Growth Pole Economics In The South West Coast Of Aceh
Abstract
This research aims to identify alternative areas as the new growth pole and formulate a development strategy in the South West region of Aceh. The methods used are Klassen typology, gravity models, and breaking point. The scope of this research covers 7 (seven) districts and 1 (one) city for the period of 2011 to 2016. The entire district and city are assumed to be an economic unit treated as a parent area for all districts/cities. The results showed that, firstly, there could be 2 (two) growth poles if we divided by coastal areas, namely Nagan Raya District for the west coastal region of Aceh and Southwest Aceh District for the southern coastal region of Aceh. However, Nagan Raya Regency is the alternative choice for the new growth pole in South West region of Aceh. Secondly, the improvement of the agricultural, forestry and fishery sectors as well as the development of human resources in accordance with the needs of the labor market is necessary to be able to develop the new center of economic growth.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Alhabeeb, M. J. (2019). Spatial Models Of Consumer Choice for Retail Outlets: Theory And Practice in Physics of Marketing. International Journal of Marketing Studies, 11(1), 1-9.
Anderson, S. J., Volker, J. X., & Phillips, M. D. (2010). Converse's Breaking-Point Model Revised. Journal of Management and Marketing Research, 1-10.
Andriyani, N. N., & Utama, M. S. (2015). Analisis Pusat Pertumbuhan Di Kabupaten Karangasem. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, 4(4), 220-229.
Arsyad, Lincolin. (2010). Ekonomi Pembangunan, Edisi 5. Yogyakarta: UPP STIE YKPN.
Arun NS. (2013). Development of regional growth centres and impact on regional growth: A case study of Thailand’s Northeastern region. Urbani izziv, Volume 24, no. 1.
Basuki, A. T., & Gayatri, U. (2009). Penentu Sektor Unggulan Dalam Pembangunan Daerah Studi Kasus di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Muhammadiyah Yogyakarta, 10(1), 34-50.
Darmansyah A, Siti HR, Acip S and Umi Z. (2013). The New Growth Centres and Strategy for Building and Accelerating Agribusiness Development in Cirebon Regency, Indonesia. The 5 Indonesia International Conference on Innovation, Entrepreneurship, and Small Business (IICIES 2013).
Ermawati. (2010). Analisis Pusat Pertumbuhan Skripsi, Ekonomi Pada Tingkat Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah. Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret .
Ermawati. (2010).Analisis Pusat Pertumbuhan Ekonomi Pada Tingkat Kecamatan Di Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah”. Skripsi.Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Emalia, Z dan Isti F. (2018, April). Identifikasi pusat pertumbuhan dan interaksi spasial di provinsi lampung. Jurnal ekonomi & studi pembangunan, 19(1), 61-74.
Fattah, Sanusi and Abdul Rahman. (2013). Analysis of Regional Economic Development in the Regency/Municipality at South Sulawesi Province In Indonesia. Journal of Economic and Sustainable Development, 4(1).
Friske, W., & Choi, S. (2013). Another Look at Retail Gravitation Theory: History, Analysis, and Future Considerations. ABD Journal, 5(1), 1-18.
Google Maps. (n.d.). Retrieved 2018, from Peta: https://www.google.com/maps/dir///@3.0068319,96.8798799,9z
Gren J. 2003. Reaching the Peripheral Regional Growth Centres. European Journal of Spatial Development, 3 .
Guite, L. (2019). Assessment Of Urban Sprawl in Bathinda City, India. Journal of Urban Management, 8, 195-205.
Gulo, Y. (2015, April). Identifikasi Pusat-Pusat Pertumbuhan dan Wilayah Pendukungnya dalam Pengembangan Wilayah Kabupaten Nias. Widyariset, 18(1), 37-47.
Habib, S. (2016). Analisis Kecamatan Dalam Rangka Penentuan Kecamatan Pusat Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Bandar Lampung : Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.
Hamri E, Eka Intan Kumala Putri, Hermanto J. Siregar dan Deddy S. Bratakusumah. (2016, Juni). Kebijakan Pemekaran Wilayah Dan Pengembangan Pusat Pertumbuhan Ekonomi Kota Tasikmalaya. Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, 7(1).
Hihola, A., H.Laoh, O., & Pakasi, C. B. (2016). Batas Pengaruh Bagian Wilayah Kota (BWK) Pusat Kota Tomohon Terhadap Wilayah Sekitarnya. Cocos, 7(1), 1-9.
Istifadah N, Heru Tjaraka, dan Dwi Ratmawati. (2016, Juli-Desember). Role of the Financial Sector to Improve Economic. Competitiveness in east java. Journal of Research in Economics and Management,16(2).
Iswanto, D. (2015, April 1). Ketimpangan Pendapatan Antar Kabupaten/Kota dan Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur. Signifikan, 41-66.
Maria Christina Yuli Pratiwi, MCY dan Mudrajad K. (2017). Penentuan Pusat Pertumbuhan dan Wilayah Pengaruhnya Berbasis Z-score Analysis dan Gravity Index (Studi Kasus: Provinsi Maluku). Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia, 16(2), 81-104.
Mangiri, K. (2000). Perencanaan TerpaduPembangunan Ekonomi Daerah Otonom, BPS: Jakarta.
Kharisma, B., & Triwardani, W. A. (2018). Optimalisasi Aksesibilitas Sebagai Percepatan Pembangunan: Studi Kasus Penataan Jalan di Kabupaten Pangandaran. Jurnal Optimum, 8, 99-118.
Kuncoro, M. (2004). Analisis Spasial dan Regional. Yogyakarta: AMP YKPN.
Listyaningrum, H., Jannah, L. J., Aryanti, O. D., Rointan, A., & Worrabay, E. (2016). Perspektif Analisis Keruangan dan Analisis Interaksi Keruangan. Surabaya: Jurusan Perencanan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh November.
Pratomo A. (2014). Analisis Potensi Pengembangan Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Cilacap. EDAJ, 3 (1).
Priyadi U dan Eko A. (2017, Mai). Identifikasi pusat pertumbuhan dan wilayah hinterland di provinsi daerah istimewa yogyakarta. AJIE, 02(02).
Respati, Dian. (2015). Konsep Wilyah Teori Interaksi. http://www.geografisku.blogspot.com. macam-contoh-pengertianteori-interksi.htm.
Rahayu E dan Eko Budi Santoso. (2014). Penentuan pusat-pusat pertumbuhan dalam pengembangan wilayah di Kabupaten Gunung Kidul. Jurnal teknik pomits, 3(2)
Sjafrizal, (2015). Ekonomi Wilayah dan Perkotaan. Padang: Raja grafindo Persada Indonesia.
Suseno DA. (2014). Pengembangan daerah berdasarkan tipologi Pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan Sektor di wilayah kedung sepur. JEJAK Journal of Economics and Policy, 8 (1) (2015), 1-88.
Tarigan, R. (2005). Ekonomi Regional. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Tarigan, R. (2010). Perencanaan Pembangunan Wilayah (Edisi Revisi V ed.). Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Todaro & Smith. (2006). Pembangunan Ekonomi (terjemahan), Edisi Kesembilan, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia No 4 Tahun 2002 Tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Tamiang.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah
Wiwekananda, I, B. (2016). Transformasi Struktur Ekonomi Unggulan di Kabupaten Buleleng Periode 2008-2013. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan, 9 (1) : 37-45.
Yrigoyen, C. C., & Otero, J. V. (1998). Spatial Interaction Models Applied To The Design Of Retail Trade Area. 38th Congress of the European Regional Science Association. Madrid: http://www-sre.wu.ac.at/ersa/ersaconfs/ersa98/papers/81.pdf.
DOI: https://doi.org/10.21107/mediatrend.v17i2.10588
Copyright (c) 2022 Media Trend