KADER PELESTARI LINGKUNGAN DI PULAU MANDANGIN BERBASIS PONDOK PESANTREN

Eko Setiawan, Kaswan Badami, Andrie Kisroh Sunyigono

Abstract


Permasalahan utama yang dihadapi oleh mitra adalah 1) kesadaran terhadap pelestarian lingkungan sangat rendah, 2) kerusakan lingkungan daratan, pesisir dan pantai yang sangat parah, 3) keterbatasan teknologi budidaya tanaman baik untuk penghijauan, perlindungan wilayah pesisir, dan 4) rendahnya kemampuan untuk mendapatkan sumber pendapatan tambahan dari budidaya tanaman. Target luaran yang yang akan dicapai dalam kegiatan IbM ini adalah berupa peningkatan kesadaran akan pentingnya kelestarian lingkungan yang disinergikan dengan teknologi budidaya tanaman buah dan konservasi, serta peningkatan sumber pendapatan baru. Luaran yang kegiatan ini adalah: 1) Terbentuknya kelompok santri pelestari lingkungan, 2) Penamanan masingmasing 25 tanaman buah yang terdiri dari mangga, jambu air, jambu biji, delima, sirsat, srikaya, belimbing, sawo, belimbing wuluh, kelapa, 3) Penanaman 200 tanaman cemara udang di pesisir Pulau Mandangin, 4) Penguasaan teknologi budidaya tanaman buah dan konservasi, dan 5) Penguasaan teknologi budidaya sayuran. Metode pelaksanaan yang akan dilakukan dalam kegiatan ini meliputi strategi pemberdayaan dan penyadaran partisipatif yang memperhatikan pilar pendidikan dan penyadaran, ekonomi dan lingkungan. Hal ini dilakukan untuk menjamin kontinuitas dari program pemberdayaan. Logika yang digunakan adalah masyarakat akan sadar apabila kita memberikan contoh dan teladan, Namun hal itu saja tidak cukup, program dan kegiatan yang ditawarkan harus memberikan insentif ekonomi tambahan bagi mereka. Adapun strategi pemberdayaan dan penyadaran partisipatif yang akan dilaksanakan dapat dikelompokkan menjadi: 1) Sosialisasi, 2) Pemberian motivasi dan insentif, 3) Penyuluhan, 4) Pelatihan teknologi, 5) Praktek, 6) Pendampingan oleh kader sebaya lokal dan 7) Bantuan program. Hasil kegiatan yang telah dilakukan: 1. program pengembangan santri pelestari lingkungan menghadapi beberapa kendala terutama pada motivasi dan kesadaran akan lingkungan yang rendah, 2. penerapan penghijauan dan permakultur menghadapi kendala utama yaitu keberadaan kambing yang sangat banyak dan dibiarkan berkeliaran, 3. permakultur disain yang telah diterapkan yaitu natural wave barrier, banana circle dan vertical garden. Hal ini bertujuan untuk melakukan suksesi pada lahan di sekitar lokasi agar menjadi lahan yang lebih produktif.
Kata Kunci: Lingkungan, Berkelanjutan, Pelestari, Santri, Pondok Pesantren


Keywords


Lingkungan, Berkelanjutan, Pelestari, Santri, Pondok Pesantren

Full Text:

PDF

References


Akhtar, F., S A Lodhi and S S Khan, 2014. Permaculture: an ethical and value based system for sustainable management. Journal of Business Strategies (Karachi), Vol.8 (2).

Ferguson, R.S. and S T Lovell, 2014. Permaculture for agroecology: design, movement, practice, and worldview. Agron. Sustain. Dev: 34. DOI: 10.1007/s13593-013—0181-6

Ingram, J, D Maye, J Kirwan, N Curry and K Kubinakova, 2014. Learning in the Permaculture Community of Practise in England: An Analysis of the Relationship between Core Practises and Boundary Processes. Journal of Agricultural Education and Extension. Vol 20. No. 3

Lebo, N. 2014. Toward Ecological Literacy: A Permaculture Approach to Junior Secondary Science.

Australian Journal of Enviromental Education. Vol 29. No. 2




DOI: https://doi.org/10.21107/pangabdhi.v3i2.5952

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Eko Setiawan, Kaswan Badami, Andrie Kisroh Sunyigono

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License

Jurnal Ilmiah Pangabdhi by Universitas Trunojoyo Madura is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

ISSN 2477-6289 (Online)  ISSN 2477-6270 (Print)

Terindeks oleh: