KONDISI HIDRO-OSEANOGRAFI PERAIRAN PULAU BINTAN (STUDI KASUS PERAIRAN TELUK SASAH)
Abstract
Pada perairan Teluk Sasah, Kecamatan Seri Kuala Lobam, Kabupaten Bintan rencananya akan dibangun pelabuhan oleh pemerintah, termasuk pengembangan sektor kepariwisataan. Dalam perencanaan pembangunan tersebut membutuhkan kajian tentang kondisi topografi pesisir disekitar lokasi, tinggi gelombang, pasang surut, pola arus, dan batimetri (kedalaman). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh topografi pesisir wilayah Teluk Sasah relatif datar dengan ketinggian rata-rata 4-5 meter diatas permukaan laut. Pada peta topografi terebut terlihat terdapat detil-detil yang diambil seperi ada tumbukan pasir memiliki dengan ketinggian 6 sampai 7 meter diatas pemukaan laut. Ada juga detil topografi berupa rawa yang memiliki ketinggian 3 sampai 4 meter dari permukaan laut. Gelombang tinggi terjadi pada bulan Nopember sampai Januari sekitar 1,9 meter dan gelombang rendah sekitar bulan Mei sampai Agustus sekitar 1,6 meter. Gelombang tertinggi terjadi pada bulan Desember mencapai 3,3 meter. Pasang surut perairan di lokasi kegiatan yaitu mixed tide prevailing semidiurnal). Arus laut umumnya dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Arus laut arus bergerak dari barat laut menuju ke arah tenggara dengan kecepatan sekitar 0,02 m/s sampai 0,32 m/s atau 2 cm/s sampai 32 cm/s. Kedalaman bervariasi dari 2 meter sampai 19 meter dengan ketinggian air pada saat pemeruman sekitar 2,9 meter dari pengamatan pasang surut. Bentuk dasar laut, semakin jauh dari garis pantai maka akan semakin dalam hingga mencapai kedalaman 19 meter, dilihat dari garis kontur batimetri perubahan kedalaman cukup signifikan.
Kata Kunci: Pulau Bintan, topografi, gelombang, pasang surut, pola arus, batimetri.
HYDRO-OCEANOGRAPHY CONDITION OF BINTAN ISLAND WATERS
(CASE STUDY OF SASAH STRAIT WATERS)
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Anwar, N. (2008). Karakteristik Fisika Kimia Perairan dan Kaitannya dengan Distribusi serta Kelimpahan Larva Ikan di Teluk Palabuhan Ratu. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Bowden, K. F., & Ferguson, S. R. (1980). Variations with height of the turbulence in a tidally-induced bottom boundary layer. Elsevier Oceanography Series, 28, 259-286.
Dinas Kelautan dan Perikanan. (2011). Profil Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bintan.
Diposaptono, S. (2007). Karakteristik laut pada kota pantai. Direktorat Bina Pesisir, Direktorat
Jendral Urusan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Jakarta: Departemen Kelautan dan
Perikanan. Jakarta.
Diposaptono, S. (2007). Karakteristik laut pada kota pantai. Direktorat Bina Pesisir, Direktorat Jendral Urusan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Jakarta: Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Hidayat, N. (2012). Kajian Hidro-Oceanografi Untuk Deteksi Proses-Proses Fisik Di Pantai. SMARTek, 3(2).
Nurkhayati, R., & Khakhim, N. (2013). Pemetaan Batimetri Perairan Dangkal Menggunakan Citra Quickbird Di Perairan Taman Nasional Karimun Jawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Jurnal Bumi Indonesia, 2(2).
Santoso, D. H. (2015). Kajian Daya Dukung Air di Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan, 7(1), 01-17.
SNI 7646 (2010). Survei hidrografi menggunakan single beam echosounder. Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional.
Sutirto & Diarto (2014). Gelombang dan arus laut lepas. Kupang: Graha Ilmu.
Triatmodjo, B. (2012). Perencanaan Bangunan Pantai. Beta Offset. Yogyakarta.
DOI: https://doi.org/10.21107/jk.v10i1.2145
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Jurnal Kelautan by Program Studi Ilmu Kelautan is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Published by: Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura