Deskripsi Komparatif Iuran Pengelolaan Irigasi (IPI) di Saluran Induk Daerah Irigasi Jatiluhur Jawa Barat

Heri Rahman, Yusman Syaukat, M. Parulian Hutagaol, Muhammad Firdaus

Abstract


Air penting bagi kehidupan termasuk bagi usahatani untuk mmneingkatkan produksi dan pendapatan petani. Namun jika irigasi tidak terpelihara maka usahatani padi sawah mnejadi kurang maksimal. Jaringan irigasi tersier di Saluran Induk (SI)  Daerah Irigasi (DI)  Jatiluhur yang terbagi ke dalam SI Tarum Barat, Utara dan Timur cukup bervariasi tingkat kerusakan dan pemeliharaannya oleh para petani. Untuk itu para petani membayar Iuran Pengelolaan Irigasi (IPI) di tingkat jaringan tersier, IPI ini beragaman di masing-masing saluran induk tergantung pda kesepakatan petani dengan ulu-ulu. Selain saluran induk, IPI pun tergantung musim tanam (rendeng dan gadu) karena besaran IPI sangat ditentukan oleh karakteristik petani di masing-masing SI, luas lahan, produktivitas hasil dan harga jual padi. Karena itu, diduga terdapat keragaman IPI antara saluran induk dan dimasing-masing Saluran Induk pada setiap musim rendeng dan gadu.

Keywords


Iuran Pengelolaan Irigasi, Saluran Induk, Jatiluhur, Padi Sawah

Full Text:

PDF

References


Budiyanto. (2011). Dampak Implementasi PP (Peraturan Pemerintah) No 20 Tahun 2006 Tentang Irigasi Terhadap Produktivitas Padi di Indonesia: Suatu Kajian Teoritis dan Empiris. Agriplus, 21(02), 152–162.

Fadli, & Murdiana. (2016). Peran irigasi dalam peningkatan produksi padi sawah Kecamatan Meurah Mulian Kabupaten Aceh Utara. Jurnal Agrifo, 1(2), 1–14.

FAO. (2016). Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO). AQUASTAT - FAO’s Information System on Water and Agriculture. Retrieved from AQUASTAT website website: http://www.fao.org/nr/water/aquastat/water_use/index. stm.

Gaspersz, V. (1991). Teknik Penarikan Contoh Untuk Penelitian Survei. Bandung: Tarsito.

Isharyanto, Suranto, Husodo, J. A., Firdaussy, A. G., & Maharani, A. E. P. (2016). Model Kapasitas Birokrasi Untuk Pengembangan Integritas Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Dalam Rangka Pencapaian Kedaulatan dan Keamanan Pangan Lokal. Yustisia, 5(1), 79–86.

Juwita, R. Y. (2008). Analisis Willingness To Pay Petani Terhadap Peningkatan Pelayanan Irigasi: Studi Kasus Daerah Irigasi Klambu Kanan Wilalung , Kecamatan. Institut Pertanian Bogor.

Kuntariningsih, A., & Mariyono, J. (2014). Adopsi Teknologi Pertanian Untuk Pembangunan Pedesaan: Sebuah Kajian Sosiologis. Agriekonomika, 3(2), 180–191. https://doi.org/10.13140/2.1.3080.1609

Listyawati, H. (2011). Konflik Pemanfaatan Sumber Daya Air Untuk Irigasi. Mimbar Hukum,23(3), 520–530.

Mustaniroh, S. A. (2001). Evaluasi Aspek Kelembagaan Pengelolaan Jaringan Irigasi Di Tingkat Petani Pada Usahatani Padi Sawah Di Kabupaten Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Jurnal Teknologi Pertanian, 2(2), 14–21.

Noovry, D., & Suhudi. (2009). Penentuan Harga Air Irigasi Pada Daerah Irigasi Lintas Kabupaten, DAS Ngasinan – Ngrowo Kabupaten Tulungagung dan Trenggalek. Buana Sains, 9(2), 165–172.

Norton, G. W., Alwang, J., & Masters, Wi. A. (2009). Economics of Agricultural Development. In Economicsof Agricultural Development (Second). https://doi.org/10.4324/9780203852750

OECD. (2015). Survei Ekonomi OECD Indonesia. Retrieved from https://www.oecd.org/economy/Overview-Indonesia-2015-Bahasa.pdf

Purwantini, T. B., & Suhaeti, R. N. (2017). Irigasi Kecil : Kinerja , Masalah , dan Solusinya. Small Scale Irrigation : Performance , Problems , and Solutions. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 35(2), 91–105.

Rodgers, C., & Hellegers, P. J. G. J. (2005). Water Pricing and Valuation in Indonesia : Case Study of the Brantas River Basin. Retrieved from http://ageconsearch.umn.edu/bitstream/58586/2/eptdp141.pdf

Sumaryanto. (2006a). Iuran Irigasi Berbasis Komoditas Sebagai Instrumen Peningkatan Efisiensi Penggunaan Air Irigasi: Pendekatan dan Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Implementasinya. Institut Pertanian Bogor.

Sumaryanto. (2006b). Peningkatan Efisiensi Penggunaan Air Irigasi Melalui Penerapan Iuran Irigasi Berbasis Nilai Ekonomi Air Irigasi. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 24(2), 77–91.

Sumaryanto, Friyatno, S., & Irawan, B. (2005). Konversi Lahan Sawah ke Penggunaan Non Pertanian dan Dampak Negatifnya. Prosiding Seminar Nasional Multifungsi Lahan Sawah, 1–18.

Sumaryanto, & Sudaryanto, T. (2001). Perubahan Paradigma Pendayagunaan Sumberdaya Air dan Produksi Pangan. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 19(2), 66–79.

Sunartomo, A. F. (2015). Perkembangan Konversi Lahan Pertanian Di Kabupaten Jember. Agriekonomika, 4, 22–36.

Syaukat, Y., Arifah, F. N., & Minha, F. (2014). Economic value and service fee of irrigation water in the districts bogor and kudus, indonesia. Journal of the International Society for Southeast Asian Agricultural Sciences, 20(2), 157–172.

Syaukat, Y., & Siwi, A. A. N. (2009). Estimasi Nilai Ekonomi Air Irigasi Pada Usaha Tani Padi Sawah Di Daerah Irigasi Van Der Wijce, Kabupaten Sleman,Yogyakarta. Jumal ilmu Pertanian Indonesia, 14(3), 201–210.

Tsur, Y. (2005). Economic Aspects of Irrigation Water Pricing. Canadian Water Resources Journal, 30(1), 31–46. https://doi.org/10.4296/cwrj300131




DOI: https://doi.org/10.21107/agriekonomika.v8i2.5743

Refbacks

  • There are currently no refbacks.






 
Creative Commons License