ANALISA KELIMPAHAN FITOPLANKTON DI PERAIRAN BANGKALAN MADURA
Abstract
ABSTRACT
Phytoplankton are small microorganisms that live at the top of the water column.
Phytoplankton have autotroph ability to convert inorganic materials into organic materials which
are found in Indonesian Waters, which one of them is Bangkalan Waters. This study aims to
determine the abundance of phytoplankton in Kamal and Sepulu. This research was conducted in November – December 2018. The method used were the primary data collection in the field, the determination of purposive sampling location, and the Big Block abundance method. Phytoplankton sampling was done in 2 stations, each station had 3 points, and each points was taken 3 times of sampling. Phytoplankton organisms were found comes from 4 classes (Bacillariophyceae, Dinophyceae, Cyanophyceae, and Chlorophyceae) and dominated by Bacillariophyceae. Total abundance point A 11750 ind/l, B 9875 ind/l, C 15000 ind/l, D 18250 ind/l, E 20500 ind/l and F 16500 ind/l. The abundance of phytoplankton that mention before with a range of water parameters temperature 29,5-30 ̊ C; pH 7,08-7,60; salinity 27-31 ppt; DO 4,82-6,27 mg/I and brightness 27-61 cm.
Keyword: Phitoplankton, Abundance, Bangkalan
ABSTRAK
Fitoplankton merupakan mikroorganisme atau organisme berukuran kecil yang hidup melayang di kolom Perairan. Fitoplankton memiliki kemampuan autotrof mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik yang banyak ditemukan di Perairan Indonesia, salah satunya Perairan Bangkalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan fitoplankton pada Perairan Kamal dan Sepulu. Bulan November-Desember 2018 dilakukan penelitian. Metode yang digunakan yakni metode pengumpulan data primer di Lapangan, penentuan lokasi purpossive sampling dan metode kelimpahan Big block.. Pengambilan sampel fitoplankton dilakukan sebanyak 2 stasiun masing-masing stasiun 3 titik masing-masing titik 3 kali pengulangan sampel. Fitoplankton yang ditemukan berasal dari 4 kelas (Bacillariophyceae, Dinophyceae, Cyanophyceae dan Chlorophyceae) dan yang paling dominansi kelas Bacillariophyceae. Jumlah kelimpahan titik A 11750 ind/l, Titik B 9875 ind/l, Titik C 15000 ind/l, Titik D 18250 ind/l, Titik E 20500 ind/l dan Titik F 16500 ind/l. Kelimpahan fitoplankton diatas dengan kisaran parameter perairan suhu 29,5-30 ̊ C; pH 7,08-7,60; Salinitas 27-31 ppt; DO 4,82-6,27 mg/l dan Kecerahan 27-61 cm.
Kata Kunci: Fitoplankton, Kelimpahan, BangkalanFull Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
American Public Health Association (APHA). (1992). Standart Method for the examibation of water
and waste water. 18th edition. Washington DC. 1193 p. Company.
Ayuningsih, M. S., Hendrarto, B., & Purnomo, P. W. (2014). Distribusi Kelimpahan Fitoplankton dan Klorofil-a di Teluk Sekumbu Kabupaten Jepara: Hubungannya dengan Kandungan Nitrat dan Fosfat di Perairan. Management of Aquatic Resources Journal, 3(2), 138-147.
Basmi, J. (1999). Planktonolgi: bioekologi plankton algae. Tidak dipublikasikan Fakultas Perikanan
dan kelautan IPB. Bogor hal10
Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan.
Kanisius: Yogyakarta 258 hal.
Haninuna, E. D., Gimin, R., & Kaho, L. M. R. (2015). Pemanfaatan fitoplankton sebagai bioindikator berbagai jenis polutan di perairan intertidal kota Kupang. Jurnal Ilmu Lingkungan, 13(2), 72-85.
Wasito, H. (1997). Pengantar Metodologi Penelitian: buku panduan mahasiswa. PT Gramedia Pustaka Utama.
Cahyaningtyas, I., Hutabarat, S., & Soedarsono, P. (2013). Studi analisa plankton untuk menentukan tingkat pencemaran di muara Sungai Babon Semarang. Management of Aquatic Resources Journal, 2(3), 74-84.
Hutami, G. H., Muskananfola, M. R., & Sulardiono, B. (2018). Analisis kualitas perairan pada ekosistem mangrove berdasarkan kelimpahan fitoplankton dan nitrat fosfat di desa Bedono Demak. Management of Aquatic Resources Journal, 6(3), 239-246.
Khasanah, R. I., Sartimbul, A., Herawati, E. Y., Veteran, J., & Veteran, J. (2013). Kelimpahan dan keanekaragaman plankton di perairan Selat Bali. Ilmu Kelautan, 18(4), 193-202.
Munthe, Y. V., & Aryawati, R. (2012). Struktur komunitas dan sebaran fitoplankton di perairan sungsang Sumatera Selatan. Maspari Journal: Marine Science Research, 4(1), 122-130.
Odum. (1996). Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Priyastama, R. (2017). Buku Sakti SPSS Pengolahan Data dan Analisi Data. Yogyakarata: PT. Anak Hebat Indonesia
Raymont, J. E. G. (1963). Plankton and Produktivity in the Ocean. Apergamon Press Book. The
Macmilan CO. New York.
Romimohtarto, K. (2001). Meroplankton Laut. Jakarta: Djambatan PT
Romimohtarto, K dan Juwana S. (2007). Biologi Laut. Jakarta: PT. Djambatan
Sari, A. N., Hutabarat, S., & Soedarsono, P. (2014). Struktur Komunitas Plankton pada Padang Lamun di Pantai Pulau Panjang, Jepara. Management of Aquatic Resources Journal, 3(2), 82-91.
Sukandar et al., (2016). Profil Desa Pesisir Provinsi Jawa Timur Volume III (Kepulauan Madura).
Surabaya: DKP JATIM
Syah, A. F. (2013). Pengukuran Daerah Genangan di Pesisir Bangkalan Akibat Naiknya Muka Air Laut [Pridiction Of Inundation Area At Bangkalan Coastal Region Resulted In Sea Level Rise]. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 5(1), 67-72.
Thomas, C., R. (1997). Indentifying Marine Phytoplankton. Florida: Academic Press
Wardhani, M., K., Sulistiono dan Siregar, V., P. (2011). Tingkat kerentanan pesisir selatan
Kabupaten Bangkalan terhadap potensi tumpahan minyak. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 3(1), 211-220
Yamaji, I. (1979). Ilustration of Marine Plankton. Japan: Hoikusha Publishing
DOI: https://doi.org/10.21107/juvenil.v1i1.6869
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Juvenil byJurusan Kelautan dan Perikananis licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Published by: Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura