Seagrass Ecological Quality Index Pada Lokasi Yang Berbeda di Madura
Abstract
ABSTRAK
Penelitian dilakukan dilakukan di perairan Pulau Pagerungan Besar, Kecamatan Sapeken, Sumenep dan di perairan Desa Prancak, Kecamatan Sepuluh, Bangkalan. Tujuan penelitian untuk mengetahui nilai SEQI dan tutupan lamun di perairan Pulau Pagerungan Besar, Kecamatan Sapeken, Sumenep dan di perairan Desa Prancak, Kecamatan Sepuluh, Bangkalan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah transek garis pada 3 titik dan menggunakan transek kuadrat nerukuran 50 x 50 cm pada 2 lokasi yang berbeda. Parameter ketahanan yang digunakan kekayaan spesies lamun, tutupan lamun, tutupan makroalga, tutupan epifit, dan transparansi air. Pada penelitian ini ditemukan 4 jenis lamun yaitu Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Cymodocea serrulata, dan Cymodocea rotundata dan rata-rata persentase tutupan lamun memperoleh 50% pada perairan Kecamatan Sapeken dan 22% pada kecamatan Sepuluh. Sedangkan hasil dari Seagrass Ecological Quality Indeks (SEQI) memperoleh 0.74 pada perairan Kecamatan Sapeken dan masuk dalam kategori baik dan pada perairan Kecamatan Sepuluh memperoleh hasil 0.62 masuk dalam kategori sedang.
Kata kunci: SEQI, penutupan lamun, Sapeken, Sepuluh
ABSTRACT
The research was conducted in the waters of Pagerungan Besar Island, Sapeken District, Sumenep and in the waters of Prancak Village, Sepuluh District, Bangkalan. The purpose of the study was to determine the value of SEQI and seagrass cover in the waters of Pagerungan Besar Island, Sapeken District, Sumenep and in the waters of Prancak Village, Sepuluh District, Bangkalan. The method used in this study is a line transect at 3 points and uses a ner squared transect measuring 50x50 cm at 2 different locations. The resistance parameters used are rich in seagrass species, seagrass cover, macroalgae cover, epiphytic cover, and water transparency. In this study, 4 types of seagrasses were found, namely Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Cymodocea serrulata, and Cymodocea rotundata and the average percentage of seagrass cover obtained 50% in the waters of Sapeken District and 22% in Subdistrict Sepuluh. Meanwhile, the results of the Seagrass Ecological Quality Index (SEQI) obtained 0.74 in the waters of Sapeken District and were included in the good category and in the waters of District Ten obtained a result of 0.62 in the medium category.
Keywords: SEQI, seagrass closure, Sapeken, Sepuluh
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Asriyana, Yuliana. (2012). Produktivitas Perairan. Bumi Aksara: Jakarta. 300 Hal.
Bulele, E., Tilaar, F. F., Baroleh, M. S., Lasabuda, R., Paransa, D. S. J., dan Lohoo, A. V. (2021). Tutupan Lamun di Pulau Manado Tua, Kecamatan Bunaken Kepulauan, Kota Manado. Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis, 11(1),16-22.
Duarte, C. M., Fourqurean, J. W., Krause-Jensen, D. & Olesen, B. (2006). Dynamics of seagrass stability and change. In Larkum, A. W. D., Orth, R. J. & Duarte, C. M. (Eds.) Seagrasses: Biology, Ecology and Conservation. Springer, Dordrecht, pp. 1 (1), 271-294.
Dwintasari, F. (2009). Hubungan Ekologis Lamun (Seagrass) Terhadap Kelimpahan dan keanekaragaman Ikan di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor.
Effendi, H. (2003). Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius: Yogyakarta. 258 Hal
Gosari, B. A. J., Haris, A. (2012). Studi Kerapatan dan Penutupan Jenis Lamun di Kepulauan Spermonde. Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan, 22(3), 162– 256.
Gunawan, M. A. (2015). Statistik Penelitian Bidang Pendidikan, Psikologi dan Sosial: Yogyakarta. 241
Handayani, D. R., Armid, Emiyarti. (2016). Hubungan Kandungan Nutrien Dalam Substrat Terhadap Kepadatan Lamun Di Perairan Desa Lalowaru Kecamatan Moramo Utara. Sapa Laut, 1(2), 42-53.
Heck, K. L., & Valentine, J. F. (2007). The primacy of top-down effects in shallow benthic ecosystems. Estuaries and Coasts, 30(3), 371-381.
Hernawan, U. E., Rahmawati, S., Rappe, R. A., Sjafrie, N. D. M., Hadiyanto., Yusup, D. S., Nugraha, A. H., Nafie, Y. A. L., Adi, W., Prayudha, B., Irawan, A., Rahayu, Y. P., Ningsih, E., Riniatsih, I., Supriyadi, I. H., and McMahon, K. (2021). The first nation-wide assessment identifies valuable blue-carbon seagrass habitat in Indonesia is in moderate condition. Science of the Total Environment, 782(1), 1-11
Hitalessy, R. B., Amin, S. L., Endang, Y. H., (2015). Struktur Komunitas Dan Asosiasi Gastropoda Dengan Tumbuhan Lamun di Perairan Pesisir Lamongan Jawa Timur. Jurnal-PAL, 6(1), 1671 – 338
Hutomo, M. D., & Azkab, M. H. (1987). Peranan lamun di lingkungan laut dangkal. Oseana, 21(1), 13-23.
Indarto, S. P. A., Sawiji, A., Maisaroh, D. S., & Violando, W. A. (2021). Studi kerapatan dan keragaman lamun di Pantai Bama Taman Nasional Baluran. Jurnal Perikanan Pantura (JPP), 4(1), 39-49.
Kementeri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004. Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut.
Kordi, M. G. H., & Ghufron, H. (2011). Ekosistem Lamun (seagrass); fungsi, potensi dan pengelolaan. Rineka Cipta. Jakarta, 170.
McGlathery, K. J., Sundbäck, K., & Anderson, I. C. (2007). Eutrophication in shallow
coastal bays and lagoons: the role of plants in the coastal filter. Marine Ecology Progress Series, 348, 1-18.
McKenzie, L. J. (2003). Guidelines for the rapid assessment and mapping of tropical seagrass habitats. Department of Primary Industries. The State of Queensland, 17-18.
Nonji, A. (2005). Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta. 368 Hal.
Nurilahi, D. (2013). Kondisi Umum Ekosistem Padang lamun Di Desa Batu Berdaun Kecamatan Singkep Kabupaten Lingga. [Skripsi]. Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Rachmawan, E. W., Suryono, C. A., & Riniatsih, I. (2021). Perbandingan Tutupan Antar Lamun, Makroalga dan Epifit Di Perairan Paciran Lamongan. Journal of Marine Research, 10(4), 508-514.
Nurzahraeni, R. (2014). Keanekaragaman Jenis dan Kondisi Padang Lamun di Perairan Pulau Panjang Kepulauan Derawan Kalimantan Timur. [Skripsi] Universitas Hasanuddin.
Rahmawati, S., Irawan, A., Supriyadi, I. H., dan Azkab, M. H. (2014). Panduan Monitoring Padang Lamun. COREMAP CTI LIPI: Jakarta. 37 Hal.
Rawung, S., Tilaar, F. F., & Rondonuwu, A. B. (2018). Inventarisasi Lamun di Perairan Marine Field Station Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unsrat Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Ilmiah Platax, 6(2), 44.
Rifai, H., Patty, I., Simon. (2013). Struktur Komunitas Padang Lamun di Perairan Pulau Mantehage Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Platax, 1(4), 177 – 186.
Riswandi, A. D. (2016). Kajian Tutupan Lamun Berdasarkan Jenis Substrat di Perairan Desa Sebong Pereh Kecamatan Teluk Sebong. FIKP UMRAH, 1(1), 1-15.
Romimohtarto, Juwanda. K. (2009). Biologi Laut. Djambatan: Jakarta. 484 Hal.
Sjafrie, N. D. M. (2018). Status Padang Lamun Indonesia. Jakarta: Puslit Oseanografi. 49 hal.
Supriharyono. (2007). Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati di wilayah Pesisir dan Laut Tropis. Pustaka Belajar: Yogyakarta. 194 Hal.
Tuwo, A. (2011). Pengelolaan Ekowisata pesisir dan Laut. Brilian Internasional: Sidoarjo. 412 Hal.
Tangke, U. (2010). Ekosistem padang lamun (manfaat, fungsi dan rehabilitasi). Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan, 3(1), 9-29.
Unsworth, R. K., Collier, C. J., Waycott, M., Mckenzie, L. J., & Cullen-Unsworth, L. C. (2015). A framework for the resilience of seagrass ecosystems. Marine pollution bulletin, 100(1), 34-46.
Williams, S. L., Ambo-Rappe, R., Sur, C., Abbott, J. M., & Limbong, S. R. (2017). Species richness accelerates marine ecosystem restoration in the Coral Triangle. Proceedings of the National Academy of Sciences, 114(45), 11986-11991.
Yunitha, A., Wardiatno, Y., & Yulianda, F. (2014). Diameter substrat dan jenis lamun di pesisir Bahoi Minahasa Utara: sebuah analisis korelasi. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 19(3), 130-135.
Yusuf, M., Koniyo, Y., Panigoro, C. 2013. Keanekaragaman Lamun di Perairan Sekitar Pulau Dupedo Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 1(1), 18-25.
Zawairiah. (2017). Identifikasi Jenis Tutupan Dan Kelimpahan Mikroalga Epifit Pada Daun Lamun (Enhalus Acoroides) Di Perairan Desa Pengudang Kabupaten Bintan Kepulauan Riau. (Skripsi). Universitas Maritim Raja
DOI: https://doi.org/10.21107/juvenil.v3i4.18172
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Juvenil byJurusan Kelautan dan Perikananis licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Published by: Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura