Tingkat Kelulusan Hidup Propagul Rhizophora sp. Di Area Restorasi Mangrove Pada Kawasan Pesisir Tanjung Pisau Dan Tanah Merah, Kabupaten Bintan
Abstract
ABSTRACT
This research is based on the importance of the role of mangroves to the needs of coastal ecosystems, because they have high economic and ecological value. The main problem in the mangrove ecosystem is the occurrence of logging and degradation for several purposes and purposes. Therefore, it is necessary to understand and understand the importance of rehabilitation and restoration, especially for the Bintan Regency area. So far, the restoration that has been carried out is using the seedling method. Mangrove Restoration Activities in the Tanah Merah and Tanjung Pisau areas, Bintan Regency using Rhizophora sp. The purpose of the study was to determine the survival rate and the level of community awareness of mangrove restoration activities in the coastal areas of Tanjung Pisau and Tanah Merah, Bintan Regency. This research uses purposive sampling method. Determination of sampling points in accordance with the points selected in government programs that have been carried out by taking into account the ability to represent each region. Monitoring is carried out using plots where in 1 plot there will be 33 mangroves planted with a 3x1 pattern, and 10 plots will be monitored for each area. The results showed that the survival rate for each region was Tanah Merah 58% and Tanjung Pisau 85% which were quite successful. While the level of public awareness is also quite good with a percentage of 73.4%.
Keywords: Awareness, Mangrove, Restoration, Bintan Island
ABSTRAK
Penelitian ini didasari oleh pentingnya peranan mangrove terhadap kebutuhan ekosistem pesisir, karena memiliki nilai ekonomis dan ekologis yang tinggi. Permasalahan utama pada ekosistem mangrove adalah terjadinya penebangan dan degradasi untuk beberapa kepentingan dan peruntukan. Maka dari itu, perlunya memahami dan mengerti akan pentingnya rehabilitasi dan restorasi terutama untuk kawasan daerah Kabupaten Bintan. Selama ini restorasi yang telah dilakukan menggunakan cara pembibitan(penyemaian). Kegiatan Restorasi Mangrove pada wilayah Tanah Merah dan Tanjung Pisau, Kabupaten Bintan menggunakan cara pembenihan propagul Rhizophoran sp. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat kelulusan hidup dan tingkat kepedulian (awareness) masyarakat terhadap kegiatan Restorasi mangrove pada kawasan pesisir Tanjung Pisau dan Tanah Merah, Kabupaten Bintan. Penelitian ini menggunakan metode Purposive Sampling. Penentuan titik sampling sesuai dengan titik yang dipilih dalam program pemerintah yang sudah dilakukan dengan memperhatikan kecakupan mewakili setiap daerahnya. Pemantauan dilakukan dengan menggunakan plot dimana dalam 1 plot akan didapati 33 mangrove yang ditanam dengan pola 3x1, dan akan dipantau 10 plot untuk masing-masing wilayah. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kelulusan hidup masing-masing daerah adalah Tanah Merah 58% dan Tanjung Pisau 85% yang tergolong cukup berhasil. Sedangkan tingkat kepedulian masyarakat juga tergolong baik dengan mencapai persentase 73,4%.
Kata kunci: Kepedulian , Mangrove, Restorasi, Pulau Bintan
Full Text:
PDFReferences
Amal, & Baharuddin, I. I. (2016). Pengelolaan Hutan Mangrove Berbasis Masyarakat Di Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang. Scientific Pinisi, 2(1), 1–7.
Asyiawati, Y., & Akliyah, L. S. (2017). Identifikasi Dampak Perubahan Fungsi Ekosistem Pesisir Terhadap Lingkungan Di Wilayah Pesisir Kecamatan Muaragembong. Jurnal Perencanaan Wilayah Dan Kota, 14(1), 1–13. https://doi.org/10.29313/jpwk.v14i1.2551
Bengen, D.G. (2004). Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Pusat kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB. Bogor.
Dahuri, R. (2003). Keanekaragaman Hayati Laut Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kogo, M. Tsuruda, K. (1996). Species selection for mangrove planting: a case study of Ras al Khafji, Saudi arabia. In: C. Field (Ed), Restoration of mangrove Ecosystems. Internasional Society for Mangrove Ecosystems, Okinawa, 195- 208.
Lewerissa, Y. A. (2014). Studi Ekologi Sumberdaya Teripang Di Negeri Porto Pulau Saparua Maluku Tengah. BIOPENDIX: Jurnal Biologi, Pendidikan Dan Terapan, 1(1), 32–42. https://doi.org/10.30598/biopendixvol1issue1page32-42.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Baku Mutu Air Laut.
Rahmat, D., Fauziyah, & Sarno. (2015). Pertumbuhan semai Rhizophora apiculata di area restorasi mangrove Taman Nasional Sembilang Sumatera Selatan. Maspari Journal, 7(2), 11–18.
Yulianda, F. (2007). Ekowisata Bahari Sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir Berbasis Konservasi. Makalah Seminar Sains Pada Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Bogor.
Yuliarti, N. (2012). Keanekaragaman dan Distribusi Bivalvia dan Gastropoda (Moluska) di Pesisir Glayem Juntinyuat, Indramayu, Jawa Barat. Skripsi. Departemen Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
DOI: https://doi.org/10.21107/jk.v15i1.11397
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Jurnal Kelautan by Program Studi Ilmu Kelautan is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Published by: Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura