuhan … 49

Haq, Aniq Hudiyah Bil. (2010). Hubungan antara pola asuh demokratis dengan empati pada anak sekolah inklusi dan non-inklusi. Universitas Muhammadiyah Surakarta : Fakultas Psikologi.

Herawati, Netty & Edi, S. Fandi Rosi Sarwo. (2016). Aplikasi komputer untuk psikologi. Ae Publishing.

Muftisany, Hafidz. (2016). Dari Empati Menuju Prestasi. November 08, 2016 http://www.republika.co.id/berita/koran/dialog-jumat/16/03/18/o483g721-dari-empati-menuju -prestasi. Murni. (2012). Studi perilaku bullying siswa di sdn inklusi kota surabaya. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Negeri Surabaya : Fakultas Ilmu Pendidikan.

Ni’matuzahroh., & Nurhamida, Yuni. (2016). Individu berkebutuhan khusus dan pendidikan inklusif. Malang: UMM Press.

Noni, Lutfisari. (2010). Perbedaan empati antara mahasiswa kependidikan dan non kependidikan fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alamuniversitas negeri malang. Universitas Negeri Malang : Fakultas Ilmu Pendidikan.

PERMENDIKNAS RI No. 70 tahun 2009. Oktober 28, 2016. http://kelembagaan. ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/11/Permen-No-70-2009-tentang-pendidiian-inklusif-memiliki-kelainan-kecerdasan.pdfPurwandari, (2009). Pendidikan inklusif : masalah ketenagaan dan peran serta perguruan tinggi dalam penyelenggaraan sekolah inklusi. Temu Nasional Jurusan Pendidikan Luar Biasa.

Salim, M. (2013). Hubungan antara empati dengan perilaku bullying dan defending terhadap siswa dengan asd (studi pada siswa reguler di smpn inklusif di jakarta. Universitas Indonesia : Fakultas Psikologi.

Santoso, Singgih. (2014). Statistik parametrik edisi revisi. Jakarta : PT.Elex Media Komputindo.

Solfema. (2013). Pengasuhan orangtua, budaya sekolah, budaya masyarakat dan empati anak usia remaja. Jurnal Ilmu Pendidikan. Vol. 19 No. 2 Desember 2013.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&D (17th ed). Bandung : Alfabeta.

Suparno, (2008). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Dapartemen Pendidikan Nasional.

Undang-undang No 20 Tahun 2003. November 01, 2016. http://sindikker.dikti. go.id/dok/UU/UU20-2003-Sisdiknas.pdf

Yamin, Sofyan & Kurniawan, Heri (2014). Spss : Teknik analisis statistik terlengkap dengan

software spss. Jakarta : Penerbit Salemba Infotek.




DOI: https://doi.org/10.21107/personifikasi.v9i1.6759

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 1970 Lintang Indra Listika

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

 

 

Indexed by:
   

Creative Commons License
Personifikasi by Universitas Trunojoyo Madura is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.