Modal Sosial Petani Rehabilitasi dalam Pemulihan Ekosistem Taman Nasional Meru Betiri

Isa Mariyani, Luh Putu Suciati

Abstract


Lahan kritis di wilayah Taman Nasional Meru Betiri yang dikategorikan terluas di Jawa Timur memerlukan dukungan para pihak untuk berpartisipasi. Keberhasilan kegiatan pemulihan ekosistem tersebut memerlukan dukungan utama dari petani rehabilitasi di sekitar kawasan penyangga taman nasional. Tujuan penelitian adalah menganalisis keberadaan modal sosial petani rehabilitasi dalam kerjasama pemulihan ekosistem pada kawasan konservasi di Resort Wonoasri Taman Nasional Meru Betiri. Metode penelitian menggunakan deskriptif analitik dengan skala guttman dan instrumen SCAT (Social Capital Assessment Tools). Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal sosial petani rehabilitasi dalam kerjasama pemulihan ekosistem adalah kuat dengan unsur kepercayaan (skor 95.31 persen), unsur norma (skor 64.06 persen) dan unsur jaringan sosial (skor 58.85 persen). Potensi modal sosial yang kuat dapat mendorong partisipasi aktif anggota kelompok LMDHK Wonomulyo yang saat ini cenderung pasif. Komunikasi yang baik dengan bahasa yang difahami oleh masyarakat desa hutan terus dilakukan secara intensif dan berkesinambungan yang ditunjang dengan transparansi informasi untuk meminimalkan konflik pengelolaan lahan dan meningkatkan pemulihan ekosistem di Taman Nasional Meru Betiri.


Keywords


Pemulihan Ekosistem, Modal Sosial, SCAT

Full Text:

PDF

References


Anen, N. (2016). Peran Modal Sosial Masyarakat Dalam Pengelolaan. Nusa Sylva, 16(2), 72–81.

Dinas Kehutanan. (2018). Kehutanan Dalam Angka Provinsi Jawa Timur Tahun 2013-2017. Sidoarjo: Dinas Kehutanan Jawa Timur.

Direktorat Jenderal KSDAE. (2019). Statistik Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Tahun 2018. Jakarta: Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Fadilah, A. Z. (2016). Hubungan Modal Sosial Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) (Kasus LMDH Rimba Mulya, Desa Kalimendong, Keamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo). Institut Pertanian Bogor.

Iskani. (2015). Pengukuran Skala Guttman Secara Tradisional ( Cross Sectional ). Retrieved from ejournal.poltektegal.ac.id website: https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://ejournal.poltektegal.ac.id/index.php/informatika/article/downloadSuppFile/832/345&ved=2ahUKEwiUspDhuJfuAhW8lEsFHbPdCkIQFjAAegQIARAB&usg=AOvVaw2Lxv4JJcDGRUGycskcA-Xa&cshid=1610491632116

Oktadiyani, P., Muntasib, E. K. S. H., & Sunkar, A. (2013). Modal Sosial Masyarakat di Kawasan Penyangga Taman Nasional Kutai (Tnk) dalam Pengembangan Ekowisata. Media Konservasi, 18(1), 1–9.

Sahruddin, S., Tjoneng, A., & Numba, S. (2019). Kajian Kawasan Terdegradasi Dan Pola Pemulihan Ekosistem di Kawasan Suaka Marga Satwa Ko’Mara Kabupaten Takalar. AGROTEK: Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian, 2(2), 1–14. https://doi.org/10.33096/agrotek.v2i2.57

Susmianto, A., Wawandono, N. B., Triswanto, A., Pujiati, Munawir, A., Gunawan, Gumilang, R. S. (2017). Kisah Keberhasilan Pemulihan Ekosistem di Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam Secara Partisipasif. In Journal of Chemical Information and Modeling (Vol. 53). Jakarta: Forda Press. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Triana, D., & Oktavianto, W. O. (2013). Relevansi Kualifikasi Kontraktor Bidang Teknik Sipil Terhadap Kualitas Pekerjaan Proyek Konstruksi Di Provinsi Banten. Jurnal Fondasi, 1(1), 182–190.

Usman, S. (2018). Modal Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.




DOI: https://doi.org/10.21107/agriekonomika.v10i1.9890

Refbacks

  • There are currently no refbacks.






 
Creative Commons License