Semiotika Mantra Ruwatan Murwa Kala di Desa Gemulung, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban
Abstract
Mantra dalam ruwatan Murwa Kala adalah rangkaian kata yang mengandung magis atau kekuatan gaib yang diucapkan secara lisan dan lirih oleh dalang kepada Batara Kala yang bertujuan untuk menolak keburukan atau menghilangkan sial seorang sukerta. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur semiotika Roland Barthes dalam mantra ritual ruwatan Murwa Kala. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa, dalam mantra ritual ruwatan Murwa Kala memiliki makna tersendiri. Dari mantra yang sudah ada memiliki makna bahwa sesepuh dari ruwatan Murwa Kala yang disebut Bathara Kala mempunyai kekuatan yang sangat hebat yang dapat membuat kesialan dalam diri seseorang dan jika ada yang sampai meninggal dipercaya dimakan oleh Bathara Kala. Makna didapatkan dari beberapa tanda yang dikaitkan dengan mitos yang berhubungan dengan kepercayaan, tradisi, budaya, dan nilai filsafah hidup yang bisa dijadikan sebagai pedoman kehidupan. Oleh sebab itu, masyarakat desa Gemulung mempercayai bahwa untuk menghindari agar tidak dimakan oleh Bathara Kala dengan cara melakukan ritual ruwatan Murwa Kala dengan dibacakan mantra merupakan rangkaian kata yang mengandung kekuatan gaib bertujuan untuk menolak keburukan atau menghilangkan sial seorang sukerta.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Barthes, Roland. 2007. Petualangan Semiologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bascom, William, (1965). The Forms of Folklore: Prose Narrative, The Journal of American Folklore Vol. 78, No. 307. US: American Folklore Society, h.3—20.
Danandjaja. J. 1994. Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
De Saussure, F. (1996). Premier cours de linguistique générale (1907): d’après les cahiers d’Albert Riedlinger. Pergamon.
Dundes, Alan. 1965. The Studi Of Folklore (Alan Dundes, ed). Englewood Cliffs.NJ. Prentice Hall, Inc.
Endraswara, Suwardi. 2018. Antropologi Sastra Lisan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Kusuma, Putu Krisdiana Nara, dan Iis Kurnia. 2017. Analisis Semiotika Roland Barthes pada Ritual Otonan di Bali. Jurnal Manajemen Komunikasi 1(2):195-217
Ragil Pamungkas. 2008. Tradisi Ruwatan. Yogyakarta:Penerbit NARASI
Suantoko. 2016. Fungsi Sastra Lisan “Tanduk” Masyarakat Genaharjo Kabupaten Tuban Bagi Masyarakat Pendukungnya. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol.16 No.2.
Sari, Putri Indah Permata, dkk. 2018. Analisis Semiotik Pada Teks Mantra Ruwat Murwakala Serta Relevansinya Sebagai Materi Ajar Puisi Jawa di Sekolah Menengah Atas. Jurnal Sabdasastra 2(1)
Saryono, 2010. Metode Penelitian Kualitatif, PT. Alfabeta, Bandung.
Sudikan, S.Y. 2014. Metode Penelitian Kebudayaan. Surabaya: Citra Wacana.
Soetarno. 2016. Ruwatan di Daerah Surakarta. Surakarta:CV. Cendrawasih
Sugiyono. 2013 . Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
DOI: https://doi.org/10.21107/metalingua.v8i2.21152
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 Yunita Suryani, Rafiqoh Abiyyu Purwanti
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Metalingua by Universitas Trunojoyo Madura is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.