DAYA HAMBAT EKSTRAK METANOL RUMPUT LAUT (Euchema spinosum) TERHADAP BAKTERI Aeromonas hydrophila
Abstract
Rumput laut secara tradisional telah lama dimanfaatkan sebagai bahan makanan, kosmetik dan obat-obatan, karena kaya akan mineral, elemen makro dan elemen mikro lainnya, disamping itu rumput laut juga berfungsi sebagai bahan antimikroba seperti penyakit bakteri Aeromonas hydrophila yang sering menginfeksi ikan pada budidaya air tawar sehingga banyak merugikan petani. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan penelitian tentang konsentrasi ekstrak metanol rumput laut yang efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi ekstrak metanol rumput laut Eucheuma spinosum yang tepat untuk menghambat pertumbuhan bakteri Aeromonas hydrophyla. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, Pertama menggunakan Uji MIC konsentrasi sebagai berikut : 25%; 12,5%; 6,25%; 3,125%; 1,56%; 0,78%; 0,39%; 0,195%; 0,098%; 0,049%; 0,025%; dan 0,0125%. Kedua menggunakan Uji Cakram konsentrasi 3%, 6%, 9%, 12%, dan 0% sebagai kontrol. Hasil uji MIC setelah dibandingkan dengan kontrol positif sangat rendah yaitu sebesar 0,049%, hasil ini menunjukkan bahwa konsentrasi tersebut menghambat pertumbuhan bakteri Aeromnas hydrophila. Pada hasil uji cakram kemampuan ekstrak rumput laut pada konsentrasi 3%, 6% dan 9% dalam menghambat bakteri Aeromons hydrophila bersifat bakteriostatik, sedangkan pada konsentrasi 12% bersifat bakteriosidal.
Kata Kunci : Eucheuma spinosum, Polifenol, Aeromonas hydrophila
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Aslan, L.. M. 2006. Budidaya Rumput Laut. Penerbit Kanisius : Yogyakarta
Bonang, G. dan E.S. Koeswardono.. 1982. Mikrobiologi Kedokteran untuk Laboratorium dan Klinik. Penerbit PT Gramedia. Jakarta. 199 hal.
Bullock, G.L. D. A. Conroyand and S.F. Sniezko. 1971. Bacterial Disease of Fish. TF.H. Publication . England.145 p.
Burtin, P. 2006. Nutritional Value of Seaweed. Electronic J. Environ. Agric. Food J. Chem. 5 (3): 6.
Choudhury, S. Sree, A. Mukherjee, S.C. Pattnaik, P. Bapuji. M. 2005. In Vitro Antibacterial Activity of Extracts of selected Marine Algae and mangroves Against Fish Pathogens. Journal Asian Fisheries Science. 18:185-294.
Dewi. R.M. 2006. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kasar Daun Salam (Syzygtum polyanthum) dengan Konsentrasi yang Berbeda Terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila Secara In Vitro. Skripsi. Program Studi Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang.
Ditjen, 2004. Buku Petunjuk Rumput Laut Ditjen P. Budidaya. Dinas Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan. Jakarta. 214 hal.
Edberg, S.C. 1983. Tes Kerentanan Antimikroba. dalam: Antibiotika dan Infeksi. Alih Bahasa: Chandra Sanusi. CV. EGC Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. 219 hal.
Floyd, Ruth Francis, 2002. Aeromonas Infection. University of Florida. http://edis.ifas.ufl.edu/FA042
Handajani, H dan S, Samsundari. 2005. Parasit dan Penyakit Ikan. UMM Pres. Malang. 257 hal.
Hayes, J., 2000. Aeromonas hydrophila. Oregon State University. http://hmsc.oregonstate.edu/classes/MB492/hydrophilahayes
Iswani, S. 2007. Proses Preparasi Ekstrak Kasar (Crude Extract) Etanol dari Makroalga untuk Uji Farmakologi. Buletin Teknologi Akuakultur Vol.6 No.1
Kabata, Z. 1985. Parasiter and Disease of Fish Cultured in the Tropic. Taylor. In Francis Inc. 242. Chery St. Phidelphia.318 p.
Kordi, M. G. H. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. 194 hal.
Lay, B. H. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta 168 hal.
Miyazaki, T dan Kaige, N. 1985. A Histopathological Study on Motile Aeromonad Disease in Crucian Carp. Fish Pathology. Edisi 21: halaman 181–185.
Munajat, A dan N.S. Budiana. 2003. Pestisida Nabati Untuk Penyakit Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta. 88 hal.
Pelczar, M. J dan Chan. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 2. Alih Bahasa R.S. Hadioetomo, T. Imas, S.S. Tjitrosomo dan S.L. Angka. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. 88 hal.
Prajitno, A. 2005. Diktat Kuliah Parasit dan Penyakit Ikan. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya. Malang. 104 hal.
Prajitno, A. 2006. Pengendalian Penyakit Vibrio harveyii dengan Ekstrak Rumput laut (Halimeda opuntia) pada Udang Windu (Penaeus monodon Fab) PL-13. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Brawijaya Malang.
Salle, A. J. 1961. Fundamental Principles of Bacteriology. Mc Graw-Hill Book Company, Inc. New York.812 hal.
Sastrosupadi, A. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian Edisi Revisi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 276 hal.
Suptijah, P. 2002. Kumpulan Makalah Rumput Laut dan Terumbu Karang. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Supriyadi, H. dan A. Rukyani. 1990. Immunopropilaksis dengan cara vaksinasi pada usaha budidaya ikan. Seminar Nasional Ke II, Penyakit Ikan dan Udang, Bogor. 16-18 Januari 1990.
Suryabrata, S. 1988. Metodologi Penelitian. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 126 hal.
DOI: https://doi.org/10.21107/jk.v2i2.854
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal Kelautan by Program Studi Ilmu Kelautan is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Published by: Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura