Analisis Faktor Biokonsentrasi Dan Faktor Translokasi Dari Logam Berat Cu Pada Mangrove Rhizopora sp.
Abstract
ABSTRAK
Salah satu polutan logam berat di lingkungan adalah tembaga (Cu) yang bersumber dari aktivitas manusia seperti industri dan pertambangan yang tidak dikelola dengan baik, menimbulkan limbah yang mengandung logam berat yang kemudian terakumulasi dan dibawa oleh aliran air menuju laut. Penelitian ini menganalisis kandungan logam berat, faktor biokonsentrasi serta faktor tranlokasi pada akar, sedimen, dan daun mangrove. Stasiun pengambilan sampel mencakup 5 stasiun yaitu: Sepulu, Poltera, Modung, Tajungan, dan Bancaran. Metode yang digunakan untuk menganalisis logam berat Cu adalah metode detruksi asam nitrat peklorat dan spektrofotometri serapan atom dengan panjang gelombang 324,7 nm. Hasil yang ditemukan dengan cemaran logam berat Cu tertinggi pada akar, daun, dan sedimen terdapat di stasiun 4 dengan masing-masing nilai besaran 0.5880; 0.4965; 4.8510. Sedangkan dengan nilai kandungan logam berat Cu terendah pada akar, daun, dan sedimen terdapat di stasiun 3 dengan masing-masing nilai besaran 0.2130; 0.0952; 0.5221. Faktor biokonsentrasi tertinggi adalah akar rata-rata sebesar 0.429, kemudian daun dengan rata-rata 0.220. Faktor translokasi untuk mengetahui perpindahan akumulasi logam dari akar ke daun, nilai factor translokasi tertinggi tertinggi berada di stasiun 4 sebesar 0.844. Hal ini membuktikan bahwa mangrove dapat mengakumulasi logam berat dalam jaringan tubuhnya untuk mengurangi pencemaran logam berat.
Kata Kunci: Logam berat Cu, Mangrove, Rhizopora Mucronata, Faktor Bikonsentrasi, Faktor Translokasi
ABSTRACT
One of the heavy metal pollutants in the environment is copper (Cu) which comes from human activities such as industry and mining that are not managed properly, causing waste containing heavy metals which then accumulate and are carried by water flow to the sea. This study analyzed the content of heavy metals, bioconcentration factors and translocation factors in roots, sediments, and mangrove leaves. Sampling stations include 5 stations, namely: Sepulu, Poltera, Modung, Tajungan, and Bancaran. The method used to analyze the heavy metal Cu is the nitric acid pechlorate destruction method and atomic absorption spectrophotometry with a wavelength of 324.7 nm. The results found with the highest Cu heavy metal contamination in roots, leaves, and sediments were at station 4 with respective values of 0.5880; 0.4965; 4.8510. While the lowest Cu heavy metal content in roots, leaves, and sediments was at station 3 with respective values of 0.2130; 0.0952; 0.5221. The bioconcentration factor is the ability of organisms to accumulate heavy metals in sediment, the highest bioconcentration factor value is the average root of 0.429, then the leaves with an average of 0.220. The translocation factor is to determine the transfer of metal accumulation from roots to leaves, the highest translocation factor value is at station 4 of 0.844. This proves that mangroves can accumulate heavy metals in their body tissues to reduce heavy metal pollution.
Keywords: Heavy metal Cu, Mangrove, Rhizophora Mucronata, Bioconcentration Factor, Translocation Factor
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Hamzah, F, Setiawan A. (2010). Akumulasi Logam Berat Pb, Cu, dan Zn di Hutan Mangrove Muara Angke, Jakarta Utara. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 2(2): 41-52.
Irawan, B., Amin, B., Thamrin. (2015). Analisis Kandungan Logam berat Cu, Pb dan Zn pada Air, Sedimen dan Bivalvia di perairan Pantai Utara Pulau Bengkalis. Dinamika Lingkungan Indonesia, 2 (1) : 40-51
Kamaruzzaman BY, Ong MC, Jalal KCA, Shahbudin S, Nor OM. (2008). Accumulation of Lead and Copper in Rhizophora apiculata from Setiu Mangrove Forest, Terengganu, Malaysia. Journal of Environmental Biology. 30(5): 821-824.
Mahmiah, Saadah, N., Kisnarti, E, A., Millenia, F, V. (2023).Akumulasi Logam Berat (Cu dan Hg) Pada Mangrove Rhizopora Mucronata Di Pantai Timur Surabaya. Jurnal Kelautan Nasional, 18 (1) : 59-68.
Napitupulu, M. (2008). Analisis Logam Berat Seng, Kadmium, dan Tembaga pada Berbagai Tingkat Kemiringan Tanah Hutan Tanaman Industri PT. Toba Pulp Lestari dengan Metode Spektrometri Serapan Atom (SSA) [Tesis]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.
Palar H. 2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta (ID): Rineka Cipta.
Parvaresh, H., Abedi, Z., Farhchi, P., Karami, M., Khorasani, N., & Karbassi, A. (2010). Bioavalability and concentration of heavy metals in the sediments and leaves of grey mangrove, Avicennia marina (Forsk.) Vierh, in Sirik Azini Creek, Iran. Biological Trace Element Research, 143:1121-1130.
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Rohmawati. 2007. Daya Akumulasi Tumbuhan Avicennia marina terhadap Logam Berat (Cu, Cd, Hg) di Pantai Kenjeran Surabaya [Skripsi]. Malang (ID): Universitas Islam Negeri Malang. Samosir, A, M., Syarifah, M., Sulistiono. (2023). Akumulasi Logam Berat Tembaga Dan Timbal Pada Mangrove Rhizopora Mucronata Di Karangsong, Indramayu. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 14 No. 1: 101-112.
Saputra A. (2009). Pengamatan Logam Berat Pada Sedimen Perairan Waduk Cirata. Media Akuakultur. 4 (1) : 84-88.
Swastika , C, B., Praoyog., Rahardja, B, S. (2023). Analisis Kandungan Logam Berat Tembaga (Cu) pada Sedimen dan Daun Mangrove Avicennia marina di Wilayah Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya. JMCS (Journal of Marine and Coastal Science), 12 (3) : 110-114.
Wicaksono, E. A., Sriati, & Lili, W. (2016). Sebaran Logam Berat Timbal ( Pb ) Pada Makrozoobenthos Di Perairan Waduk. Jurnal Perikanan Kelautan, VII(1), 103–114.
DOI: https://doi.org/10.21107/juvenil.v5i4.28067
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Juvenil byJurusan Kelautan dan Perikananis licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Published by: Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura