ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DI PULAU MADURA MENGGUNAKAN CITRA SATELIT LANDSAT 8

Normala Sekar Agustin, Achmad Fachruddin Syah

Abstract


ABSTRAK

Garis pantai merupakan batas pertemuan antara laut dan daratan. Perubahan garis mengakibatkan abrasi dan akresi. Abrasi dan akresi terjadi di seluruh willayah pesisir Pulau Madura sehingga garis pantainya mengalami perubahan yang cukup drastis. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui seberapa besar luasan abrasi dan akresi yang terjadi di 4 kabupaten di pulau Madura. Penelitian ini menggunakan metode penginderaan jauh sebagai kajian yang cepat untuk mendeteksi perubahan garis pantai di Pulau Madura dengan mennggunakan cita Landsat 8 tahun 2013, 2015, 2017, 2019 sebagai data primer. Perhitungan perubahan garis pantainya menggunakan DSAS (Digital Shoreline Analysis System dengan metode statistik EPR (laju perubahan garis pantainya). Hasil penelitian perubahan garis pantai selama 7 tahun terjadi menyeluruh pada bagian Utara dan Selatan Pulau Madura baik proses abrasi maupun akresi. Perubahan garis pantai akibat abrasi tertinggi terjadi pada kabupaten Bangkalan dengan nilai rata-rata EPR sebesar -5,24 m/thn. Sedangkan perubahan garis pantai akibat akresi paling tinggi terjadi di Kabupaten Sumenep dengan nilai rata-rata EPR sebesar 5,57 m/thn

 

Kata kunci : DSAS, Garis Pantai , Landsat 8, , Perubahan Garis Pantai, Pulau Madura

 ABSTRACT

The coastline is a boundary between sea and land. The change in line leads to abrasion and accretion.Abrasion and accretion occur throughout madura island's coastline, and the coastline changes considerably. The study using remote sensing methods as a quick study to detect changes in the coastline of madura island and to use landsat 8 in 2013, 2015, 2017, 2019 as primary data.The cost of coastline changes is dsas( digital shoreline analysis system) using the epr statistical method(The rate of changes to the coastline). The results of 7 years of coastal change research were comprehensive on the north and south of madura island both abrasion and accretion processes.The line change with the highest abrasion occurred in the Bangkalan district with EPR average value of 5,24 m/year. And the line change with the highest accretion occurred in the Sumenep district with EPR average value of 5.57m/year.

 

Keyword: Coastline Change, DSAS, Landsat 8, Madura Island, Shoreline


References


Ahyar, & Wardhani, M. K. (2014). Kajian Potensi Ekowisata Pesisir Nepa Kabupaten Sampang dengan Konsep Mangrove Park. Jurnal Kelautan, 7(2), 94–99.

Damaywanti, K. (2013). Dampak Abrasi Pantai terhadap Lingkungan Sosial (Studi Kasus di Desa Bedono, Sayung Demak). Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan, 363–367.

Daruwedho, H., Sasmito, B., & A, F. J. (2016). Analisis Pola Arus Laut Permukaan Perairan Indonesia dengan Menggunakan Satelit ALtimetri Jason-2 Tahun 2010-2014. Jurnal Geodesi, 5(2), 147–158.

Dewi, D. K., Sutikno, S., & Rinaldi. (2017). Analisis Laju Perubahan Garis Pantai Pulau Karimun Besar Menggunakan DSAS (DIGITAL SHORELINE ANALYSIS SYSTEM). Jom FTEKNIK, 4(2), 1–14.

Fajar, Purwanto, & Indrayanti, E. (2014). Kajian Potensi Arus Laut Sebagai Energi Alternatif Pembangkit Listrik di Perairan Sekitar Jembatan Suramadu Selat Madura. Jurnal Oseanografi, 3(3), 294–303.

Haryani, N. S., Kustiyo, Khomarudin, R., & Parwali. (2006). Perubahan Kerusakan Lahan Pulau Madura Menggunakan Data Penginderaan Jauh dan Sig. Jurnal Penginderaan Jauh, 3(1), 96–107.

Husna, N., ALibasyah, R., & Indra. (2012). Dampak Ekologi, Sosial dan Ekonomi Masyarakat Akibat Reklamasi Pantai Tapaktuan Aceh Selatan. Jurnal Manajemen Sumberdaya Lahan, 1(2), 171–178.

Kalay, D. E., Lopulissa, V. F., & J, Y. A. N. (2018). Analisis Kemiringan Lereng Pantai dan Distribusi Sedimen Pantai Perairan Negeri Waai Kecamatan Salahutu Provinsi Maluku. Jurnal Triton, 14(1), 10–18.

Parman, S. (2010). Deteksi Perubahan Garis Pantai Melalui Citra Penginderaan Jauh di Pantai Utara Semarang Demak. Jurnal Geografi, 7(1), 30–38.

Sudarto. (2011). Pemanfaatan dan Pengembangan Energi Angin untuk Proses Produksi Garam di Kawasan Timur Indonesia. Jurnal Triton, 7(2), 61–70.

Tanto, T. Al, Wisha, U. J., Kusumah, G., Pranowo, W. S., Husrin, S., Ilham, & Putra, A. (2017). Karakteristik Arus Laut Perairan Teluk Benoa-Bali. Jurnal Ilmiah Geomatika, 23(1), 37–48.

Tarigan, M. S. (2007). Perubahan Garis Pantai di Wilayah Pesisir Perairan Cisadane, Provinsi Banten. MAKARA, SAINS, 11(1), 49–55.

Yulianti, R., Ikhwan, M., & Zaman, N. (2015). Urgensi Pengaturan Reklamasi Pantai di Wilayah Pesisir Selatan Madura. Yustisia, 4(1), 103–121.




DOI: https://doi.org/10.21107/juvenil.v1i3.8843

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 
 INDEXED BY:

           

       
ISSN: 2723-7583