Strategi Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Bojonegoro
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Bojonegoro. Metode yang digunakan adalah analisis SWOT sehingga dapat menentukan strategi pengembangan kawasan agropolitan yang tepat untuk diterapkan. Pendekatan yang dilakukan merupakan pendekatan kuantitatif dengan memadukan input data kualitatif. Data yang dikumpulkan berasal dari stadi kasus yang selanjutnya akan menghasilkan input data kualitatif (persepsi manusia) dengan bantuan kuisioner, yang selanjutnya diolah menjadi data kuantitaif dengan menggunakan analisis SWOT, dan hasilnya disimpulkan melalui hasil yang berbentuk kualitatif. Hasil dari pengamatan strategi serta analisis SWOT meliputi 13 strategi pengembangan kawasan agropolitan yang didukung dengan 3 aspek diantaranya adalah sebagai berikut: Peran Kelembagaan diharapkan mampu dalam pengembangan kawasan agropolitan dengan berbagai aspek-aspek meliputi strategi ST yaitu Menjaga hubungan baik dengan kemitraan usaha antara perusahaan dengan masyarakat agar permintaan produk tetap stabil dan kerjasama berjalan lancar. Sarana dan Prasarana yang memadai dapat mendukung proses pengembangan kawasan agropolitan dengan tersedianya jalan/transportasi, telekomunikasi, lembaga keuangan dan mesin-mesin/peralatan untuk produk olahan pasca panen. Kualitas sumber daya manusia yang bagus sangat berpengaruh pada perkembangan kawasan agropolitan. Kemudian dalam aspek pemberdayaan yaitu dengan adanya pelatihan, harapannya mereka mampu mengelola, mengembangkan,menerapkan serta memperoleh hasil yang dapat dimanfaatkan secara bersama. Dan juga membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat
Kata kunci : Strategi, Agropolitan, Analisis SWOT
Full Text:
pdf (Bahasa Indonesia)References
Alkadri, Muchdie, dan Suhandojo. 2001. Tiga Pilar dalam Pengembangan Wilayah: Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia, Teknologi, Jakarta: BPPT.
Alma, Buchari daqn Priansa, Donni. 2009. Manajemen Bisnis Syariah, Alfabeta: Bandung. Hal. 115-125
Andri, K. B., & Tumbuan, W. J. A. (2017). Analisis usahatani dan pemasaran petani hortikultura di Bojonegoro. Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum (Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Hukum), 3(2), 43-56.
Basuki, A. (2012). Pengembangan Kawasan Agropolitan. Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan, 13(1), 53–71.
Departemen Pertanian. (2002). Pedoman Umum Pengembangan Kawasan Agropolitan dan Pedoman Program Rintisan Pengembangan Kawasan Agropolitan (p. 6).
Freddy Rangkuti, (1997). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
Irham Fahmi & Chairil Anwar. (2011.). Manajemen Pengambilan Keputusan : teori dan aplikas. Bandung; Alfabeta.
Januar, J. 2005. Agropolitan Konsep, Teori, Strategi, Dan Implementasi. Jember: Fakultas Pertanian Universitas Jember.
Keputusan Bupati Bojonegoro Nomor 188/183A/KEP/412.12/2008 Tentang Penetapan Kabupaten Bojonegoro Sebagai Lokasi Pengembangan Kawasan Agropolitan..
Maryati Y, 2009. Analisis Potensi Pengembangan Kawasan Agropolitan Distrik Cilimus Berbasis Agribisnis Komoditas Ubi Jalar di Kabupaten Kuningan. Karya Ilmiah. Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
DOI: https://doi.org/10.21107/bep.v3i2.18396
Refbacks
- There are currently no refbacks.