SEKTOR PERTANIAN MERUPAKAN SEKTOR UNGGULAN TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI PROVINSI MALUKU

Esther Kembauw, Aphrodite Milana Sahusilawane, Lexy Janzen Sinay

Abstract


Pengembangan sektor pertanian merupakan salah satu strategi kunci dalam memacu pertumbuhan ekonomi pada masa yang akan datang. Agroindustri sebagai subsistem agribisnis mempunyai potensi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi, karena memiliki peluang pasar dan nilai tambah yang besar. Pembangunan agroindustri dapat menjadi pintu masuk proses transformasi struktur ekonomi dari pertanian ke industri. Penelitian ini menggunakan pendekatan I-O. Tujuan penelitian ini menetapkan subsektor unggulan yang potensial untuk dikembangkan Provinsi Maluku, menganalisa sektor-sektor yang bisa memberikan efek multiplier yang besar, dan mengukur tingkat kontribusi sektor pertanian dan sektor-sektor unggulan dalam pembangunan daerah dan yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mengembangkan daerahnya. Penentuan arah dan strategi kebijakan pembangunan wilayah yang berbasis pada kapasitas atau potensi lokal (local spesific) wilayah harus mampu mengidentifikasi dan mengembangkan sektor-sektor unggulan selain memiliki nilai tambah dan mampu memberikan efek pengganda (multiplier effect) yang memiliki keterkaitan ke depan maupun ke belakang (linkages) terhadap sektornya sendiri dan sektor-sektor lainnya. Percepatan dan pengembangan sektor-sektor unggulan menjadi dasar untuk meningkatkan PDRB.

 

ABSTRACT

The development of agricultural sector is one of the key strategies to spur economic growth in the future. Agro-industry as a subsystem of agribusiness has potential as a driver of economic growth, because it has a market opportunity and a great added value. Agro-industry development can be the entrance to the structural transformation of the economy from agriculture to industry. This study uses the I-O approach. The objective of this study set seed sub-sector with the potential to be developed Maluku province, analyze the sectors that can provide a large multiplier effect, and measure the level of contribution of the agricultural sector and leading sectors in regional development and that can be done by local governments to develop the region. Determining the direction and strategy of regional development policies based on the capacity or potential local (the specific local) area should be able to identify and develop leading sectors in addition has added value and is able to give a multiplier effect (multiplier effect) which is connected to the front and to the rear (linkages) against its own sector and other sectors. Acceleration and development of leading sectors form the basis for increasing the GDP.


Keywords


Input Output, sektor dan subsektor, efek multiplier (Input Output, sectors and subsectors, the multiplier effect)

Full Text:

PDF

References


Aswandi, Hairul & Kuncoro, Mudrajat., 2002. Evaluasi Penetapan Kawasan Andalan: Studi Empiris di Kalimantan Selatan 1993-1999, Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia 11 (1).

Bappeda Provinsi Maluku. 1999. Master Plan and Action Plan Kawasan Andalan. Kerjasama Lembaga Peneliti Unpatti, Ambon.

BPS Provinsi Maluku. 2015. Tabel Input Output Provinsi Maluku Tahun 2007.

Direktorat Pengembangan Kawasan Khusus dan Tertinggal, Bappenas., 2004, Kajian Strategis Pengembangan Kawasan Dalam Rangka Mendukung Akselerasi Peningkatan Daya saing Daerah: Studi Kasus Kelompok Industri Rotan-Cirebon, Logam-Tegal, Batik-Pekalongan, Bappenas, Jakarta.

Habibie, Arifien, Nono R dan Anwar Wardhani., 1995, Pengembangan Tenaga Kerja Off Farm Dalam Penyerapan Tenaga Kerja Pedesaan. Seminar Nasional Liberalisme Ekonomi, Pemerataan dan Pengentasan Kemiskinan, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Miller RE, PD Blair. 1985. Input Output Analysis: Foundation and Extensions. Printice Hall, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey.

Muchdie. 2002. Struktur Ruang Perekonomian Indonesia: Analisis Model Input Output Antar Daerah. Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Jakarta.

Nazara S. 1997. Analisis Input Output. LPFE-UI, Jakarta.

Perroux, F. 1988 The Pole of Development’s New Place in a General Theory of Economic Activity. In B. Higgins & D.J. Savoie (Eds), Regional Economic Development: Essay in Honour of Fransouis Perroux. Buston: Unwin Hyman.

Royat, Sujana, 1996. Pembangunan Ekonomi Regional dan Upaya Menunjang Pertumbuhan KAPET Dalam Kaitannya Dengan Kemitraan Antara Pemerintah, Swasta dan Masyarakat, Manajemen Usahawan Indonesia, No.12 Tahun XXV, 14-17.

Samuelson, Paul A. dan Nordhaus, William D, 1996. Economic, McGraw Hill, Inc., New York. Makroekonomi, terjemahan oleh Haris Munandar, dkk, Erlangga, Jakarta.

Tarigan, Robinson. 2006. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. PT Bumi Aksara. Jakarta

Tjokrowinoto, Moeljarto 1995. Pengembangan Kawasan dan Pengentasan Kemiskinan., Makalah Seminar Nasional Liberalisasi Ekonomi, Pemerataan dan Kemiskinan, Penyelenggara Cides dan Pusat Penelitian Pembangunan Pedesaan dan Kawasan (P3KP), Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Tiara Wacana, Yogyakarta.

Todaro, M.P. 2000. Economic Development, Seventh Edition, New York, Addition Wesley Longman, Inc.




DOI: https://doi.org/10.21107/agriekonomika.v4i2.975

Refbacks

  • There are currently no refbacks.






 
Creative Commons License