PENGEMBANGAN PRODUK OLAHAN KOPI DI DESA SIDOMULYO KECAMATAN SILO KABUPATEN JEMBER
Abstract
ABSTRAK
Kopi (Coffea spp. L.) merupakan komoditi perkebunan yang strategis. Kopi rakyat tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Jember, terutama di Kalisat dan Silo. Adanya faktor pendorong dan faktor penghambat pada pengolahan produk olahan kopi dapat dirumuskan suatu rekomendasi kebijakan pengembangan produk olahan kopi, dimana meningkatkan faktor pendorong dan meminimalisir faktor penghambat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rekomendasi kebijakan pada pengembangan pengolahan kopi di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode analitis. Analisis data yang digunakan adalah analisis medan kekuatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pendorong tertinggi adalah motivasi petani yang tinggi dengan nilai faktor urgensi sebesar 1,74, sedangkan faktor penghambat tertinggi adalah bahan baku yang diolah terbatas dengan nilai faktor urgensi sebesar 1,42. Rekomendasi yang sebaiknya diterapkan untuk mendukung faktor pendorong adalah melakukan penyuluhan secara berkesinambungan, sedangkan rekomendasi sebagai solusi faktor penghambat adalah menjalin kerja sama dengan petani olah basah yang belum melakukan olah basah untuk melakukan olah basah guna menjaga ketersediaan kopi olah basah dan menambah modal bagi unit usaha produksi pada koperasi
ABSTRACT
Coffee (Coffea spp. L.) is one of a strategic commodity. The coffee public plantation is spread out to some sub-districts in Jember, especially in Kalisat and Silo. The existence of factors driving and inhibiting factors in the processing of coffee processed products can be formulated a policy recommendation development of processed coffee products, which enhance the driving factors and minimize the inhibiting factors. This study aims to determine policy recommendations on the development of coffee cultivation in the village of Shiloh Sidomulyo Jember District. The method used is descriptive method and analytical methods. Data analysis is force field analysis. The results showed that the highest motivating factor is the high motivation of farmers to the value of the urgency factor of 1.74, while the highest inhibiting factor is the raw material that is processed is limited by the value of the urgency factor of 1.42. The recommendations should be implemented to support the driving factor is to do counseling on an ongoing basis, while the recommendation as an inhibiting factor solution was worked with farmers who have not wet if if if wet wet to do in order to maintain the availability of coffee if wet and raise capital for the business unit of production the cooperative
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Rizal, Achmad HB. dkk, 2011. Kajian Strategi Implementasi Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Studi Kasus di Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, Vol 8. Nop. 2, Agustus 2011: 167-188.
Handito, Thithut Laksono. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan usaha pada klaster Industri pengolahan kopi di Kabupaten Temanggung. Diss. Universitas Sebelas Maret, 2011.
Lewin, K. 1951. Field Theory in Social Science, Harper and Row, New York.
Sagita, T., & Hidayati, D. 2013. Keragaan Kopi Pasar Domestik Indonesia. Agriekonomika 2(1): 51-60.
Sianipar dan Entang. 2003. Teknik-Teknik Analisis Manajemen. Lembaga Administrasi Negara-Republik Indonesia
Wibowo, R. 2000. Pembaharuan Manajemen Pembangunan Pertanian. Jember: Fakultas Pertanian Universitas Jember
Yahmadi, M. 2007. Rangkaian Perkembangan dan Permasalahan Budidaya & Pengolahan Kopi di Indonesia. Surabaya: AEKI
Kustiari R, 2007. Perkembangan Pasar Kopi Dunia dan Aplikasinya Bagi Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 25 No, 1. Juli 2007 : 43-55
DOI: https://doi.org/10.21107/agriekonomika.v3i1.442
Refbacks
- There are currently no refbacks.