Pengaruh Perbedaan Modul Transplantasi Karang Terhadap Pertumbuhan Karang di Pulau Pramuka

Abdul Malik, La Ode Alam Minsaris, Luthfi Anzani

Abstract


ABSTRAK

Sebaran terumbu karang di Indonesia sekitar 85% terancam rusak dan 50% lainnya mengalami ancaman kerusakan yang tinggi. Pada wilayah perairan Pulau Pramuka menunjukkan persentase tutupan karang hidup sebesar 20,65%-47,17% yang dikategorikan sedang hingga rusak. Apabila tidak segera ditangani, ini bisa berdampak buruk bagi ekosistem laut. Perlu adanya upaya restorasi agar dapat membantu pemulihan terumbu karang yang mengalami kerusakan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pertumbuhan karang pada ketiga modul transplantasi karang yang berbeda yaitu antara modul rocklife, PVC, dan spider agar lebih mengefektifkan dalam menentukan modul terbaik yang ingin digunakan pada kondisi perairan yang sama seperti Pulau Pramuka. Parameter perairan yang diukur meliputi suhu, kecerahan, pH, salinitas, oksigen terlarut, dan kecepatan arus. Penelitian dilakukan selama 4 bulan dengan menggunakan 60 sampel fragmen karang dari spesies Acropora sp. yang ditanam pada masing-masing modul transplantasi karang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan observasi selama 3 bulan dan analisis korelasi pearson serta metode statistik dengan regresi linear digunakan untuk memodelkan hubungan antara parameter oseanografi tertentu dengan pertumbuhan karang pada masing-masing modul. Hasil penelitian menunjukkan selama kurun waktu 3 bulan, parameter perairan yang diukur tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam mempengaruhi pertumbuhan karang. Namun, hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi antara pH dan DO dengan pertumbuhan karang. Secara keseluruhan perbandingan dari ketiga modul transplantasi yang dilakukan di perairan Pulau Pramuka mendapatkan hasil, modul rocklife menjadi metode yang terbaik.

Kata Kunci: Laju pertumbuhan, Modul transplantasi, Pulau Pramuka, Terumbu karang, Transplantasi Karang

ABSTRACT

The distribution of coral reefs in Indonesia is around 85% threatened with damage, with the other 50% experiencing a high threat of damage. In the waters of Pramuka Island, the percentage of live coral cover is 20.65%–47.17%, which is included in the moderate to damaged category. If not addressed immediately, this can have a negative impact on the marine ecosystem. Restoration efforts are needed to help recover damaged coral reefs. Therefore, this study aims to compare coral growth in three different coral transplant modules, namely between rocklife, PVC, and spider modules, to further streamline determining the best module to use in the same water conditions as Pramuka Island. The water parameters measured included temperature, brightness, pH, salinity, dissolved oxygen, and current speed. The research was conducted for 4 months using 60 samples of coral fragments from Acropora sp. species planted in each coral transplant module. The method used in this study was experimental, with observations for 3 months, and Pearson correlation analysis and statistical methods with linear regression were used to model the relationship between certain oceanographic parameters and coral growth in each module. The results showed that over a 3-month period, the measured water parameters did not show significant differences in influencing coral growth. However, the results showed a correlation between pH and DO  and  coral  growth.  Overall,  the  comparison  of  the  three transplantation modules conducted in the waters of Pramuka Island resulted in the rocklife module being the best method.

Keywords: Coral reefs, Coral transplantation, Growth rate, Pramuka island, Transplant modules


Full Text:

PDF

References


Anggraini, V., Prasetya, M. F., & Nurdiani, R. (2020). Pertumbuhan Karang Acropora Pada Media PVC Dengan Berbagai Konsentrasi Pupuk Organik Cair. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 25(2), 139-145.

Benesty, J., Chen, J., & Huang, Y. (2008). On the importance of the Pearson correlation coefficient in noise reduction. IEEE Transactions on Audio, Speech, and Language Processing, 16(4), 757-765.

Dahuri, R, Rais, J., Ginting, S. P., & Sitepu, M. J. (2008). Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. P.T.Pradnya Paramita, Jakarta.

Effendie, Moch, I. H. (1997). Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.

Guntur. (2011). Ekologi Karang Pada Terumbu Buatan. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Harriot, V. J., Fisk, D. A. (1988). Coral transplation as reef management option. Proceedings of the 6th International Coral Reef Syimposium, 2,375-379p.

Han, Q., Liu, D. (2014). Temporal and spatial variations in the distribution of macroalgal communities along the Yantai, China. Chinese Journal of Oceano and Limnology. 32(3), 595 - 607.

Hurrey, L.P., Pitcher, C.R., Lovelock, C.E., Schmidt, S. (2013). Macroalgal species richness and assemblage composition of the Great Barrier Reef seabed. Marine Ecology Progress Series.

Januardi, R., Hartoko, A., & Purnomo, P. W. (2016). Analisis Habitat dan Perubahan Luasan Terumbu Karang di Pulau Menjangan Besar, Kepulauan Karimunjawa menggunakan citra satelit. Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES), 5(4), 302- 310.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup (2004). Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutahanan. No 51.

Lalang, Sadarun, B., La Ode Muh Yasir Haya. 2013. Kelimpahan Drupella dan Kondisi Terumbu Karang di Perairan Pulau Mandike Selat Tiworo Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Jurnal Mina Laut Indonesia, 1(1),12-22.

Mompala, K., Rondonuwu, A. B., & Rembet, U. N. J. (2017). The growth rate of Acropora sp. transplanted on artificial reefs in Kareko Waters of North Lembeh Sub-District of Bitung City. Jurnal Ilmiah PLATAX, 5(2), 234-242.

Nyabakken, J. W. (1992). Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. Penerbit: Gramedia. Jakarta.

Rachmawati, R. (2001). Terumbu Buatan (Artifical Reef). Pusat Riset Teknologi Kelautan Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, 50 hlm.

Ricker, W. E. (1975). Computation and Interpretation of Biologycal Statistic of Fish Populations. John Willey and Sons. 444p.

Rizqia, A., Sunarto, S., Agung, M. U. K., & Riyantini, I. (2022). Kondisi Tutupan Terumbu Karang Dan Tingkat Prevalensi Penyakit Serta Gangguan Kesehatan Pada Berbagai Lifeforms Karang Di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Jurnal Kelautan Nasional, 17(1), 47-58.

Sadarun. (1999). Transplantasi Karang Batu di Kepulauan Seribu Teluk Jakarta. (Skripsi). Institut Pertanian Bogor.

Schoepf, V., Herler, J., Zuschin, M. (2010). Microhabitat Use and Prey Selection of the Coral-Feeding Snail Drupella Cornus in the Northern Red Sea. Hydrobiologia 641:45-57.

Selvanathan, M., Jayabalan, N., Saini, G. K., Supramaniam, M., & Hussin, N. (2020). Employee Productivity in Malaysian Private Higher Educational Institutions. PalArch's Journal of Archaeology of Egypt/Egyptology, 17(3), 66-79.

Somma, A., Zahida, F., & Yuda, P. (2018). Kelimpahan dan Pola Penyebaran Bulu Babi (Echinoidea) di Terumbu Karang Pantai Pasir Putih, Situbondo, Indonesia. Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, 3(2), 111-115.

Susanto, A., Nugroho, R.A., & Prayitno, S. B. (2016). Acropora Coral Growth on Spider Coral Media in Aquaculture Tank. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 31(1).

Thamrin. (2006). Karang Biologi Reproduksi & Ekologi. Mina mandiri press. Riau (ID).

Triana, L., & Martono, N. (2021). The Relationship between Social Status and Students Consumptive Behaviour. The Journal of Society and Media, 5(1), 58-77.

Turney, S. (2022). Pearson Correlation Coefficient (r) | Guide & Examples. Scribbr.

Yuliara, I. M. (2016). Regresi linier sederhana. Regresi Linier Sederhana, 13.




DOI: https://doi.org/10.21107/juvenil.v4i2.19675

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 
 INDEXED BY:

           

       
ISSN: 2723-7583