ANALISA KADAR PROKSIMAT PADA Thalassia Hemprichi DAN Galaxaura Rugosa DI KABUPATEN BANGKALAN

Hilmy Naufal Hidayat, I Insafitri

Abstract


ABSTRAK

Kabupaten Bangkalan merupakan suatu daerah yang terletak di provinsi Jawa Timur, yang tepatnya berada pada pulau Madura. Daerah Bangkalan memiliki berbagai macam aneka tumbuhan laut di antaranya rumput laut, lamun, dan juga tanaman yg hidup di daratan pesisir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan proksimat Thalassia hemprichii dan Galaxaura rugosa meliputi air, abu, lemak, protein, serat dan karbohidrat pada lokasi yang sama. Pengambilan sampel dilakukan pada lokasi yang sama dan satu stasiun dengan tiga kali pengulangan, dilakukan pengukuran data parameter kualitas perairan yang meliputi kecerahan, suhu, salinitas, potentional hydrogen (pH), arus dan oxygen terlarut (DO). Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan kandungan proksimat kadar air, abu, lemak, protein, serat dan karbohidrat. Hasil rata-rata proksimat kadar air Thalassia hemprichii yaitu 16,67% ; kadar abu 69,33% ; kadar lemak 1,25% ; kadar protein 3,21% ; kadar serat 4,96% ; kadar karbohidrat 9,54% . Sedangkan untuk Galaxaura rugosa memperoleh rata-rata proksimat kadar air 16,00% ; kadar abu 43,11% ; kadar lemak 1,24% ; kadar protein 2,33% ; kadar serat 2,18% ; kadar karbohidrat 37,31%..

Kata Kunci: Kabupaten Bangkalan, Analisa Proksimat, Lamun, dan Makroalga.

ABSTRACT

Bangkalan Regency is an area located in the province of East Java, which is precisely on the island of Madura. Bangkalan Regency has a wide variety of marine plants including seaweed, seagrass, and also plants that live on the coastal land. This study aims to determine the proximate differences between Thalassia hemprichii and Galaxaura rugosa including water, ash, fat, protein, fiber and carbohydrates at the same location. Sampling was carried out at the same location and at one station with three repetitions, the water quality parameter data measured included brightness, temperature, salinity, potential hydrogen (pH), current and dissolved oxygen (DO). The results showed that there were differences in the results of the analysis of the concentration of proximate content in water, ash, fat, protein, fiber and carbohydrate content. The results obtained proximate average water content of 16.67%; ash content 69.33% ; fat content 1.25% ; protein content 3.21%; fiber content 4.96%; carbohydrate content of 9.54% for Thalassia hemprichii samples. Meanwhile, Galaxaura rugosa obtained an average proximate water content of 16.00%; ash content 43.11% ; fat content 1.24% ; protein content 2,33%; fiber content 2.18%; carbohydrate content of 37.31%.

Keywords: Bangkalan Regency, Proximate Analysis, Seagrass, and Macroalgae



References


Angka, S. L., Suhartono, T.S. (2000). Bioteknologi Hasil Laut. Bogor: Pusat KajianSumber DayaPesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Hlm 49-56.

AOAC. (1970). Official Method and Analysis of The Association oh The Official Analytical Chemists. 11th. Edition. Washington D.C.

AOAC. (1995). Official Methods of Analysis of Association of Official Analytical Chemist. AOAC International. Virginia USA.

AOAC. (2005). Official Methods of Analysis of the Association of Official Analytical Chemists. Published by the Association of Official Analytical Chemist. Marlyand

Arfah, H., Simon, I.P. (2016). Kualitas Air dan Komunitas Makroalga di Perairan Pantai Jikumerasa, Pulau Buru. Jurnal Ilmiah dan Platax, 4(2), 109-119.

Chrismadha, T., Panggabean, L., Mardiati, Y. (2006). Pengaruh Konsentrasi Nitrogen Dan Fosfor Terhadap Pertumbuhan, Kandungan Protein, Karbohidrat Dan Fikosianin. Berita Biologi, 8(3) –Desember 2006.

Costa, J.F., Merdekawati, W., Otu, F.R. (2018). Analisis Proksimat, Aktivitas Anti Oksidan, dan Komposisi Pigmen Ulva lactura L. Dari Pantai Kukup. Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, 17(1), 1-17

Effendi, Hefni. (2003). Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Penerbit: Kanisius. Yogyakarta

Hutagalung, H. P. (1988). Pengaruh Suhu Terhadap Kehidupan Organisme Laut. Pewarta Oseana. LON-LIPI: Jakarta.

Istini, S., Zatnika, A., Suhaimi, Anggadiredja, J. (1986). Manfaat dan Pengolahan Rumput Laut. Jakarta: Jurnal PenelitianBPPT. No XIV: 01-04.

Kamaruddin, Z.S., Rondonuwu, I. S.B., Maabuat, P.V. (2016). Keragaman Lamun (Seagrass) di Pesisir Desa Lihunu Pulau Bangka Kecamatan Likupang Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Jurnal MIPA UNSRAT, 5(1), 20-24

Kaya, A. O. W. (2017). Komponen Zat Gizi Lamun Enhalus acoroides Asal Kabupaten Sopiori Provinsi Papua. Majalah Biam, 13(2), 16-20

KEPMEN LH No. 51. (2004). Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut. MENLH. Jakarta

KEPMEN LH No. 200. (2004). Keputusan Menteri LingkunganHidupNomor 200 Tahun 2004 TentangKriteria Baku Kerusakan dan PedomanPenentuan Status Padang Lamun. MENLH. Jakarta

Kusumaningtyas, M. A., Bramawanto, R., Daulat, A., & Pranowo, W. S. (2014). Kualitas perairan Natuna pada musim transisi. DEPIK, 3(1).

Nontji, A. (2005). Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta

Nybakken, J.W. (1997). Marine Biology: An Ecological Approach. 4th edition. Addison – Wesley Educational Publishers Inc. New York.

Ode, I. (2014). Kandungan Alginat Rumput Laut Sargassum crassifolium dari Perairan Pantai Desa Hutumuri, Kecamatan Letimur Selatan, Kota Ambon. Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan, 6(3), 47-54.

Panden, T., Pelealu, J.J., Singkoh, M.F.O. (2019). Uji Bioaktivitas Ekstrak Etanol Alga Merah Galaxaura oblongata (Ellis dan Solonder) Lamouroux. Terhadap Beberapa Jenis Bakteri Patogen. Jurnal Bioslogos, 9(2), 68-74

Ratana-arporn P, Chirapart A. (2006). Nutritional evaluation of tropical green

seaweeds Caulerpa lentilifera and Ulva reticulate. Kasetsart Journal, 40, 75-83

Romimohtarto, K. (2002). Kualitas Air Dalam Budidaya Laut. LIPI-Lembaga Oceanografi Nasional. Dikunjungi tanggal 13 Juli 2009. http;//www. Google.com./BL/85/P.

Safia, W., Budiyanti. Musrif. (2020). Kandungan Nutrisi dan Senyawa Bioaktif Rumput Laut (Euchema cottoni) yang di Budidayakan Dengan Teknik Rakit Gantung Pada Kedalaman Berbeda. JPHPI, 23(2), 261-271

Schaduw, J.N.W., Mudeng, J.D. (2013). Kesesuaian Lahan Budidaya Rumput Laut di Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. Aquatic Science and Management. Jurnal Ilmu dan Manajemen Perairan, 1(1), 72-81.

Setyobudiandi, I., Soekendarsi, E., Juariah, U., Bahtiar, Hari, H. (2009). Seri Biota Laut Rumput Laut Indonesia Jenis dan Upaya Pemanfaatan. Kendari: Unhalu Press

Siregar, Syofian. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif: dilengkapi dengan perbandingan perhitungan manual dan SPSS. Penerbit Kencana: Jakarta

SNI 01-2891. 1992. Cara uji makanan dan minuman. Badan StandarisasiNasional.

Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhardi. (2010). Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan. Yogyakarta: LIBERTY YOGYAKARTA.

Susanto, P., Mulyono, L., Endang, S. (1978). Penelitian Agar –agar pada Bermacam- macamJenis Sango-sango (Rumput Laut) di Sepanjang Pantai Makasar. Balai Penelitian Kimia. Ujung Pandang.

Tangke, U. (2010). Ekosistem Padang Lamun (Manfaat, Fungsi dan Rehabilitas). Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan, 3(1), 9-29

Wahyudi, M. (2006). Proses Pembuatan dan Analisis Mutu Yogurt. Buletin Teknik Pertanian, 11(1), 12-16.

Winarno, F.G. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangandan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Wibowo, L., Fitriyani, E. (2012). Pengolahan Rumput Laut (Eucheuma cottoni) Menjadi Serbuk Minuman Instan. Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan. Politeknik Negeri Pontianak, (8), 101-109




DOI: https://doi.org/10.21107/juvenil.v2i4.12565

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 
 INDEXED BY:

           

       
ISSN: 2723-7583