MAKNA DAN NILAI AJARAN BUDI PEKERTI MANTRA DALAM TRADISI MAGUTI
Abstract
Mantra merupakan ucapan yang memiliki kekuatan gaib. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan makna mantra dan nilai ajaran budi pekerti yang terkandung dalam tradisi Maguti. Metode dalam penelitian ini ialah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data meliputi observasi partisipatif, wawancara, studi dokumen dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini antara lain: makna mantra yang terkandung dalam tradisi Maguti ialah siraman pertama/tanggal satu cahaya wajah anak belum begitu bercahaya, sampai akhirnya tanggal limabelas bercahaya seperti bulan purnama; memperingati berasalnya dari bapak (putih) ibu (merah) atau air dan ari-ari sukma yang menjaga jiwa dan raganya anak yang dipaguti; memperingati saudara tua, orang yang melahirkan pertama itu mengeluarkan air dan daging yang menempel pada pusar; memperingati nabi dan rasul, istri dan anaknya, serta sahabatnya Usman, Umar, Syaidina, Ngali; memperingati ibu Dewi Fatimah yang menjadi contoh semua perempuan; memperingati leluhur perempuan laki-laki yang bertempat di kiblat empat lima pancer; memperingati para leluhur laki-laki perempuan, tua-muda, jauh-dekat dimintai doa restu yang baik; memperingati nabi Sulaiman yang menguasai dedaunan, kayu, air, ayam/semua hewan yang disembelih untuk perlengkapan; semua perlengkapan untuk memperingati tujuh hari. Nilai ajaran budi pekerti yang terkandung adalah tumbuhnya disiplin diri; mampu berpikir positif; menumbuhkan cinta dan kasih sayang, rasa saling menghormati, memiliki tata krama dan sopan santun; menaati ajaran agama dan mengembangkan sikap toleransi; memiliki rasa tanggung jawab; rasa bakti kepada orang tua; mengembangkan etos kerja dan belajar.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Herusatoto, B. 2001. Simbolisme dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: PT Hanindita Graha Widia.
Widodo, D.I. 2014. Ngawi Tempo Doeloe. Surabaya: Dukut Publishing.
Sutardjo, I. 2012. Kajian Budaya Jawa. Surakarta: FSSR UNS.
Setiawan, K.E.P. 2019. Maguti: Simbolisme Budaya Jawa. Cirebon: Eduvision.
Singarimbun, M. 1982. Metode Penelitian Survey. Jakarta:LP3ES.
Koentjoroningrat.1984. Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka.
Ronald, A. 1993. Transformasi Nilai-nilai Mistik dan Simbolik dalam Arsitektur Rumah Tradisional Jawa. Yogyakarta: Lembaga Javanologi Panunggalan.
Karno Sorok-Mbah, Dsn. Gedangan, Ds. Jagir RT.15 RW.01, Kec. Sine, Kab. Ngawi.
Martomakno-Mbah, Dsn. Plembeku, Ds. Jagir RT.13 RW.01, Kec. Sine, Kab. Ngawi.
Maryono-Bapak, Dsn. Tulakan Kulon, Desa Tulakan RT. 3 RW. 9, Kec. Sine, Kab. Ngawi.
Suparno-Ki Dalang, Dsn. Tulakan Kulon, Desa Tulakan RT. 3 RW. 9, Kec. Sine, Kab. Ngawi.
Paimin-Bapak, Dsn. Gedangan, Ds. Jagir RT.15 RW.01, Kec. Sine, Kab. Ngawi.
DOI: https://doi.org/10.21107/metalingua.v4i2.6128
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Kodrat Eko Putro Setiawan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Metalingua by Universitas Trunojoyo Madura is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.