Struktur Komunitas dan Preferensi Substrat lamun di Pantai Negeri Siri-Sori Islam, Pulau Saparua, Maluku
Abstract
ABSTRAK
Ekosistem lamun memegang peranan penting di ekosistem perairan yaitu sebagai tempat mencari makan, tempat pembesaran dan tempat berkembang biak. Faktor lingkungan perairan yang mempengaruhi kondisi ekosistem lamun adalah parameter lingkungan seperti suhu, salinitas, DO, pH dan substrat dan kecerahan air. Informasi tentang keragaman dan struktur komunitas dari lamun di Maluku masih sangat terbatas. Dengan demikian maka tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui struktur komunitas lamun yang meliputi komposisi spesies, kepadatan, penutupan serta preferensi substrat dari lamun di pantai negeri Siri Sori Islam di pulau Saparua, Maluku. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2022 dan pengambilan sampel lamun dengan menggunakan metode garis transek yang ditarik tegak lurus garis pantai dengan jarak antar transek 50m. Kuadrat diletakkan pada tiap transek dengan jarak antar kuadrat yaitu 10m. Lamun pada tiap kuadrat dihitung jumlah tegakan dan penutupannya serta sampel lamun diambil untuk diidentifikasi. Selain itu juga diukur parameter fisik-kimia perairan, seperti suhu, salinitas, DO, dan pH serta pengambilan substrat pada tiap kuadrat dengan menggunakan corer. Komposisi spesies lamun yang ditemukan selama penelitian ini adalah Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Halophila ovalis dan H. minor. Kepadatan lamun berkisar antara 2–80 ind/m2. Kepadatan tertinggi yaitu C. rotundata (80 ind/m2) dan terendah yaitu H. minor (2 ind/m2). Penutupan relative berkisar antara 0,06- 10,92% dan spesies dengan penutupan tertinggi adalah C. rotundata (10,92%). Substrat pada ekosistem lamun didominasi oleh pasir dimana ditemukan keenam spesies lamun dapat tumbuh.Suhu perairan di ekosistem lamun berkisar antara 27,3-31,5℃, salinitas berkisar antara 32- 34‰, konsentrasi oksigen terlarut berkisar antara 6,4-9,2mg/l dan pH berkisar antara 7,85-8,6 Hasil penelitian ini dapat dipakai untuk mempelajari ada tidaknya perubahan struktur komunitas lamun diwaktu mendatang sebagai dampak dari pemanasan global di pulau-pulau kecil di Maluku.
Kata Kunci: Keragamn jenis, lamun, Saparua, struktur komunitas
ABSTRACT
Seagrass ecosystem plays an important role in marine ecosystem as a feeding, nursery, and spawning grounds. The information about its diversity and community structure in small island of Maluku are still limited. Therefore, the aim of this study is to examine a species composition, density and coverage and substrate preference of seagrass and physical characteristic of seagrass ecosystem in the coastal area of the village of Siri-Sori in Saparua and this study was carried out between August and September 2022 by using line transect that placed perpendicular to the coastal line. Seagrass sample were counted and taken at each quadrate, where the physical-chemical parameter were measured, simultaneously. Six species of seagrass were recorded, and they are Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Halophila ovalis and Halophila minor. The density of seagrass from 2–80 ind/m2. The highest density was Cymodocea rotundata (80 ind/m2) and the lowest was Halophila minor (2 ind/ m2). The relatif coverge of seagrass range from 0,06- 10,92% and C. rotundata was the highest (10,92%). The substrate of seagrass ecosystem is dominated by sand and all 6 species was found grow in that substrate. The temperature, salinity, dissolved oxygen concentration and pH values around seagrass ecosystem range from 27.3 - 31.5℃, 32- 34‰, 6.4-9.2mg/l and 7.85-8.60, respectively.
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Azkab, M. H. (2006). Ada apa dengan lamun. Oseana, 31(3), 45-55.
Azkab, M. H. (1999). Pedoman inventarisasi lamun. Oseana, 24(1), 1-16.
Batuwael, A. W., & Rumahlatu, D. (2018). Asosiasi Gastropoda Dengan Tumbuhan Lamun di Perairan Pantai Negeri Tiouw Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah. BIOPENDIX: Jurnal Biologi, Pendidikan Dan Terapan, 4(2), 109-116.
Barillé, L., Robin, M., Harin, N., Bargain, A., & Launeau, P. (2010). Increase in seagrass distribution at Bourgneuf Bay (France) detected by spatial remote sensing. Aquatic Botany, 92(3), 185-194.
Biebl, R., & McRoy, C. P. (1971). Plasmatic resistance and rate of respiration and photosynthesis of Zostera marina at different salinities and temperatures. Marine Biology, 8, 48-56.
Dahuri, R., Rais, J., Ginting S.P. & Sitepu, M.J. (2004). Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan secara Terpadu. Edisi Revisi. Pradnya Paramita. Jakarta.
De Silva, K.H.W.L. & Amarasinghe, M.D. (2007). Substrate characteristics and species diversity of marine angiosperms in a micro-tidal basin estuary on west coast of Sri Lanka. Sri Lanka Journal Aquatic Sciences, 12, 103-114.
Den Hartog, C. (1970). The seagrass of the world. North Holland Amsterdam.
Duarte, C. M. (2002). The future of seagrass meadows. Environmental conservation, 29(2), 192-206.
Duarte, C.M., Middelburg, J.J. & Caraco, N,F.(2005). Major role of marine vegetation on the oceanic carbon cycle. Biogeoscience, 2(1), 1-8
English, S., Wilkinson, C., & Baker, V. (1994). Survey manual for trofical marine resources. Australia Institute of Marine Sience. pp. 247-256.
Esterlia N., Siregar S. H. & Zulkifli. (2018). Pengaruh Jenis Substrat Terhadap Kerapatan dan Morfometrik Daun Lamun Thalassia hempericii di Perairan Pantai Nirwana Kota Padang Provinsi Sumatera Barat. Department of Marine Science, Faculty of Fisheries and Marine, University of Riau. Hal. 3-10
Haumahu, S., Lokollo, F.F. & Ambon, R. (2021) Komonitas Lamun di Pantai Desa Ori, Maluku Tengah. Jurnal Triton, 17(2), 97-103.
Hemminga, M.A. & Duarte, C.M. (2000). Seagrass ecology. Cambridge University Press. London UK. 298p.
Hernawan, U.E. (2006). Struktur komunitas padang lamun di perairan Kei Kecil, Maluku Tenggara, Provinsi Maluku. Widyariset, 9(4), 305-311.
Kawaroe M., Nusgraha A. H., Juraij &Tasabaramo I.A. (2016) Seagrass biodiversity at three marine ecoregions of Indonesia: Sunda Shelf, Sulawesi Sea, and Banda Sea. Biodiversitas, 17(2), 585-591.
Kennedy, H., Beggins, J., Duarte, C. M., Fourqurean, J. W., Holmer, M., Marbà, N., & Middelburg, J. J. (2010). Seagrass sediments as a global carbon sink: Isotopic constraints. Global biogeochemical cycles, 24(4).
Kesaulya, I., Haumahu, S., Lokolo F. F. & Limmon G.V. (2022) Penilaian Indeks Kesehatan Laut Indonesia Parsial Berbasis Perairan Bersih dan Keragaman Hayati Laut Teluk Ambon dan Teluk Baguala. Laporan Penelitian. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Pattimura.
Kiswara. (2000). Struktur komunitas padang lamun perairan Indonesia. p. 54-61. In: Inventarisasi dan evaluasi potensi laut-pesisir, geologi, kimia, biologi, dan ekologi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta.
Kiswara, W. (1992). Vegetasi lamun (seagrass) di rataan terumbu Pulau Pari, Pulau-Pulau Seribu Jakarta. Oseanologi di Indonesia, 25, 31-49.
Kuo, J. & den Hartog, C. (2001). Seagrass taxonomy and identification key. In F.T. Short & R.G. Coles (Eds.), Global Seagrass Research Methods. (pp 31-58). Elsevier.
McMillan, C. (1979). Differentiation in response to chilling temperatures among populations of three marine spermatophytes, Thalassia testudinum, Syringodium filiforme and Halodule wrightii. American Journal of Botany, 66(7), 810-819.
McMillan, C. (1982). Reproductive physiology of tropical seagrasses. Aquatic Botany, 14, 245-258.
Mukai, H., Aioi, K., & Ishida, Y. (1980). Distribution and biomass of eelgrass (Zostera marina L.) and other seagrasses in Odawa Bay, central Japan. Aquatic Botany, 8, 337-342.
Nikijuluw, V.P.H., Manafi, M.R., Bengen, D.G. & Supriatna A. (2023). Indeks Kesehatan Laut Indonesia (IKLI): Hasil Estimasi skor IKLI Tahun 2022. Yayasan Konservasi Cakrawala Indonesia.
Orth, R. J., Carruthers, T. J., Dennison, W. C., Duarte, C. M., Fourqurean, J. W., Heck, K. L., ... & Williams, S. L. (2006). A global crisis for seagrass ecosystems. Bioscience, 56(12), 987-996.
Paillin, J. B. (2009). Asosiasi Interspesies Lamun di Perairan Ketapang Kabupaten Seram Bagian Barat. Jurnal Triton, 5(2), 19-25.
Patty, S. I., & Rifai, H. (2013). Struktur komunitas padang lamun di perairan Pulau Mantehage, Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Platax, 1(4), 177-186.
Rahmawati S., Happy I., Husni M dan Kiswara W. (2014). Panduan monitoring padang lamun. LIPI Indonesia.
Rosalina, D., Awaluddin, A., & Putri, W. M. (2022). Pemantauan Kondisi Lamun Di Taman Wisata Perairan (TWP) Laut Banda, Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology, 15(1), 8-14.
Rugebregt, M. J., & Matuanakotta, C. (2020). Syafrizal. 2020. Keanekaragaman Jenis, Tutupan Lamun, dan Kualitas Air di Teluk Ambon. Jurnal Ilmu Lingkungan, 18(3), 589-594.
Sahalessy, A., Siahainenia, L., & Tupan, C. I. (2023). Struktur komunitas lamun dan bentuk-bentuk pemanfaatan ekosistem lamun di Negeri Amahai Kabupaten Maluku Tengah. TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan, 19(1), 64-77.
Saputro, M. A., Ario, R., & Riniatsih, I. (2018). Sebaran Jenis Lamun di Perairan Pulau Lirang Maluku Barat Daya Provinsi Maluku. Journal of marine Research, 7(2), 97-105.
Short, F.T., Coles, R.G. & Pergent-Martini, C. (2001). Global seagrass distribution. In F.T. Short & R.G. Coles (Eds.), Global Seagrass Research Methods (pp 1-30). Elsevier.
Supriyadi, I. H., Iswari, M. Y., & Suyarso, S. (2019). Kajian Awal Kondisi Padang Lamun Di Perairan Timur Indonesia. Jurnal Segara, 14(3), 169-177.
Syafrizal, Matuankotta C. & Rugebregt M. J. (2020). Keanekaragaman Jenis, Tutupan Lamun, dan Kualitas Air di Perairan Teluk Ambon.
Waycott, M., McMahon, K., Mellors, J., Calladine, A. & Kleine, D. (2004). A Guide to Tropical Seagrasses of the Indo-West Pacific. James Cook University, Townsville
Williams, S. L. (2001). Reduced genetic diversity in eelgrass transplantations affects both population growth and individual fitness. Ecological Applications, 11(5), 1472-1488.
Zurba, N. (2018). Pengenal Padang Lamun Suatu Ekosistem Yang Terlupakan. Unimal Press.
DOI: https://doi.org/10.21107/jk.v17i1.21896
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Jurnal Kelautan by Program Studi Ilmu Kelautan is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Published by: Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura