Distribusi Spasial Parameter Kualitas Air di Teluk Beno, Bali
Abstract
ABSTRACT
By overviewing environmental issues and the pros/cons of the revitalization planning of the Benoa Bay, a study encompasing various problems is crucial to be carried out. One of which is related to the water quality. This study aims to spatially map the quality of seawater based on the values obtained from secondary data. Benoa Bay water quality conditions in 2016, has a water transparency ranging from 1.5-6 m, DO (not detected), the average of BOD was 47.49 mg/l, nitrate (0.2-0.3 mg/l), ammonia (0-0.33 mg/l), phenol (average 2.42 mg/l), and coliform (0-1100 MPN/100 ml). These values are alarming whereby it exceeds the quality standard allowed for marine biota. On the other hand, sea temperature ranged from 28.50 to 30.50°C, the average of pH was 8.27, salinity (31.6-32.8 ‰), sulfide (not detected), CN (not detected), oil & fat (0-0.2 mg/l), and the average of TSS was 3.27 mg/l. These parameter concentrations are still suitable for supporting marine biota within Benoa Bay. Generally, the condition of water quality in Benoa Bay was categorized as polluted through the input of excess nutrients and bacteria.
Keywords: sea water quality, physics, chemical, excess nutrient, biology, Benoa Bay, Bali
ABSTRAK
Melihat permasalahan lingkungan yang terjadi, serta banyaknya pro dan kontra perencanaan revitalisasi Teluk Benoa, sebuah kajian untuk menjawab berbagai persoalan yang terjadi sangat perlu untuk dilakukan. Salah satu permasalahan tersebut berkaitan dengan kondisi kualitas perairan. Tujuan kajian ini adalah untuk memetakan kualitas air laut secara spasial berdasarkan nilai-nilai yang didapatkan dari data sekunder. Kondisi kualitas perairan Teluk Benoa pada tahun 2016, memiliki kecerahan perairan berkisar antara 1,5-6 m, DO (tidak terdeteksi), rata-rata nilai BOD sebesar 47,49 mg/l, nitrat (0,2-0,3 mg/l), amoniak (0-0,33 mg/l), phenol (rataan 2,42 mg/l), dan coliform (0-1100 MPN/100 ml). Konsentrasi parameter kaulitas air tersebut cukup mengkhawatirkan karena sudah melampaui rentang baku mutu air laut yang diperbolehkan untuk kehidupan biota laut. Disisi lain, parameter suhu berkisar antara 28,50-30,50°C, rata-rata nilai pH sebesar 8,27, salinitas (31,6-32,8 ‰), sulfida (tidak terdeteksi), CN (tidak terdeteksi), minyak & lemak (0-0,2 mg/l), dan rata-rata TSS sebesar 3,27 mg/l), masih aman untuk kehidupan biota di sekitar perairan Teluk Benoa. Secara umum, kondisi kualitas perairan di Teluk Benoa termasuk dalam kategori tercemar melalui masukan nutrien berlebih dan bakteri.
Kata kunci: kualitas air laut, fisika, kimia, nutrien berlebih, biologi, Teluk Benoa, Bali
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
[KemenLH] Kementerian Negara Lingkungan Hidup. (2004). Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut. Jakarta (ID).
[KemenLHK] Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2016). Penyusunan Laporan Monitoring Kualitas Air Teluk Benoa-Bali TA-2016. Denpasar - Bali (ID).
Amelia, M., Muster, K., Victor, R., Barkah, N. (2014). Dampak Reklamasi Lingkungan Perairan: Studi Kasus Teluk Benoa, Bali, Indonesia. In: Seminar Nasional Ke – III FTG-UGM. Yogyakarta (ID).
Hartoko, A. (2013). Oseanographic Characteristers and Plankton Resources of Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hendrawan, I. G., Uniluha, D., & Maharta, I. P. R. F. (2016). Karakteristik total padatan tersuspensi (total suspended solid) dan kekeruhan (turbidity) secara vertikal di perairan Teluk Benoa, Bali. Journal of Marine and Aquatic Sciences, 2(1), 29-33.
Hutagalung, H. P. (1988). Pengaruh suhu air terhadap kehidupan organisme laut. Oseana, 13(4), 153-164.
King, C.A. (1979). Introduction to physical and biological oceanography. Second Ed. London (UK): The English book society and Edward Arnold, Ltd.
Nollet, L.M.L. (2007). Handbook of Water Analysis. Second Ed. Boca Raton (USA): CRC Press (Taylor & Francis Group). http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22241466.
Presiden RI. (2001). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta (ID).
Sudiarta, K., Hendrawan, I.G., Putra, K.S., Dewantama, I.M.I. (2013). Kajian Modeling Dampak Perubahan Fungsi Teluk Benoa Untuk Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) Dalam Jejaring KKP Bali. Denpasar - Bali.
Al Tanto, T., Wisha, U. J., Kusumah, G., Pranowo, W. S., Husrin, S., Ilham, I., & Putra, A. (2017). Karakteristik arus laut perairan teluk benoa–bali. J. Ilm. Geomatika, 23(1), 37.
Wisha, U. J., Al Tanto, T., Pranowo, W. S., & Husrin, S. (2018). Current movement in Benoa Bay water, Bali, Indonesia: Pattern of tidal current changes simulated for the condition before, during, and after reclamation. Regional Studies in Marine Science, 18, 177-187.
Wyrtki, K. (1961). NAGA REPORT (Scientific Results of Marine Investigations of the South China Sea and the Gulf of Thailand 1959-1961). Second ed. California (US): Scripps Institution of Oceanography - The University of California.
DOI: https://doi.org/10.21107/jk.v15i2.13212
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Jurnal Kelautan by Program Studi Ilmu Kelautan is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Published by: Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura