Hubungan Kerapatan Lamun dengan Kelimpahan Teripang (Holothuroidea) di Perairan Pantai Domba, Kabupaten Pandeglang, Banten

Audina Shofiah, Sunarto Sunarto, Lintang Permata Sari Yuliadi, Wahyuniar Pamungkas

Abstract


Padang lamun dengan kerapatan tinggi dimanfaatkan sebagai tempat perlindungan bagi teripang, menciptakan lingkungan yang aman dari predator dan menyediakan berbagai sumber makanan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kerapatan lamun, kelimpahan teripang dan hubungan antara keduanya di Perairan Pantai Domba. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Pengamatan tegakan lamun dan jumlah teripang dilakukan dengan menggunakan metode line transek kuadran. Penentuan stasiun pengamatan berdasarkan kerapatan lamun rapat, sedang dan jarang. Kerapatan lamun rapat berjumlah 191,27 ind/m2, kerapatan sedang sebesar 128,85 ind/m2, dan kerapatan jarang sebesar 99,03 ind/m2. Jenis lamun yang tumbuh di wilayah Pantai Domba, terdapat tiga spesies lamun yang ditemukan, yaitu Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata dan Cymodocea serrulata. Spesies teripang yang ditemukan hanya Holothuria leucospilota. Pada area dengan lamun rapat, kelimpahan berkisar antara 4,36 – 5,58 ind/m², pada lamun sedang 2,67 - 3,27 ind/m², dan pada lamun jarang 1,45 – 2,06 ind/m². Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara kerapatan lamun dengan Kelimpahan Teripang di Pantai Domba dengan nilai (r = 0,998). Sebanyak 99,6 % kelimpahan teripang dipengaruhi oleh kerapatan lamun dan sisanya sebanyak 0,4 % dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti faktor lingkungan dan ketersediaan makanan yang mempengaruhi kelangsungan hidup teripang

References


Ardiannanto, R., Sulardiono, B., & Purnomo, W. P. (2014). Studi kelimpahan teripang (Holothuriidae) pada ekosistem lamun dan ekosistem karang Pulau Panjang Jepara. Diponegoro Journal of Maquares, 3(2), 66–73. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/maquares

Bengkal, K., Manembu, I., Sondak, C., Wagey, B., Schaduw, J., & Lumingas, L. (2019). Identifikasi keanekaragaman lamun dan ekhinodermata dalam upaya konservasi. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 7(1), 29. https://doi.org/10.35800/jplt.7.1.2019.22819

Choirudin, I. R., Supardjo, M. N., & Muskananfola, M. (2014). Studi hubungan kandungan bahan organik sedimen dengan kelimpahan makrozoobenthos di Muara Sungai Wedung Kabupaten Demak. Management of Aquatic Resources Journal, 3(3), 168–176. https://doi.org/10.14710/marj.v3i1.4429

Chrismanola, V., Riniatsih, I., & Endrawati, H. (2024). Pengaruh jenis substrat terhadap pertumbuhan semaian biji lamun (Enhalus acoroides). Journal of Marine Research, 13(2), 365–373. https://doi.org/10.14710/jmr.v13i2.42610

Darman, D., Idris, M., & Astuti, O. (2017). Pertumbuhan dan kelangsungan hidup teripang pasir (Holothuria scabra) yang dibudidayakan pada karamba jaring tancap. Media Akuantika, 2(3), 60–69.

Dissanayake, D. C., & Stefansson, G. (2012). Habitat preference of sea cucumbers: Holothuria atra and Holothuria edulis in the coastal waters of Sri Lanka. Journal of the Marine Biological Association of the United Kingdom, 92(2), 581–590.

English, S., Wilkinson, C., & Baker, V. (1998). Survey manual for tropical marine resources (2nd ed.). Survey Manual for Tropical Marine Resources.

Fahruddin, M., Suriyadin, A., Murtawan, H., Abdurachman, M. H., Setyono, B. D. H., Saputra, A., & Ilyas, A. P. (2023). Struktur komunitas lamun di perairan Ketapang, Lombok Barat. Journal of Marine Research, 12(1), 61–70. https://doi.org/10.14710/jmr.v12i1.34537

Fahruddin, M., Yulianda, F., & Setyobudiandi, I. (2017). Density and the coverage of seagrass ecosystem in Bahoi Village coastal waters, North Sulawesi. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 9(1), 375–383. https://doi.org/10.29244/jitkt.v9i1.17952

Feryatun, F., Hendrarto, B., & Widyorini, N. (2017). Kerapatan dan distribusi lamun (seagrass) berdasarkan zona kegiatan yang berbeda di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Journal of Management of Aquatic Resources, 1(1), 1–7.

Hajarisman, N., & Herlina, M. (2022). Buku ajar analisis regresi dan aplikasinya menggunakan SPSS Program Studi Statistika. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.14988.80008

Huda, H. N., Sulardiono, B., & Ain, C. (2018). Sebaran spasial teripang tangkapan nelayan berdasarkan kandungan bahan organik sedimen di Pulau Geleang Karimunjawa. Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES), 7(1), 141–149. https://doi.org/10.14710/marj.v7i1.22534

Istiqlal, B. A. (2012). Distribusi horizontal moluska di kawasan padang lamun Pantai Merta Segara Sanur Denpasar. Jurnal Biologi, 1, 10–14.

Jasmadi. (2018). Pertumbuhan dan aspek ekologi teripang pasir Holothuria scabra pada karamba jaring tancap di perairan Lairngangas, Maluku Tenggara. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 10(2), 317–331.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia. (2004). Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 200 Tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan Padang Lamun.

Komala, R. (2015). Keanekaragaman teripang pada ekosistem lamun dan terumbu karang di Pulau Bira Besar, Kepulauan Seribu, Jakarta. 1(April), 222–226. https://doi.org/10.13057/psnmbi/m010209

Kurniawan, H., Yulianto, B., & Riniatsih, I. (2021). Kondisi padang lamun di perairan Teluk Awur Jepara terkait dengan parameter lingkungan perairan dan keberadaan sampah makro plastik. Journal of Marine Research, 10(1), 29–38. https://doi.org/10.14710/jmr.v10i1.28266

Matrutty, M., Wakano, D., & Suriani, S. (2021). Struktur komunitas teripang (Holothuroidea) di perairan pantai Desa Namtabung, Kecamatan Selaru, Kabupaten Kepulauan Tanimbar. TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan, 17(1), 10–17. https://doi.org/10.30598/tritonvol17issue1page10-17

Maulana, H., Hermita, N., Fatmawaty, A. A., & Firnia, D. (2024). Analisa dan pemetaan nilai C-organik, bahan organik, dan tekstur tanah di lahan tumbuh talas beneng (Xanthosoma undipes) berdasarkan ketinggian. AGRIUM: Jurnal Ilmu Pertanian, 27(2), 166–178. https://doi.org/10.30596/agrium.v27i2.21261

Odum, E. P. (1971). Fundamentals of Ecology (3rd ed.). W.B. Saunders Company.

Padang, A., Lukman, E., & Sangadji, M. (2015). Pertumbuhan dan kelulushidup teripang pasir yang dipelihara di kurungan tancap (pen-culture). Jurnal Bimafika, 7(1), 782–786.

Paskalina, T. L. (2011). Zonasi dan adaptasi morfologi lamun di perairan pesisir Manokwari. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 7(August), 119–129.

Patty, S. I., & Huwae, R. (2023). Temperature, salinity and dissolved oxygen West and East seasons in the waters of Amurang Bay, North Sulawesi. Jurnal Ilmiah PLATAX, 11(1), 196–205. https://doi.org/10.35800/jip.v11i1.46651

Patty, S. I., Ibrahim, P. S., & Yalindua, F. Y. (2019). Oksigen terlarut dan apparent oxygen utilization di perairan Waigeo Barat, Raja Ampat. Jurnal Technopreneur (JTech), 7(2), 52–57. https://doi.org/10.30869/jtech.v7i2.379

Pribadi, T. D. K., Nurdiana, R., & Rosada, K. K. (2017). Asosiasi makroalga dengan gastropoda pada zona intertidal Pantai Pananjung Pangandaran. Biodjati, 2(2), 107–114. https://doi.org/10.15575/biodjati.v2i2.1573

Rahman, Junaidi, M., & Damayanti, A. A. (2020). Keanekaragaman jenis lamun di perairan Gili Asahan, Kabupaten Lombok Barat. Prosiding Seminar Nasional, 10(4), 119.

Rahmawati, S., Irawan, A., Supriyadi, Indarto, H., & Husni Azkab. (2017). Panduan pemantauan penilaian kondisi padang lamun. COREMAP CTI LIPI.

Riniatsih. (2015). Distribusi muatan padatan tersuspensi (MPT) di padang lamun di perairan Teluk Awur dan Pantai Prawean Jepara. Jurnal Kelautan Tropis, 18(3), 121–126.

Ristina, M., Sulardiono, B., & Solichin, A. (2018). Hubungan kerapatan lamun (seagrass) dengan kelimpahan teripang (Holothuria) di Pantai Alang-alang Taman Nasional Karimunjawa. Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES), 7(4), 452–457. https://doi.org/10.14710/marj.v7i4.22669

Sarinawaty, P., Idris, F., & Nugraha, A. (2020). Karakteristik morfometrik lamun E. acoroides dan Thalassia hemprichii di pesisir Pulau Bintan. Journal of Marine Research, 9(4), 474–484. https://doi.org/10.14710/jmr.v9i4.28432

Sianu, N. E., Sahami, F. M., & Kasim, F. (2014). Keanekaragaman dan asosiasi gastropoda dengan ekosistem lamun di perairan Teluk Tomini. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 2(4), 156–163. https://doi.org/10.37905/.v2i4.1272

Sihabudin, T. M. R., Sabariah, V., Toha, A. H. A., & Demana, Y. E. (2023). Hubungan kerapatan lamun dan kelimpahan teripang (Holothuroidea) di Pulau Meosmangguandi Taman Wisata Perairan Padaido-Biak. ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua, 6(1), 25–36. https://doi.org/10.31957/acr.v6i1.2910

Sugiyono. (2018). Metode penelitian kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Syukur, A., Wardiatno, Y., & Muchsin, I. (2017). Kerusakan lamun (seagrass) dan rumusan konservasinya di Tanjung Luar, Lombok Timur. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 17(2), 69–80.

Taqwa, R. N., Muskananfola, M. R., & Ruswahyuni. (2014). Studi hubungan substrat dasar dan kandungan bahan organik dalam sedimen dengan kelimpahan hewan makrobenthos di Muara Sungai Sayung, Kabupaten Demak. Management of Aquatic Resources Journal, 3(1), 125–133. https://doi.org/10.14710/marj.v3i1.4429

Vito, D. J., Pramesti, R., Jessica, S., & Larasati, H. (2025). Hubungan sampah makroplastik terhadap kondisi padang lamun di Teluk Awur, Pulau Panjang, dan Ujung Piring perairan Jepara. Journal of Marine Research, 14(2), 217–224.

Wisesa, M. M., Bakti, D., & Fadhilah, A. (2018). Abundance of sea cucumber on the seagrass ecosystem of Inunggeh Island, Tapanuli Tengah Regency, North Sumatera Province. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 122(1), 1–8. https://doi.org/10.1088/1755-1315/122/1/012107

Yudhoyono, B. M., Safitri, I., Sofiana, M. S. J., & Kusumardana, S. (2023). Karakteristik lamun di perairan timur Pulau Cempedak, Kalimantan Barat. Oseanologia, 2(3), 102. https://doi.org/10.26418/jose.v2i3.74860




DOI: https://doi.org/10.21107/juvenil.v6i3.31141

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 
 INDEXED BY:

           

       
ISSN: 2723-7583