Identifikasi Jenis Bakteri Pada Ikan Kakap Putih (Lates calcalifer) Berbasis Sistem Budidaya KJA di Kota Barru
Abstract
ABSTRAK
Ikan Kakap Putih (Later calcarifer) merupakan salah satu organisme budidaya laut unggulan di Indonesia yang memiliki pertumbuhan relatif cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis bakteri pada ikan kakap yang dibudidaya dengan sistem keramba jaring apung (KJA). Pemeliharaan ikan dalam jumlah besar dengan kepadatan tinggi berpotensi mengakibatkan lingkungan yang kurang kondusif dari sisa-sisa pakan sehingga menyebabkan timbulnya penyakit. Penyakit ini terjadi dari interaksi yang tidak serasi antara tiga komponen utama budidaya, yaitu lingkungan, organisme yang dibudidaya, dan organisme penyebab penyakit. Kondisi lingkungan yang sering berubah-ubah menyebabkan ikan stres pada saat pemeliharaan sehingga dapat memicu timbulnya penyakit dan dapat mengakibatkan kematian ikan. Selain menurunnya parameter kualitas air, pemicu lain yang menyebabkan serangan infeksi adalah terlukanya ikan ketika dipelihara di dalam keramba jaring apung (KJA) dan penggunaan net yang kotor menyebabkan tertinggalnya bakteri yang dapat menyerang ikan pada siklus berikutnya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi keberadaan dan jenis bakteri pada ikan kakap putih yang dibudidayan dengan sistem keramba jaring apung (KJA). Penelitian ini dirancang dengan metode sampling dengan mengambil ikan di kja kemudian menumbuhkan dan mengidentifikasi bakteri dari saluran pencernaan ikan kakap Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan di deskripsikan sesuai dengan golongan bakteri. Hasil penelitian ini ditemukan tiga jenis bakteri yakni Bacillus cereus, Staphylococcus arlette, dan Staphylococcus haemolyticus. Beberapa jenis bakteri yang didapatkan ada yang bersifat gram positif dan pathogen.
Kata Kunci: Bakteri, Ikan Kakap Putih, Keramba Jaring Apung, Penyakit, Prebiotik
ABSTRACT
This study aims to determine the type of bacteria in Asian seabass cultured with floating net cages (KJA) system. Rearing fish in large numbers at high densities can result in an environment that is not conducive for leftover feed to cause disease. This disease occurs from an incompatible interaction between the three main components of cultivation the environment, biota, and disease-causing organisms. Therefore, environmental conditions that often change cause stress in fish during rearing, leading to disease and death in fish. In addition to decreasing water quality parameters, another trigger that causes the infection is an injury to fish when kept in floating net cages (KJA) and the use of dirty nets causing bacteria to be left behind which can attack fish in the next cycle. Related to this, this research will identify the presence and types of bacteria in barramundi cultured using a floating net cages (KJA) system. This study was designed using a sampling method by taking fish at KJA and then growing and identifying bacteria from the digestive tract of Asian seabass. The data obtained was then analyzed and described according to the group of bacteria. This study found three types of bacteria: Bacillus cereus, Staphylococcus arlette, and Staphylococcus haemolyticus. Some types of bacteria found are gram-positive and pathogenic.
Keywords: asian seabass, bacteria, disease floating net cage, prebiotic
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Badrudin., Slamet. B., Keast, T., Dikrurahman., Kurniawan. K.B., Mulyono.S., Sarwono., Setiawan., Purnama, R.S., dan Widiada, K. (2015). Seri Panduan Perikanan Skala Kecil Budidaya Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch, 1790) di Karamba Jaring Apung dan Tambak. Jakarta, WWF-Indonesia, 30 hlm.
Brenner, D. J., Krieg, N. R., & Staley, J. T. (2005). Bergey's Manual® of Systematic Bacteriology (Second Editiion). Springer.
Fardiaz, S. (1989). Petunjuk Laboratorium. Analisis Mikrobiologi Pangan. Bogor: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Institut Pertanian Bogor.
Feliatra, F., Fitria, Y., & Nursyirwani, N. (2012). Antagonis bakteri probiotik yang diisolasi dari usus dan lambung ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis) terhadap bakteri patogen. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 17(01), 296026.
Ganguly, S., & Prasad, A. (2012). Microflora in fish digestive tract plays significant role in digestion and metabolism. Reviews in fish biology and fisheries, 22, 11-16.
Giuliano, A. E., Connolly, J. L., Edge, S. B., Mittendorf, E. A., Rugo, H. S., Solin, L. J., ... & Hortobagyi, G. N. (2017). Breast cancer—major changes in the American Joint Committee on Cancer eighth edition cancer staging manual. CA: a cancer journal for clinicians, 67(4), 290-303.
Karimela, E. J., Ijong, F. G., & Dien, H. A. (2017). Characteristics of Staphylococcus aureus isolated smoked fish pinekuhe from traditionally processed from Sangihe District. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 20(1), 188-198.
Kumari, S., & Sarkar, P. K. (2016). Bacillus cereus hazard and control in industrial dairy processing environment. Food Control, 69, 20-29.
Lestari, N. W., Budiharjo, A., & Pangastuti, A. (2016). Bakteri heterotrof aerobik asal saluran pencernaan ikan sidat (Anguilla bicolor bicolor) dan potensinya sebagai probiotik. Asian Journal of Tropical Biotechnology, 13(1), 9-17.
Nursyirwani, N., Asmara, W., Wahyuni, A. E. T. H., & Triyanto, T. (2011). Isolasi bakteri asam laktat dari usus ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) dan potensinya sebagai antivibrio. Ilmu Kelautan: Indonesian Journal of Marine Sciences, 16(2), 70-77.
Oh, W. T., Jun, J. W., Giri, S. S., Yun, S., Kim, H. J., Kim, S. G., ... & Park, S. C. (2019). Staphylococcus xylosus infection in rainbow trout (Oncorhynchus mykiss) as a primary pathogenic cause of eye protrusion and mortality. Microorganisms, 7(9), 330.
Peter H. A., Nicholas S.M., Elisabeth S.M., Holt G.J. (1986). Systematic Bacteriology Vol 1. William & Wilkins. Los Angeles. 964 pp.
Poeloengan, M dan Andriani. (2013). Kandungan Senyawa Aktif dan Daya Antibakteri Daun Sambung Darah. Jurnal Veteriner, 14(2), 145-152.
Purba, E. P., Ilza, M., & Leksono, T. (2016). Study penerimaan konsumen terhadap steak (fillet) ikan kakap putih flavor asap. Jurnal Online Mahasiswa, 3(2), 1-11.
Ramarao, N., Tran, S. L., Marin, M., & Vidic, J. (2020). Advanced methods for detection of Bacillus cereus and its pathogenic factors. Sensors, 20(9), 2667.
Ravi, A. V., Musthafa, K. S., Jegathammbal, G., Kathiresan, K., & Pandian, S. K. (2007). Screening and evaluation of probiotics as a biocontrol agent against pathogenic Vibrios in marine aquaculture. Letters in applied microbiology, 45(2), 219-223.
Ray, A. K., Ghosh, K., & Ringø, E. J. A. N. (2012). Enzyme‐producing bacteria isolated from fish gut: a review. Aquaculture Nutrition, 18(5), 465-492.
M Tóth, E., Kériné Borsodi, A., Felföldi, T., Vajna, B., Sipos, R., & Márialigeti, K. (2013). Practical Microbiology: based on the Hungarian practical notes entitled" Mikrobiológiai Laboratóriumi Gyakorlatok". Eötvös Loránd University, HUngary.
Vine, N. G., Leukes, W. D., Kaiser, H., Daya, S., Baxter, J., & Hecht, T. (2004). Competition for attachment of aquaculture candidate probiotic and pathogenic bacteria on fish intestinal mucus. Journal of fish diseases, 27(6), 319-326.
Wang, A. R., Ran, C., Ringø, E., & Zhou, Z. G. (2018). Progress in fish gastrointestinal microbiota research. Reviews in Aquaculture, 10(3), 626-640.
DOI: https://doi.org/10.21107/juvenil.v5i1.23345
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Juvenil byJurusan Kelautan dan Perikananis licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Published by: Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura