Model Pengembangan Ekowisata Mangrove Berbasis Modal Sosial di Desa Banyuurip, Kecamatan Ujung Pangkah, Gresik

Sumaryam Sumaryam, Sri Oetami Madyowati, Didik Trisbiantoro, Suzana Sri Hartini, Shanty Ratna Damayanti, Andini Melan Sari, Ningtyas Dwiana Putri

Abstract


ABSTRAK

Penelitian bertujuan membuat model pengembangan ekowisata mangrove berbasis pada modal sosial melalui unsur-unsurnya, yang berlokasi di Desa Banyuurip, Kecamatan Ujung Pangkah, Gresik dan dikenal dengan Banyuurip Mangrove Center (BMC), dimana ekowisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan guna untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dan tetap menjaga pelestarian lingkungan di daerah tersebut. Penelitian in menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan emik (emic view/persepsi informan) dan pendekatan etik (ethic view/interpretasi peneliti berdasarkan konsep/teori dan hasil-hasil kajian yang relevan. Pendekatan Emik mencoba menjelaskan suatu fenomena dalam masyarakat dengan sudut pandang masyarakat itu sendiri (pandangan orang dalam), sebaliknya, etik merupakan penggunaan sudut pandang orang luar yang berjarak untuk menjelaskan suatu fenomena dalam masyarakat. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan studi dokumen kemudian dianalisis dengan analisis model Milles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunujukan hubungan strategis antara modal sosial dan pengembangan eko-wisata mangrove, maka dengan meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membangun eko-wisata adalah merupakan model pengembangan ekowisata mangrove.

Kata kunci: modal sosial, partisipasi, eko-wisata mangrove, stakeholder, emic view ethic view, Analisis Miles & Huberman

ABSTRACT

The research aims to create a mangrove ecotourism development model based on social capital through its elements, which is located in Banyuurip Village, Ujung Pangkah District, Gresik and is known as the Banyuurip Mangrove Center (BMC), where ecotourism is a form of tourist trip to natural areas carried out for the purpose of to improve the welfare of local communities and maintain environmental preservation in the area. Qualitative method with an emic approach (emic view/perception of informants) and an etic approach (ethic view/researcher's interpretation based on concepts/theories and relevant study results. The emic approach tries to explain a phenomenon in society from the perspective of society itself (people's views). in), on the other hand, ethics is the use of a distant outsider's point of view to explain a phenomenon in society. Data collected using observation, interviews and document study methods are then analyzed using the Milles and Huberman model analysis. Based on the strategic relationship between social capital and development Mangrove eco-tourism, increasing community participation to develop eco-tourism is a model for developing mangrove eco-tourism.

Key words: social capital, participation, mangrove eco-tourism, stakeholders, emic view ethical view, Miles & Huberman analysis


References


Anggriyani, E. (2014). Analisis peran komunikasi anggota kelompok dalam jaringan komunikasi. Sains Peternakan: Jurnal Penelitian Ilmu Peternakan, 12(2), 107-113.

Aripin, A. (2005). Pengaruh Kegiatan Pariwisata Terhadap Sosial Ekonomi

Masyarakat Di Kawasan Bukit Cinta Rawa Pening Kabupaten Semarang (Doctoral dissertation, Universitas Diponegoro).

Anwar, C. & Lestari, P. (2017). Pola Interaksi Antara Pengurus dan Anggota

Karang Taruna Puronisme di Dusun Puron Kelurahan Trimurti Kecamatan

Srandakan Kabupaten Bantul. Pendidikan Sosiologi, 1(1), 1–14

Coleman, J. (1988). Social Capital in the Creation of Human Capital. The American Journal ofSociology, 94, 95–120

Suwarno, S., Sartohadi, J., Sunarto, S., & Sudharta, D. (2014). Kajian Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Perilaku Masyarakat Dalam Pengelolaan Lahan Rawan Longsorlahan Di Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas. Geo Edukasi, 3(1), 15 – 22.

Fahrozi, C., Zainal, S., & Husni, H. (2017). Kearifan Lokal Masyarakat Dusun I Dan Ii Desa Nusapati Dalam Pengelolaan Hutan Mangrove. Jurnal Hutan Lestari, 5(2), 253–258

Fukuyama, F. (2002). Trust: Kebajikan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran (Terjemahan). Yogyakarta: CV Qalam.

Kosasih, D. E., Sarwoprasodjo, S., & Susanto, D. (2014). Komunikasi Organisasi Dalam Pengembangan Kinerja Pengurus Gapoktan Pada Program Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (Kasus Pada Gapoktan Di Kabupaten Subang Dan Kabupaten Bogor) (Doctoral dissertation, Bogor Agricultural University).

Lawang, R. M. Z. (2004). Kapital Sosial. Fisip UI Press.

Pitana, I., & Gayatri, P. G. (2005). Sosiologi pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi

Putnam, R. D. (1995). Tuning in, tuning out: The strange disappearance of social capital in America. PS: Political science & politics, 28(4), 664-683.

Soekanto, S. dan Sulistyowati. (2015). Sosiologi Suatu Pengantar (Edisi Revisi). Jakarta: Radar Jaya Ofset

Sarinah. (2019). Ilmu Sosial Budaya Dasar (DiPerguruan Tinggi). Yogyakarta: Deepublish.

Tedjaningsih, T., & Sufyadi, D. (2020). Modal Sosial Dan Keberlanjutan Usahatani Mendong Social Capital and Sustainable of Mendong Farm. Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Juli, 6(2), 588-599.




DOI: https://doi.org/10.21107/juvenil.v5i1.23515

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 
 INDEXED BY:

           

       
ISSN: 2723-7583