HUBUNGAN PERSEN PENUTUPAN LAMUN DENGAN KEPADATAN ECHINODERMATA DI PULAU BAWEAN KABUPATEN GRESIK JAWA TIMUR
Abstract
ABSTRACT
Bawean Island is a small island with complete marine ecosystems, namely mangrove ecosystems, corals and seagrasses. Seagrass is the primary productivity in shallow waters throughout the world and is an important food source for many organisms. Besides having high primary productivity, ecologically seagrass ecosystems have an important role for the habitat of Echinoderms. Seagrass ecosystems are often degraded due to the influence of surrounding human activities which can reduce ecological functions. This study aims to determine the quality of waters in the waters of Bawean Island, Gresik Regency, East Java, to find out the percent seagrass closure, to know the types of echinoderms and density of echinoderms and to find out the percent percentages of seagrass closure with echinoderm density in Bawean Island, Gresik, East Java. The method used is the correlation method and data retrieval is carried out by using a 1x1 m2 square scale transect. Seagrass cover results ranged from 49% to 57%, seagrass ecosystems are classified as moderate, whereas for echinodermic density results have densities ranging from 0.3333 - 0.1666 ind / m2, these results are high. From the correlation test results obtained from the processing of correlation data, get the R square value of 0.0353, which means that 0.3% of echinoderms are influenced by seagrass closure and 99.97% is influenced by other factors, for the two stations on Bawean island do not have relationship or not correlated between percent seagrass closure and echinoderm density in Pualau Bawean, Gresik Regency, East Java.
Keywords: Seagrass Closure, Echinodermata Density, Bawean Island.
ABSTRAK
Pulau Bawean merupakan pulau kecil dengan ekosistem laut yang lengkap yaitu ekosistem mangrove, karang serta lamun. Lamun merupakan produktivitas primer diperairan dangkal diseluruh dunia dan merupakan sumber makanan penting bagi banyak organisme. Disamping mempunyai produktivitas primer yang tinggi, secara ekologis ekosistem lamun memiliki peranan penting bagi habitat Echinodermata. Ekosistem lamun seringkali mengalami degradasi akibat pengaruh aktivitas manusia di sekitarnya yang dapat menurunkan fungsi ekologis. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui kualitas perairan di perairan pulau Bawean Kabupaten Gresik Jawa Timur, Mengetahui persen penutupan lamun, Mengetahui jenis echinodermata dan kepadatan echinodermata serta Mengetahui hubugan persen penutupan lamun dengan kepadatan echinodermata di pulau Bawean Kabupaten Gresik Jawa Timur. Metode yang digunakan adalah metode korelasi dan pengambilan data dilapang dengan menggunakan transek kuadrat berukuran 1x1 m2.Hasil penutupan lamun berkisar antara 49%.-57%, ekosistem lamun yang ada tergolong sedang, sedangkan untuk hasil kepadatan echinodermata memiliki kepadatan berkisar antara 0,3333 – 0,1666 ind/m2,hasil ini tergolong tinggi. Dari hasil uji korelasi yang didapatkan dari pengolahan data korelasi di dapatkan nilai R square sebesar 0,0353 artinya 0,3% keberadaan echinodermata dipengaruhi persen penutupan lamun dan 99,97% dipengaruhi oleh faktor lain, untuk kedua stasiun yang ada di pulau Bawean tidak memiliki hubungan atau tidak berkorelasi antara persen penutupan lamun dengan kepadatan echinodermata di Pualau Bawean Kabupaten Gresik Jawa Timur.
Kata Kunci: Penutupan Lamun, Kepadatan Echinodermata, Pulau Bawean.
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Allifah, A. N., & Rosmawati, R. (2018). Hubungan Kerapatan Lamun dengan Kepadatan Bivalvia di Pesisir Pantai Ori Kecamatan Pulau Haruku. Biosel (Biology Science and Education): Jurnal Penelitian Sains dan Pendidikan, 7(1), 81-96.
Ira, I., Oetama, D., & Juliati, J. (2013). Kerapatan dan Penutupan Lamun Pada Daerah Tanggul Pemecah Ombak di Perairan Desa Terebino Propinsi Sulawesi Tengah. AQUASAINS, 2(1), 88-96.
Keputusan Mentri Negara Lingkungan Negara Lingkungan Hidup (Kep. MENLH) Nomor 200 Tahun 2004. Kriteria Baku Krusakan dan Pedoman Penentuan Status Padang Lamun.
Romimohtarto, K., & Juwana, S. (2001). Biologi Laut Ilmu Pengetahuan tentang Biologi Laut. Penerbit Djambatan. Jakarta, 540.
Sarisma, D., Muhammad, R., dan Ira. (2017). Hubungan kelimpahan ikan dengan kepadatan lamun di perairan Pulau Hoga Kecamatan Keledupa Kabupaten Wakatobi. Sapa Laut, 2(2), 103 – 112.
Sese, M. R., Annawaty, A., & Yusron, E. (2018). Keanekaragaman Echinodermata (Echinoidea Dan Holothuroidea) Di Pulau Bakalan, Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, Indonesia. Scripta Biologica, 5(2), 73-77.
Terrados, J., & Duarte, C. M. (2003). Seagrass Ecosystem. South East Asian.
DOI: https://doi.org/10.21107/juvenil.v1i1.6930
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Juvenil byJurusan Kelautan dan Perikananis licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Published by: Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura