PENINGKATAN USAHA TERNAK DOMBA MELALUI DIVERSIFIKASI TANAMAN PANGAN: EKONOMI PENDAPATAN PETANI (IMPROVEMENT OF CATTLE SHEEP THROUGH CROPS DIVERSIFICATION: ECONOMIC INCOME FARMERS)

S. Rusdiana dan L. Praharani

Abstract


ABSTRAK

Peningkatan usaha ternak domba dan tanaman pangan dapat dilakukan pada semua agroekosistem wilayah lahan kering dataran tinggi maupun dataran rendah, baik di lahan sawah, lahan tegalan, lahan perkebunan, bahkan lahan di sekitar hutan. Diversifikasi usaha ternak dan tanaman pangan di Indonedia berpariasi,populasi ternak domba 2013 sekitar 12.7 juta ekor dan produksi ubi kayu 2013 sekitar 21 juta ton. Mengingat basarrnya peran petani terhadap pertumbuhan ekonomi, perlu dilakukan upaya peningkatan produktivitas,agar lebih produktif dan efisien. Tujuan tulisan untuk mengetahui peningkatan usaha pemeliharaan ternak domba melalui diversifikasi tanaman pangan dalam analisis ekonomi pendapatan, dengan melakukan diversifikasi usaha dapat mengurangi risiko dan tetap memberikan potensi tingkat keuntungan terhadap petani. Diversifikasi ternak dan tatanam, dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan skala  5 ekor domba jantan dapat dicapai pada nilai penjualan BEP Produksi sekitar 4,17 ekor dan BEP harga jual sekitar Rp.1.043.625/ekor, keuntungan bersih sekitar  Rp.1.121.875/ periode, dengan nilai B/C sekitar 1,19, usaha tanaman ubi kayu varietas mentega dan arsin dengan luas sekitar 2 ha, keuntungan ubi kayu varietas mentega sekitar Rp.8.414.085/ha/tahun, keuntungan ubi kayu varietas Arsin sekitar Rp.6.921.705/ha/tahun,nilai B/C ratio, sekitar 2,7 dan 2,6 tidak berbeda nyata hasil yang diperoleh petani. Usaha secara diversifikasi ternyata semakin penting untuk diusahakan oleh petani, karena sumber penghasilan yang dapat di degarakan sebagai roda ekonomi petani di pedesaan perhitungan biaya dan investasi, ternyata usaha ternk domba dan ubi kayu sebagai produk utama secara teknis sangat layak, ekonomis dan secara ekonomi finansial cukup baik, artinya usaha dengan melakukan diversifikasisangat  layak untuk dilanjutkan.


ABSTRACT

Increase of sheep and crops can be performed in all dryland agroecosystem plateau region and lowlands, both in the paddy field, dry land, plantations, even land around the forest. Diversification of cattle and crops in Indonesia varied, sheep population in 2013 is about 12.7 million head and cassava production in 2013 about 21 million tons. Considering the role of farmers to economic growth, it is necessary to increase productivity to be more productive and efficient. The purpose of writing was to determine the increase of cattle sheep through crop diversification in the economic analysis of income by business diversification can reduce risk and still provide the potential rate of profit to farmer. Diversification of livestock and tatanam can be concluded that cattle scale of 5 rams can be achieved on the sales value of about 4.17sheeps, and production BEP selling price around Rp.1.043.625/tail,  net gain of about Rp.1.121.875/period by value of B/C approximately 1.19, butter and arsin variety of cassava with an area of about 2 hectares has profit of cassava on varieties of butter around Rp.8.414.085/ha/year, profit of cassava varieties on Arsin around Rp.6.921.705/ha/year, the value of B/C ratio was 2.7 and 2.6 are not significantly different from the results obtained by the farmers.Diversification become more important for farmers due to income source as economic trigger at rura. Basec on cost and investment calculation, cattle sheep and cassava as main product is technically feasible, economically and financially was good, means that the business had conducted feasible diversification to be continued.  



Keywords


peningkatan domba, diversifikasi, analisis ekonomi (improvement of cattle sheep, diversification, economic analysis)

References


Amik.K. dan Firmansyah.M.A. 2006. Kajian teknologi usahatani jagung dilahan kering Kalimantan Selatan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Litbang Pertanian. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Vol. 8 No.1, Maret 2006.

Chamdi A.N. 2005. Karakteristik sosial ekonomi usaha pemeliharaan ternak kambing di daerah lahan kering Desa Sambongbangi Kecamatan Kredenan Kabupaten Grobogan. Prosiding Seminar Pengembangan Usaha Peternakan, Berdaya Saing di Lahan Kering Fakultas Peternakan UGM bekerjasama dengan Puslitbang Peternakan Bogor. hal. 258-266.

Darwanto.D.H dan Muharto 1998. Kaji ulang agribisnis dan agri industri ketela pohon selama Pembangunan Jangka Panjang-1 Proseding Seminar Nasional. Pengembangan Agroindustri Ketela Pohon Berbasis PFP UGM dan Kantor Meneg Urusan Pangan RI Yogyakarta, Sepetember 1998. hal.334-340

Damarjati, D.S. Widowati, S. and Suismono. 1996. Development system of cassava glour agro industri in indonesia . In System, Hermanto and A.Musadad (eds). Performances of Food Crops Research. Book 4. CRIFC, Bogor.P. 212-221.

Dudung. 2009. Karakteristik ukuran-ukuran tubuh hasil persilangan domba lokal dengan domba garut. Prosiding Seminar Nasional Peternakan Berkelanjutan.Unpad Pakultas Peternakan Jatinangor, 21-22 September 2009, hal. 238-246

FAO and IFAD. 2004. Proceedings of The Validation Forum on The Global Cassava Development Strategi (Vol. 6) Global Cassava Market Study Business o-portunities for the use of Cassava . FAO. Roma.

FAO Stat, 2006. Agricultural & Food trade. FAO. http:// faosta.fao.org (diakses 27 Juni 2014).

Gittinger,J.P. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Edisi Kedua. Universitas Indonesia. Jakarta.

Hitt M. A. Ireland, R. D. and Hoskisson, R. E. 2001. Manajemen Strategi Daya Saing dan Globalisas, Terjemahan, buku Edisi Pertama, Jakarta: Salemba empat

Iwan.S.A. 2004. Pengembangan sub terminal agribisnis (STA) dan pasar lelang komoditas pertanian dan permasalahannya. Jurnal Forum Penelitian Agro Ekonomi. FAE, Volume 22, No.2, Juli 2004. Pusat. Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bogor. hal. 102-112.

Ilham, N. 2006. Analisis sosial ekonomi dan strategi pencapaian swasembada daging 2010. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian. Vol.4 (2): 131-145

Kolter.P.1994. Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation, and Control. 8th edition. Englewood Cliffs, Jurnal NJ: Prentice Hall International.pp.112-119

Leo Batubara.P. 2004. Pola pengembangan usaha ternak kambing melalui pendekatan integrasi dengan sistem usaha perkebunan karet dan kelapa sawit. Pros. Loka Karya Nasional Kambing Potong Puslitbang Peternakan, Bogor hal. 129-135.

Martindah, E dan K. Diwyanto. 2007. Pemanfaatan hasil samping industri biodiesel dan industri etanol serta peluang pengembangan industri integratednya. Prosiding Seminar Nasional SBRC-LPPM IPB. Bogor, hal. 55-61

Porter P. A. 2009. Pengaruh Peningkatan Daya Saing Strategis, Insentif dan Sumberdaya serta Motif Manajerial dalam Melakukan Strategi Diversifikasi, Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Yogyakarta (tidak dipublikasikan)

Rumelt, R. P. 1994. Strategy Structure and Eonomic Performance (Cambrigde, MA. Harvard Universit).

Rudy.T., Abubakardan S. Utami. 2011. Diversifikasi Produk Olahan Ternak Ruminansia Kecil Melalui Teknologi Pascapanene Mendukung PSDS 2014. Prosiding Workshop Nasional Diversifikasi Pangan Ruminansia Kecil, Puslitbangnak bekerjasama dengan Puslitangbun Jakarta 15 Oktober 2011, hal, 37-49.

Rusdiana.S.dan Ratna Ayu S. 2009. Kontribusi tanaman ubi kayu dan ternak kambing terhadap pendapatan petani: Analisis Ekonomi Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Puslitbangnak, Bogor 13 -14 Agustus 2010. hal 507-514.

Rusdiana.S., dan D. Priyanto. 2009. Analisis ekonomi penggemukan ternak domba jantan berbasis tanaman ubi kayu di perdesaan. Prosiding Seminar Nasional. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertnian Bogor, hal. 176-194, 1 April 2009.

Rusdiana, S., Broto. W. dan Umi.A. 2011. Adiatanalisis finansiil usaha ternak domba jantan menjelang hari raya idul adha Peosidng Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner, Puslitbangnak, Badanlitbang Pertanian, Bogor, 11-12 Oktober 2011, hal, 662-667

Syahyuti. 2004. Pemerintah pasar dan komunitas faktor uatama dalam pengembangan agribisnis di pedesaan. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bogor. Jurnal Forum Penelitian Agro Ekonomi. FAE, Volume 27, No.1, Juli 2009.hal. 43-51.

Statistik Pertanaian Jakarta 2013, dalam angka sementara Kementrian Pertanian Jakarta

Sri Hartati.2012. Peluangdan potensi pasar kambingcybex.deptan.go.id deptan.go.id/ penyuluhan, dalam artikel, diakses tanggal, 2 Juni 2014

Syamsu.J.A., Lilya.A., Sosyan.,K.Mudikdjo dan E.Gumilar.S. 2003. Daya Dukung Limbah Pertanian Sebagai Sumber Pakan Ternak Ruminansia di Indonesia. Jurnal Wartazoa Volume 13 tahun 2003. Hal, 32-37.

Saenab.,A. dan Waryati. 2005. Strategi pengembangan tanaman pakan ternak di wilayah perkotaan. Prosiding Lokakarya Nasional Tanaman Pakan Ternak. Bogor 16 September 2005. Hal. 83-86

Sudjana. T.D. 2011. Peningkatan Konsumsi Daging Ruminanisa Kecil dalam Rangka Diversifikasi Pangan daging Mendukung PSDSK 2014. Prosing Workshop NasionalPuslitbangnak, bekerjasama dengan Puslitbangbun, Jakarta, 15 oktober 2011, hal 17-26

Sudjana. T.D. 2005. Prepalenesi usaha ternak tradisional dalam perspektif peningkatan produksi ternak nasional. Badan Litbang Pertanian.Jurnal Litbang Pertanian Vol. 24 (1). hal. 10-18

Yusdja.Y.2004. Prospek Usaha Peternakan Kambing Menuju Tahun 2020. Prosiding Lokakarya Nasional Kambing Potong, Puslitbangnak, Badan Litbang Penelitian, Bogor 6 Agustus 2004. Hal, 21-27

Winarso.B. 2010. Prospek dan Kendala Pengembangan Agribisnis Ternak Kambing dan Domba di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional. Pusat Analisis Soasial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Kementrian Pertanian, Juli 2010, hal. 246-264.




DOI: https://doi.org/10.21107/agriekonomika.v4i1.676

Refbacks

  • There are currently no refbacks.






 
Creative Commons License