Pengaruh Penambahan Natrium Hidroksida (NaOH) Terhadap Kandungan Magnesium Pada Bittern Dalam Ekstraksi Magnesium Hidroksida Mg(OH)₂
Abstract
ABSTRAK
Produksi garam pada pulau Madura sangat tinggi yang dilakukan secara terus menerus pada musim kemarau menggunakan metode tradisional dengan media tanah maupun geomembrant (Zainuri et.al 2016) sehingga menghasilkan limbah bittern yang melimpah. Bittern memiliki kandungan mineral salah satunya magnesium (Mg) yang dapat dijadikan inovasi baru yakni senyawa magnesium hidroksida Mg(OH)₂ dengan cara ekstraksi. Penambahan natrium hidroksida NaOH dalam kstraksi magnesium hidroksida pada penelitian ini dilakukan dengan berdasarkan perbandingan antara mol magnesium dan mol natrium hidroksida yakni 1:0,90; 1:0,95; 1:1; 1:1,05; 1: 1,1 dengan tujuan mengetahui perlakuan yang paling optimal. Berdasarkan hasil uji ANOVA dengan siginifikasi sebesar 0,605 yang artinya tidak ada pengaruh secara nyata pada penambahan natrium hidroksida pada bittern. Jika dilihat dari data perlakuan dengan perbandingan mol 1 : 1 yakni sebesar 76802,70833 mg/Kg merupakan perlakuan yang paling optimal dari semua perlakuan dan perlakuan perbandingan mol 1 : 0,90 yakni sebesar 75858,245 mg/Kg merupakan perlakuan yang paling rendah.
Kata Kunci: Bittern, Magnesium, Natrium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida.
ABSTRACT
Salt production on the island of Madura is very high which is carried out continuously during the dry season using traditional methods with soil and geomembrane media resulting in abundant bittern waste. Bittern contains minerals, one of which is magnesium (Mg) which can be used as a new innovation, namely magnesium hydroxide Mg(OH)₂ by extraction. The addition of sodium hydroxide NaOH in the extraction of magnesium hydroxide in this study was carried out based on the ratio between moles of magnesium and moles of sodium hydroxide, namely 1: 0.90; 1:0.95; 1:1; 1:1.05; 1: 1.1 with the aim of knowing the most optimal treatment. Based on the results of the ANOVA test with a significance of 0.605, which means that there is no significant effect on the addition of sodium hydroxide to bittern. When viewed from the treatment data with a mole ratio of 1: 1, which is 76802.70833 mg/Kg, it is the most optimal treatment of all treatments and a mole ratio of 1: 0.90, which is 75858.245 mg/Kg, is the lowest treatment.
Keyword: Bittern, Magnesium, Natrium Hydroxide dan Magnesium Hydroxide.
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Alsa, Asmadi. (2004) Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Assadad, L., & Utomo, B. S. B. (2011). Pemanfaatan garam dalam industri pengolahan produk perikanan. Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, 6(2), 26-37.
Arwiyah, A., Zainuri, M., & Efendy, M. (2015). Studi kandungan NaCl di dalam air baku dan garam yang dihasilkan serta produktivitas lahan garam menggunakan media meja garam yang berbeda. Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology, 8(1), 1-9.
BSN. (2010). Standar Nasional Indonesia. SNI 3556:2010. Garam Konsumsi Beryodium. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
BSN. (2016). Standar Nasional Indonesia. SNI 8207:2016. Garam Industri Aneka Pangan. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Faizah, N., Indriyani, L., Juwari, J., & Handogo, R. (2018). Pra Desain Pabrik Pupuk MgSO4. 7H2O dari Bittern. Jurnal Teknik ITS, 7(1), F141-F144.
Fauzin, F. (2019). Analisis Pengaturan Perlindungan Petambak Garam di Kabupaten Sampang dalam Kebijakan Tata Kelola Garam. Jurnal Pamator: Jurnal Ilmiah Universitas Trunojoyo, 12(2), 113-121.
Hidayah, F. (2014). Pengaruh voltase terhadap rendemen magnesium hidroksida dari bitterns melalui sistem elektrolisis. Jurnal Sains Dasar, 3(2), 156-161.
Hoiriyah, Y. U. (2019). Peningkatan kualitas produksi garam menggunakan teknologi geomembran. Jurnal Studi Manajemen dan Bisnis, 6(2), 71-76.
Hsu, J. P., & Nacu, A. (2005). Preparation of submicron-sized Mg (OH) 2 particles through precipitation. Colloids and Surfaces A: Physicochemical and Engineering Aspects, 262(1-3), 220-231.
Latipun. (2002). Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press.
Nurulfadilah, A. (2015). Potensi Pemanfaatan dan Pengolahan Brine Water dari Proses Desalinasi Air Laut. Bandung. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung.
Rahmanto, W. H., Asy’ari, M., Rame, R., & Marihati, M. (2006). Sel Elektrolisis 3–Kompartemen untuk Ekstraksi Magnesium dan Sulfat dari Sistem Larutan MgSO4–KCl–H2O. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi, 9(1), 14-21.
Raesta, R. A., Hartatik, N. I., Layudha, S. I., Nurohman, M. I., dan Kurniasari, L. (2017). Pemanfaatan Bittern (Air Tua) Garam Untuk Pembuatan Peel Of Mask Dengan Ekstrak Daun Pepaya Sebagai Anti Jerawat. Prosiding SNST: 37-42. Semarang. Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang.
Pratiwi, W. S. W., Nuzula, N. I., Suci, D. S., Kartika, A. G. D., & Effendy, M. (2021). Produksi MgCl2 dari Bittern melalui Optimalisasi Pemisahan Ion Sulfat
Menggunakan Reagen Kalsium Klorida Dihidrat. Journal of Marine Research, 10(2), 243-251.
Sagala, S. L., Rikha B., Dian S. P., Ifan R. S. (2014). Pengolahan Limbah Garam untuk Menghasilkan Magnesium Hidroksida sebagai Bahan Baku Industri. 38 Prosiding Seminar Hasil Penelitian Terbaik Tahun 2014. Desember 2014. Jakarta Utara. 94-107
Sembiring, N. (2011). Pemanfaatan dan Usaha Sari Air Laut Berbasis Masyarakat. Disampaikan pada Seminar Melalui Teknologi Tepat Guna Kita Tingkatkan Produksi dan Kualitas Pergaraman Rakyat. Jakarta. Februari.
Sidik, R. F. (2013). Variasi produk pupuk majemuk dari limbah garam (Bittern) dengan Pengatur Basa Berbeda. Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology, 6(2), 99-104.
Suprihatin. (2010). Pemanfaatan Air Laut Pada Pembuatan Mg(OH)2 Dengan Penambahan Ca(OH)2 Dari Dolomit. Jurnal Penelitian Ilmu Teknik, 10(1), 19-23.
Tansil, Y., Belina, Y., & Widjaja, T. (2016). Produksi garam farmasi dari garam rakyat. Jurnal Teknik ITS, 5(2), F80-F84.
Zainuri, M., Anam, K., & Susanti, A. P. (2016, July). Hubungan kandungan natrium chlorida (NaCl) dan magnesium (Mg) dari garam rakyat di Pulau Madura. In Prosiding Seminar Nasional Kelautan (pp. 167-172).
DOI: https://doi.org/10.21107/juvenil.v3i4.17974
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Juvenil byJurusan Kelautan dan Perikananis licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Published by: Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura