Kelimpahan Bulu Babi (Echinoidea) di Perairan Gili Raja Kabupaten Sumenep
Abstract
ABSTRAK
Bulu babi adalah kelompok hewan tidak bertulang belakang Avertebrata yang termasuk dalam filum Echinodermata. Hewan ini banyak ditemukan pada perairan dangkal dan biasanya terdapat pada padang lamun dan daerah terumbu karang. Di seluruh dunia, terdapat kurang lebih 800 jenis bulu babi dari kelas Echinodea yang terbagi dalam dua subkelas yaitu Perischoechinoidea dan Echinoidea. Oi Indonesia sendiri, terdapat kurang lebih 84 jenis bulu babi yang berasal dari 31 suku dan 48 marga. Perairan pulau Gill Raja Panjang memiliki beberapa biota echinodermata salah satunya bulu babi. Bulu babi tersebar di ekosistem padang lamun dan terumbu karang. Keberadaan bulu babi berpengaruh pada terumbu karang, karena dapat mejadi kontrol bagi perkembangan mikroalga dan meningkatnya bulu babi akan berdampak negatif bagi ekosistem lamun. Bulu babi yang di dapatkan yaitu Diedema setosum, Sa/macis belli, Mespi/ia g/obu/us, Echinometra mathaei. Kelimpahan bulu babi di Pulau Gill Raja berkisar antara 3-4.33 ind/m2, dengan kelimpahan tertinggi terdapat di Stasiun II 4.33 ind/m2 dan terendah di stasiun I yaitu sebesar 3 ind/m2. Keanekaragaman bulu babi di Pulau Gili Raja tergolong dalam keanekaragaman rendah dengan nilai sebesar 0,415, keseragaman tergolong keseragaman rendah sampai tinggi mempunyai nilai sebesar 0,743 sempai 0,498, dan dominansi tergolong dalam dominansi sedang dengan nitai sebesar 0,712.
Kata Kunci : Bulu Babi, line transect, dan Statified random sampling.
ABSTRACT
Sea urchins are a group of invertebrate animals belonging to the phylum Echinoderms. These animals are mostly found in shallow waters and are usually found in seagrass beds and coral reef areas. Worldwide, there are approximately 800 species of sea urchins from the Echinodea class which is divided into two subclasses, Perischoechinoidea and Echinoidea. Oi Indonesia itself, there are approximately 84 types of sea urchins originating from 31 tribes and 48 genera. The waters of the Gill Raja Panjang island have several echinoderms, one of which is sea urchins. Sea urchins are scattered in seagrass and coral reef ecosystems. The presence of sea urchins has an effect on coral reefs, because it can be a control for microalgae development and the increase in sea urchins will have a negative impact on seagrass ecosystems. The sea urchins that were obtained were Diedema setosum, Sa/macis belli, Mespi/ia g/obu/us, Echinometra mathaei. The abundance of sea urchins on Gill Raja Island ranged from 3-4.33 ind/m2, with the highest abundance at Station II 4.33 ind/m2 and the lowest at station I at 3 ind/m2. The diversity of sea urchins on Gili Raja Island is classified as low diversity with a value of 0.415, uniformity belonging to low to high uniformity has a value of 0.743 to 0.498, and dominance is classified as moderate dominance with a value of 0.712.
Keywords : Sea urchins, line transect, dan Statified random sampling
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Alwi Djainudin., Sandra Hi Muhammad., dan Irwanto Tae. (2020). Karakteristik Morfologi dan Indeks Ekologi Bulu Babi (Echinoidea) di Perairan Desa Wawama Kabupaten Pulau Morotai. Evironmental Science.
Arhas, F. R., Mahdi, N., dan Kamal, S. (2018). Struktur Komunitas Dan Karakteristik Bulu Babi (Echinoidea) Di Zona Subtitoral Perairan Iboh Kecamatan Sukakarya Kota Sabang. Prosiding Biotik, 2 (1).
Aziz, A. (1999). Tingkah laku bulu babi di padang lamun. Jurnal Oseana, XIX
(4), 35-43.
Bjork, M., Short, F., McLeod, E., & Beer, S. (2008). Managing seagrass for resilience to climate change. Gland, Switzerland: IUCN.
Budiman, C. C., Katili, D. Y., Langoy, M. L. D., & Maabat, P. V. (2014).
Keanekaragaman Echinodermata di pantai Basaan Satu Kecamatan
Ratatotok Sulawesi Utara. Jurnal Mipa Unsrat, 3(2), 97-101.
Dy, D. T., Uy, F. A., Coralles, C. M. (2002). Feeding, respiation, and excretion by the tropical sea urchin Tripneustes gratilla (Echinodermata: Echinoidea) from the Philippines. Journal Marine Biology, 82, 299-302.
Fachrul M.F., 2007.Metode Samplong Bioekologi, Jakarta: PT Bumi Aksara.Indra B.V., “Sekilas Mengenai Landak Laut”. Jurnal Oseana, Vol. XXXII, No. 3, Tahun 2007.
Gemilang, W.A., dan Kusumah, G. (2017). Status indeks pencemaran perairan kawasan mangrove berdasarkan penilaian fisik a-kimia di pesisir Kecamatan Brebes Jawa Tengah. EnviroScienteae, 13(2), 171-180.
Joshi, H., & Ghose, M. (2003). Forest Structure And Species Distribution Along Soil Salinity And Ph Gradient In Mangrove Swamps Of The Sundarbans. Tropical Ecology, 44(2), 195–204
Juliawan., Irma, D., & Nurfadillah. (2017). Kelimpahan dan pola sebaran bulu babi di perairan pulau klah kota sabang. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsiyah, 2, 541-546.
Kusumaningtyas, M.A., Bramawanto, R., Daulat, A., dan Pranowo, W. S. (2014).
Kualitas Perairan Natuna pada Musim Transisi. Jurnal Depik. 3(1): 1-20. Laning, T. H., Yusup, D. S. dan Wiryanto, J. (2014). Sebaran Bulu Babi
(Echinoidea) Di Kawasan Padang Lamun Pantai Merta Segana, Sanur-Bali.
Jurnal Biologi Udayana. 18(2).
Lee T, Shin S.(2014). Echinoderm fauna of Chuuk, the federated States of
Micronesia. ASED 30(2): 108-118.
Nonji, A. 2005. Laut Nusantara. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Suryanti dan Ruswahyuni. 2014. Perbedaan Kelimpahan Bulu Babi (Echinoidea) pada Ekosistem Karang dan Lamun di Pancuran Belakang, Karimunjawa Jepara.
Thamrin, Y. J., Setiawan., & Siregar, S. H. (2011). Analisis Bulu Babi (Diadema setosum) Pada Kondisi Terumbu Karang Berbeda di Desa Mapur Kepulauan Riau. Jurnal lmu lingkungan, 1, 45-49.
Toha, A. H. A. (2007). Keragaman Genetik Bulu Babi (Echinodea). Jurnal Biota.
(2)
Yusron, E. (2006). Biodiversitas ekhinodermata di perairan Pantai Takofi, Pulau
Moti – Maluku Utara. Makara Sains, 10(1), 41–46
DOI: https://doi.org/10.21107/juvenil.v3i2.16549
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Juvenil byJurusan Kelautan dan Perikananis licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Published by: Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura