KAJIAN PERTUMBUHAN Kappaphycus alvarezii HASIL KULTUR JARINGAN PADA PERLAKUAN SUHU YANG BERBEDA
Abstract
Saat ini awal dan akhir periode budidaya rumput laut sudah tidak dapat dipastikan lagi karena mengalami pergeseran yang diduga akibat perubahan iklim global. Hal tersebut mengakibatkan gagal panen dan rendahnya rendemen karaginan. Salah satu cara untuk mengetahui dampak perubahan iklim terhadap budidaya rumput laut (Kappaphycus alvarezii) adalah dengan mengkaji parameter kualitas air yang mempengaruhi pertumbuhannya yaitu suhu. Melalui penelitian ini diharapkan diperoleh temuan baru mengenai pengaruh suhu terhadap pertumbuhan rumput laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Kappaphycus alvarezii yang diberi perlakuan suhu 200C, 250C, 300C, 350C dan 400C tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap rata-rata pertumbuhan hariannya.
Kata kunci: suhu, pertumbuhan, Kappaphycus alvarezii
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Amiluddin, N. M. 2007. Kajian Pertumbuhan dan Kandungan Karaginan Rumput Laut Kappaphycus alvarezii yang Terkena Penyakit Ice-ice Di Perairan Pulau Pari Kepulauan Seribu. Tesis. IPB. Bogor. 78 hal.
Bulboa, C. R, and Paula, E. J. 2005. Introduction of Non-Native Species of Kappaphycus (Rhodophyta, Gigartinales) in Subtropical Waters: Comparative Analysis of Growth rates of Kappaphycus alvarezii and Kappaphycus striatum in vitro and in The Sea in South-Eastern Brazil. Phycological Research; 53: 183-188.
Juwono dan Juniarto, A.Z. 2002. Biologi Sel. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Semarang. 98 hal.
Lobban, C. S and Harrison, P. J. 1995. Seaweed Ecology and Physiology. Cambridges University Press. 366 pp.
Montolalu, R.I., Watung, A.H., Onibala, H., Tashiro, Y., Matsukawa, S., and Ogawa, H. 2008. Molecular Characteristics and Gel Properties of Carrageenan from Kappaphycus alvarezii, Indonesia Seaweed. Tokyo University of Marine Science and Technology. Japan. 2 pp.
Parenrengi, A., Suryati, E., Syah, R. 2007. Penyediaan Benih dalam Menunjang Kebun Bibit dan Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii. Makalah Simposium Nasional Riset Kelautan dan PerikananDepartemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta. 12 hal.
Prajapati, S. 2007. Carrageenan: A Naturally Occurring Routinely Used Excipient. Source: H. Porse, CP Kelco. ApS, 2002, pers.comm
Ricohermoso, M.A., Bueno, P.B., Sulit, V.T. 2007. Maximizing Opportunities in Seaweeds Farming. MCPI/NACA/SEAFDEC. 8 pp.
Subagiyo. 2003. Perbanyakan Benih Rumput Laut dengan Teknik Kultur Jaringan. Program Community College. Industri Kelautan dan Perikanan. Undip. Semarang. 8 hal.
Sulistyowati, H. 2003. Struktur Komunitas Seaweed (Rumput Laut) Di Pantai Pasir Putih Kabupaten Situbondo. Juranl Ilmu Dasar. Vol. 4. No. 1, hal. 58-61.
Suryati, E., Redjeki, S., Tenriulo, A., dan Rosmiati. 2007. Perbaikan Kualitas Genetik Benih Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Melalui Fusi Protoplas. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau. 12 hal.
Thirumaran, G and Anantharaman, P. 2009. Daily Growth Rate of Field Farming Seaweed Kappaphycus alvarezii (Doty) Doty ex. P. Silva in Vellar Estuary. World Journal of Fish and Marine Sciences 1(3): 144-153.
Zairion. 2009. Biomorfologi Rumput Laut. Makalah Pelatihan Dasar Tingkat Ahli. Pusat Karantina Ikan. Departemen Kelautan dan Perikanan. Bogor. 18 hal.
DOI: https://doi.org/10.21107/jk.v4i1.893
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal Kelautan by Program Studi Ilmu Kelautan is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Published by: Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura