Analisis Kesesuaian Lahan Tambak Telantar Untuk Area Rehabilitasi Mangrove Di Pesisir Tanjung Limau, Kalimantan Timur

Nabila Chairunnisa, Mohammad Sumiran Paputungan, Dewi Embong Bulan

Abstract


ABSTRACT

The mangrove ecosystem serves an important ecological and socioeconomic purpose. However, the extent of mangroves on the island of Kalimantan has continued to decrease as the area of the aquaculture ponds, both active and inactive, has grown. The aim of the study was to evaluate the physical and abandoned pond capabilities, as well as the suitability of land for mangrove regeneration in the Muara Badak Kutai Kartanegara district of East Kalimantan. The soil elevation, mangrove identification, fraction of sediment type, and water quality parameters such as salinity, temperature, and pH were studied. The study found six species of mangroves at the study site, including Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronara, Nypa fruticans, Sonneratia alba, Scyphiphora hydrophilaccea, and Avicennia marina, with pond elevations exceeding MSL (Mean Sea Level). Clay and sandy loam sediment fractions are present at the observation station, as are water quality characteristics such as salinity of 10.33 ppt, temperature of 24oC, and pH of 5.67. The analysis of the land suitability of abandoned pond for mangrove rehabilitation found that observation point I received a suitability score of 72.75% in the Suitable category, observation point II received a score of 78.50% in the Highly Suitable category, and observation point III received a score of 73.50% in Suitable category for mangrove rehabilitation.

Keywords: Mangroves, Land suitability, Abandoned Pond, Rehabilitation.

ABSTRAK

Kawasan mangrove memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting baik secara ekologi maupun sosial ekonomi. Namun luasan mangrove di pulau Kalimantan terus menurun yang disebabkan oleh meningkatnya lahan-lahan tambak baru, baik tambak aktif maupun tambak telantar (non-aktif). Penelitian ini bertujuan untuk menilai aspek fisik dan kualitas air pada tambak telantar serta menganalisis kesesuaian lahan tersebut untuk rehabilitasi mangrove di Kecamatan Muara Badak Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Parameter penelitan yang digunakan adalah elevasi lahan, jenis mangrove, fraksi jenis sedimen, salinitas, suhu dan pH. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 6 jenis mangrove di lokasi penelitian yaitu Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronara, Nypa fruticans, Sonneratia alba, Scyphiphora hydrophilaccea, dan Avicennia marina dengan elevasi tambak berada di atas MSL (Mean Sea Level). Jenis fraksi sedimen pada titik pengamatan yaitu lempung dan lempung berpasir serta parameter kualitas air dengan nilai salinitas 10,33 ppt, suhu 24ºC dan pH 5,67. Hasil analisis kesesuaian lahan tambak telantar untuk rehabilitasi mangrove menunjukkan bahwa titik pengamatan I mendapatkan nilai skor kesesuaian 72,75% dengan kategori Sesuai, titik pengamatan II dengan skor 78,50% dengan kategori Sangat Sesuai serta titik pengamatan III mendapatkan skor 73,50% yang masuk dalam kategori Sesuai dilakukannya rehabilitasi mangrove.

Kata kunci: Mangrove, Kesesuaian lahan, Tambak telantar, Rehabilitasi


References


Alwidakdo, A., Azham, Z., & Kamarubayana, L. (2014). Studi Pertumbuhan Mangrove Pada Kegiatan Rehabilitasi Hutan Mangrove Hutan mangrove merupakan. Agrifor, 13(1), 11–18.

Balitbangda Kukar, & ULS TESD Unmul. (2019). Kajian identifikasi tingkat kerusakan hutan mangrove untuk perencanaan reboisasi pada Delta Mahakam di Kabupaten Kutai Kartanegara. Gerbang Etam, 13(1), 67–85.

Brown, B. (2006). Petunjuk Teknis Rehabilitasi Hidrologi Mangrove 5 5 Tahap Rehabilitasi Mangrove. 1, 1–46.

Cecep, Kusmana. (2015). Integrated Sustainable Mangrove Forest Management. Journal of Natural Resources and Environmental Management, 5(1), 1–6. https://doi.org/10.19081/jpsl.2015.5.2.1

Hatfield. 2022. Pedoman Teknis Rehabilitasi Mangrove. Jakarta. Indonesia.

Ilman, M., Dargusch, P., Dart, P., & Onrizal. (2016). A historical analysis of the drivers of loss and degradation of Indonesia’s mangroves. Land Use Policy, 54, 448–459. https://doi.org/10.1016/j.landusepol.2016.03.010

Iman, A. N. (2014). Kesesuaian Lahan Untuk Perencanaan Rehabilitasi Mangrove dengan Pendekatan Analisis Elevasi di Kuri Caddi, Kabupaten Maros. Universitas Hassanuddin. Makassar, 79.

Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2014a.Analisis dan data pokok kelautan dan perikanan (Analisis Data Pokok Kelautan dan Informasi Perikanan) 2014. Kementerian Kelautan dan Perikanan, Republik Indonesia, Jakarta.

Komang, P., Prihandana, E., Nyoman, I. D., Putra, N., & Surya, G. (2021). 62947-1664-202263-1-10-20210312. 4(1), 29–36.

Nurdin Y et. al. 2022 Final Report od Feasibility Assessment AquaRev – Deliberate Capital project Meloy Fund. Blue Forests.

Patty, S. I. (2013). Distribusi Suhu , Salinitas Dan Oksigen Terlarut Di Perairan Kema , Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Platax, 1(3), 148–157.

Rahimah, G. (2022). Distribusi Ukuran Butir Sedimen Zona Intertidal Di Pantai Pangempang Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara. Jurnal Laot Ilmu Kelautan, 4(2), 176. https://doi.org/10.35308/jlik.v4i2.6035

Rusila Noor, Y., M. Khazali, I. N. N. S. (2006). Pengenalan Mangrove di Indonesia.

Saparinto, Cahyo. 2007. Pendayagunaan Ekosistem Mangrove. Semarang : Dahara Prize.

Utojo, U., Mustafa, A., & Hasnawi, H. (2011). Peruntukan Kawasan Pesisir Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan Sebagai Lokasi Pengembangan Budidaya Tambak Ramah Lingkungan. Jurnal Riset Akuakultur, 6(2), 325. https://doi.org/10.15578/jra.6.2.2011.325-339

Yulia, W., & Leilani, I. (2019). Populasi Rhizophora apiculata BI Di Hutan Mangrove Teluk Buo Padang Sumatera Barat. Rxiv, September(1), 1–9. https://osf.io/preprints/inarxiv/3j96s/




DOI: https://doi.org/10.21107/jk.v18i1.23084

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.




 INDEXED BY: